"apa-apaan ini?" tanyaku kaget. Bagaimana tidak kaget? aku melihat Seorang Niall horan berciuman dalam satu ruangan dengan seorang wanita yang aku kenal sebagai 'Barbara'. Berdua dalam satu ruangan,Dan Niall shirtless. Apakah aku tidak bolen kaget?
"JAWAB AKU APA-APAAN INI?!" aku membentak mereka berdua sehingga mereka menjauh. "aku bisa jelaskan" kata Niall. "jelaskan apa lagi? sudah berapa kali aku menemui mu dengan seorang perempuan?" tanyaku. Dia menunduk salah. "Siapa dia? kau bawa dari club?" tanyaku. "Eh- Aku dikenalkan sama managerku. Dia Barba-" "aku tau namanya! Bisakah aku memberimu kepercayaan lagi Ni? atas semua yang aku lihat?!" bentakku sambil menangis.
"Eh.. Kau Deyla kan? Sebenarnya aku dan Niall tadi hanya" kata Barbara tapi tidak dilanjutkan.
"lihat? Kau pun tidak bisa menjawab!" aku membanting pintu lalu lari.
"Dey?!" Harry menatapku bingung. "Aku mau pulang!" kataku. "kenapa???!" tanya Harry.
"KENAPA?! KALIAN PASTI TAU HUBUNGAN NIALL DAN BARBARA!" teriakku sehingga satu lobby melihatku.
"aku tidak tahu!" kata Harry. Aku menghiraukannya. Aku menatap lantai,masih dengan nafas yang menggebu-gebu. Aku mengepalkan tanganku. Menahan emosiku.
"AKU MENYESAL!" kataku. Air mata telah membanjiri wajahku. Niall tiba-tiba telah berada didepanku. Aku langsung keluar dari hotel,ingin menemukan taksi ke bandara lalu pulang ke London dan hidup tanpa penyesalan seperti ini. Niall terus menerus mengerjarku.
aku menghentikan langkahku. "kenapa kau mengejarku? Kenapa? hidupmu akan lebih bahagia dengan Barbara! DIA SEORANG BARBARA PALVIN! sedangkan aku? AKU BUKAN SIAPA-SIAPA! mungkin sebagian orang akan menganggapku hanya ingin menginginkan uangmu. AKU LELAH!" kataku.
"hey Deyla,dengarkan aku,banyak haters disana tidak mendukung kita,tapi aku dan Barbara hanya teman. She already have a boyfriend. Dan aku mempunyai gurlfriend se istimewa kamu Dey,cuma kamu yang aku sayang" kata Niall
"CUKUP OMONG KOSONG MU NIALL! AKU TIDAK MAU MENDENGARNYA LAGI" teriakku. "ini bukan omong kosong" kata Niall. "lalu apa? aku hanya diam saja? kau dan Barbara berciuman seperti itu." kataku.
"tadi aku mabuk Dey,aku tidak mengerti apa yang terjadi dan kenapa Barbara ada di kamarku!" kata Niall tidak mau kalah. Tapi aku lah yang akan menang. "Aku tau kita gak pacaran Ni,tapi bukan berarti kamu bisa berciuman dengan siapa saja atau mabuk dimana saja!" kataku.
"aku minta maaf,aku salah Dey" kata Niall. "Aku selalu memaafkan mu Ni! Tapi kau mengulanginya terus menerus!" kataku.
"cukup!" aku mendengar teriakkan Luke. "Cukup Ni! apakah kau tidak cukup gentleman? melihat wanita secantik dia menangis dan kau terus-terusan membela dirimu sendiri!" kata Luke sambil menghampiriku.
"Berhenti mencapuri urusan ku dan Deyla!" kata Niall. Aku masih menangis. "Aku sahabat Deyla,mana mungkin aku meninggalkannnya sendiri saat seperti ini?" Luke membalas Niall. "Sedangkan kau? Pria yang selama ini Deyla kagumi malah seperti ini?!" Luke membentak Niall.
"KALIAN BERDUA CUKUP!" aku berteriak lalu berlari ke arah bandara. Aku tau ini gila,tapi aku harus melakukannya.
Sesampainya di bandara aku langsung memesan tiket ke London. Tiba-tiba aku merasakan ada yang memelukku. Ini Luke! "Hey Luke" kataku sambil tersenyum.
"jangan paksakan untuk tersenyum. aku tau kau sedang hancur" kata Luke. "Yeah,i know boy" kata ku. "Ceritakan apa saja,aku akan menerimanya" kata Luke.
"temani aku pulang ke London,dan aku akan bercerita" kataku.
Luke pun membeli tiket ke London. Aku harus menunggu. Aku menyenderkan kepalaku di bahu Luke. "You're The best bestfriend ever Luke" kataku. "Yeah,anything for you princess" kata Luke.
"Deylaa!!" Seseorang memanggilku. Aku melihat ke arah sumber suara tersebut. "kenapa kau mengikutiku?" tanyaku. "I never let you go" kata nya. Argh! sebuah perkataan bullshit.
YESS! Pesawatku akan segera pergi. "okay,i'm gonna go" kataku tanpa memperdulikan Niall lagi.
Setelah di pesawat,aku langsung duduk disebelah Luke.
*Flashback*
Bocah mungil berambut brunette yang duduk di sebelah ku ini adalah sahabat laki-lakiku yang kemarin menembakku. Aku tau kami masih kanak-kanak dan tidak tau apa arti Cinta.
"Hey Deyla" katanya memulai pembicaraan karena dari tadi aku sama sekali tidak berbicara.
Aku tersenyum. Dan dia membalas senyumku,terlihat giginya yang masih mungil itu. Dan mata birunya menyipit. Kalian tahu? manusia sempurna,lucu,dan doyan makan itu adalah dia.
"please talk something,aku mulai bosan jika kau menatap ku seperti itu terus" katanya. Spontan aku langsung menunjukan senyumku lebih lebar.
"kau bisa membuatku diabetes Deyla!" katanya sambil tertawa. Aku masih memikirkan aku adalah perempuan asli England berpacaran/sahabat dengan seorang Irish Boy?
Aku sangat menyayanginya seperti aku menyayangi Harry. Matanya yang biru membuatku lemas setiap menatapnya. "Ayo main ayunan!" ajaknya. Aku hanya mengangguk dan dia menarim tanganku. Tangannya lembut. Dan dia sangat suka menonton sepakbola.
Kadang aku dan Harry suka diajaknya menonton sepakbola hingga larut malam. Dan Mom Anne memarahi ku dan Harry. Tapi,aku sudah terbiasa.
Dia duduk di ayunan disebelahku. "Aku harap kita bisa terus bersama sampai kapanpun Dey" kata nya. "Aku harap begitu" kataku.
Tiba-tiba dia mengelus rambut coklatku. Lalu tersenyum memperlihatkan gigi-giginya yang kecil. "Aku sangat menyayangimu Deyla" katanya.
"Aku juga" kataku. Dia melanjutkan bermain ayunannya. Entah mengapa aku menyayangi bocah konyol berambut brunette bermata biru ini.
Dan ya, dia 'Niall James Horan'
*Endflashback*
Aku meneteskan air mata. Aku meneteskan air mata gara-gara daydreaming tentang flashbackku dan Niall. Luke mengelus kepalaku lembut. "Aku yakin,dia akan berubah dan akan lebih menyayangimu Deyla" katanya pelan. Aku mengangguk sambil menangis.