xviii. messed

208 24 1
                                    

⠀⠀Dengan sigap, Jia segera bangkit dan menjaga jarak dari Sunghoon. Benar saja, Ryujin kembali dengan cepat karena ia ingin bertanya pada Sunghoon, 'tipe apa yang sedang Sunghoon gunakan'. Dan, begitu terkejutnya Ryujin setelah kini, ia melihat dengan mata-kepalanya sendiri saat Sunghoon sedang mencumbui teman dekatnya begitu serius.

Lalu─ mata Ryujin melirik Sunghoon dan Jia secara bergantian.

"Dilihat dari penilaianku, sepertinya yang menutupi─ kau.." Ungkap Ryujin seraya menatap Jia, "Haruskah aku membuat isu ini semakin panas? Dengan menyebarkan apa yang aku lihat sebelumnya?"

Jia segera melangkah cepat menuju Ryujin dan menarik temannya itu agar keluar dari aula seni.

"Ada sesuatu yang sulit kau pahami, Shin.." Adu Jia resah, keringat di dahi gadis itu bisa menjadi bukti. Jika ia sedang sangat ketakutan saat ini.

"Apa?"

"Sun─"

"Maaf.." Ucapan Jia terpotong karena kehadiran Sunghoon yang tiba-tiba, kedua gadis itu jelas saja mengalihkan atensi ke suara terbaru. "Aku berkencan dengan Jia.."

Kamera yang dipegang Ryujin, otomatis jatuh dari tangannya. Jia pun tidak kalah terkejut dengan ungkapan mendadak yang dikatakan Sunghoon. Lelaki itu sekali lagi meraih lengan gadis dambaannya, menggenggam erat seluruh jemari-jemari tanpa ada sela sedikit pun, "Bisakah kau merahasiakan ini untuk sesaat?" Pinta lelaki itu.

"Bisa!" Respon Ryujin cepat lalu meraih kamera yang sempat terjatuh ke lantai tanpa rasa bersalah, "Sepertinya kalian masih butuh bicara.." Setelah mengatakan itu, jelas saja ia segere pergi dari aula seni dengan langkah yang santai. Bertingkah juga, layaknya ia tidak terkejut mengenai apa yang baru saja Ryujin sendiri ketahui.

Walaupun, sebenarnya, ia sangat terkejut. Karena─ fakultas seni dan administrasi cukup jauh, ia bertanya-tanya. Bagaimana seorang Sunghoon bisa bertemu dengan Jia yang kenyataannya, mereka berdua sama-sama jarang mengikuti event dikampus.

"Perpustakaan? Ah.. Benar.. Jia pernah berbicara seperti itu.." Gumam Ryujin seraya menutup pintu aula seni. Dan, kini─ kembali pada pemeran utama.

Satu tamparan berhasil Jia layangkan pada pipi kanan Sunghoon, tetapi─ anehnya, gadis itu belum melepaskan genggaman tangan Sunghoon. "Itu untuk ucapanmu sebelumnya." Ungkap Jia pelan, lalu. Dengan perlahan, gadis itu melepaskan genggaman tangan dari Sunghoon, "Jangan mempermainkanku." Finalnya dingin dan segera keluar dari aula seni, meninggalkan Sunghoon. Ketika sudah keluar dari pintu, ia melihat kearah kanan dan ki─

"Ah! Itu Jia, kau bilang ia sedang diluar.." Diluar dugaan. Justru kini Ryujin bertemu Jay di depan aula seni, dan niat lelaki itu pergi ke kawasan ini. Tentu saja untuk bertemu Jia.

"Aku ada perlu bersama Ryujin.." Ucap Jia cepat ketika melihat Jay yang mendekat.

"Benar!" Respon gadis dibelakang itu dengan cepat, kakinya jelas melangkah lebih cepat dari Jay, "Aku pikir kau masih diluar, jadi. Sebelumnya aku tidak jadi kembali menghampiri aula, baru saja ingin menyusulmu ke toserba." Adu Ryujin, ia seperti sudah sering di setting untuk bertingkah layaknya tidak terjadi apa-apa.

"Benarkah?" Ucap Jay setelah tepat berada didepan mereka.

Jia mengangguk dan tersenyum, "Aku perlu ke meja administrasi kampus untuk mengambil barang yang dititipkan.." Perjelasnya.

"Sepertinya kau lupa janjimu hari ini.." Ungkap Jay dengan kecewa, dan─ saat itu. Jia sadar, lelaki didepannya sedang memainkan flashdisc yang diketahuinya berisi bukti jika dirinya dan Sunghoon berkali-kali mengunjungi hotel dan tempat-tempat rekreasi bersama.

"Ah! Desain yang kau pinta, ya?" Kini, gadis itu mengerti. Apa yang harus dilakukan.

"Kau ingin medesain tugasnya, Jia?" Tanya Ryujin bingung.

Jia pun menggeleng, "Bajunya, ia memesan satu baju padaku.. Hari ini, aku berjanji untuk menunjukkan prosesnya bagaimana.." Perjelasnya, Jia pun sebisa mungkin terlihat biasa. Walaupun, kenyataannya. Ia benar-benar sudah ketakutan.

Melihat Jia yang biasa saja, Ryujin pun tidak curiga apapun. Karena, tidak mungkin juga Jay melakukan sesuatu yang tidak-tidak dengan temannya itu.

"Ingin mendesain dimana?" Tanya Ryujin.

"Di apartementnya, jelas.. Bukankah studio kerjamu disana, Jia?" Jay balik bertanya.

"Ah! Aku lupa.." Balas Ryujin, "Baiklah, aku harap tidak terjadi apa-apa.." Final gadis itu dan segera pamit berjalan menuju lawan arah dari Jay.

Setelah Ryujin melewati lelaki itu, tangan Jay segera menggenggam bahu Jia, "Ayo.." Ajaknya dan segera dituruti.

Kedua insan itu segera berjalan perlahan, dan─ tidak lama setelah itu. Sunghoon keluar, jelas saja. Atensinya langsung beralih pada postur tubuh Jia dan─ sepupunya itu; Jay.

"Apa ya─"

"Park Sunghoon! Aku ingin meminta tolong!"

X-DraftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang