08🔞

876 46 3
                                    

                Dress selutut bewarna baby pink melekat ditubuh sintalnya. Dia membiarkan rambut panjangnya tergerai begitu saja. Kemudian membuka laci paling bawah yang ada di lemari pakaiannya.

Laci yang tidak pernah dirinya buka sebab menyimpan barang-barang dari pemberian mantan kekasihnya.

Dia diam sesaat di sana, termenung ketika mendapat tumpukan barang yang sepertinya harus dia buang setelah mendatangi pesta pernikahan mantan kekasihnya.

Lama di sana. Y/n tersentak sendiri ketika pintu kamarnya diketuk. Diikuti dengan teriakan nyaring dari luar kamarnya.

"Y/n! Apa kau masih lama?"

"Sebentar lagi, Renjun."

Y/n mengambil salah satu parfume yang tersisa sedikit dari laci tersebut. Menyemprotkan aroma citrus sampai cairan parfum tersebut tak lagi tersisa.

Ketika Y/n membuka pintu kamar. Renjun yang sudah menunggu sejak tadi mengernyit, "wangimu kenapa seperti parfume pria?"

"Belakangan ini aku suka wangi yang agak menyengat." Y/n mengedikan bahu. "Kita berangkat sekarang."

Renjun melirik wanita itu lewat ekor matanya.

Y/n bersikap seperti biasa, mengajak Renjun berbicara dan sesekali mengeluarkan lelocan yang membuat Renjun emosi.

Tapi untuk kali, Renjun merasa Y/n tengah berakting agar tetap terlihat biasa meskipun wanita itu akan mendatangi pesta pernikahan mantan kekasihnya yang mungkin tidak akan bisa Y/n lupakan seumur hidupnya.

Telihat jelas dari tangan Y/n yang bergerak gelisah mengetuk berkali-kali kotak kado yang dibawanya.

Bagaimana pun juga, walau masanya sudah lewat. Orang yang pernah bersama, tetap punya tempat tersendiri dihati, bukan?

"Kau baik-baik saja?" Itu yang pertama kali yang Renjun tanyakan ketika mereka turun dari mobil begitu sampai di gedung tempat acara akan dimulai.

Y/n tersenyum kecil. "Tenang saja. Aku sudah lama pisah dengannya. Tentu aku biasa saja."

Wanita itu berbohong. Renjun tahu. Apa yang Y/n bicarakan dalam hati berbeda dengan yang dia ucapkan.

'Aku sudah lama pisah dengannya. Tapi aku belum bisa melupakannya.'

Y/n tidak pernah membohongi dirinya untuk menepis segala hal yang datang hanya semata agar bisa melupakan sosok masa lalu yang kenyataannya selalu dia harapkan kedatangannya kembali.

Selama berpisah, dia pun masih berusaha menemukan cara menjawab pertanyaan yang tidak pernah dia utarakan mengenai,

Bagaimana caranya melupakan seseorang yang selalu bersamanya dalam seperempat hidupnya?

Life after breakup seperti orang bodoh sebab satu bagian terpenting dihidupnya hilang begitu saja, membuatnya harus menyusun ulang kebiasaan dengan meninggalkan satu sosok yang biasanya terus ada untuknya.

Ketika memoment relapse itu datang, dia mengalihkan pikiran dengan menyibukan diri pada pekerjaan. Sampai orang terdekatnya paham, tentang dirinya yang menukar rasa sakitnya dengan bekerja sampai lelah.

Bagian terbodohnya. Dia yang tersakiti dihubungan ini, namun dia pula yang terus menunggu, berpegangan pada harapannya sendiri jika...

"Saya berjanji setia kepadanya dalam untung dan malang, dan saya mau mencintai dan menghormatinya seumur hidup."

Grey Heart » Renjun X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang