BANGKIT

6 6 0
                                    


“Jadi semua yang dibilang bunda Keisha kemarin bener? Makasih kak,” ucap Nessa.
“Iya, semuanya bener,” ucap Lilian sambil mengecup adik kecilnya itu.
“Waktu ku udah habis, Leon jaga adik kecil ku ini,” ucap Lilian.
“Huh, dasar perempuan gila. Berani sekali kau memerintahku. Tak perlu kau suruh, aku Raja kegelapan akan melakukan apapun untuk bidadariku hingga aku benar-benar tak sanggup lagi. Mungkin jika ia terluka maka akan aku hancurkan seisi dunia ini,” ucap Leon.

Lilian langsung menarik kerah baju Leon dan mengancam Leon,
“Siapa yang kau bilang wanita gila hah?, Aku pegang ucapan mu itu. Jika ia terluka sedikit saja maka akan ku bunuh kau setelah kau selesai membunuh pelaku nya!” ucap Lilian.
Nessa menghela nafasnya.
“Baiklah, jika kau bisa melawan ku nanti!. Jika kau yang mati maka Nessa sepenuhnya milikku,” Lilian tertawa mendengar ucapan Raja kegelapan yang barusan tumbang ditangan Lilian. 

“Aku sejujurnya lebih suka dia. Dari pada yang lemah tadi itu,” bisik Lilian pada Nessa.
“Tapi aku tak menyukai lelaki songong seperti dia kak. Tak ada yang lain kah?” tanya Nessa.
“Apakah kau tidak lihat?. Dia lebih mencintaimu dan rela melakukan apa pun untuk dirimu adik kecil. Jika dia sudah tak berguna, kau bisa membuangnya. Tapi itu tidak akan terjadi,karena sebentar lagi kau akan mencintainya, hahaha,” Lilian tertawa lepas mengejek Nessa.
“Kakak jangan bercanda!” Nessa merasa sangat kesal kepada Lilian. Lilian hanya tersenyum.
“Kau tak akan tahu bagaimana perasaanmu nanti Ness” gumam Lilian.

“Hah? Apa kak, aku gak dengar,” tanya Nessa.
“Tidak apa-apa Ness. Kau harus bangkit, kematian keluarga Joshua jangan dipikirkan, jika aku sudah tahu siapa pembunuhnya pasti akan ku kabari,” ucap Lilian. Setelah itu Lilian langsung menghilang dari hadapan Nessa.

Nessa sekarang merasa kesepian lagi.
“Kau jangan berlebihan!, Atau akan kuputuskan kaki mu!” ucap Nessa pada Leon.
“Huh, lihat saja nanti jika kau memang bisa nanti!” balas Leon. Leon adalah lelaki yang sangat aneh. Dia suka tetapi caranya sangat brutal.

“Uh maaf Ness,” sekarang Leon sudah kembali lagi.
“Kamu bener-bener gak bisa nahan Raja bodoh itu?. Dia nyebelin banget, aku gak suka dia. Aku juga gak suka kamu, tapi aku lebih benci dia!” ucap Nessa.
“Aku juga gak bisa nahan Ness. Tubuh ini juga punya dia, aku cuma versi dari dunia ini,” ucap Leon.

“Sekarang aku tanya, kamu kalo gak mau ngebantuin aku, pergi sejauh mungkin dan jangan pernah nyari aku lagi,”ucap Nessa. “Aku mau Ness. Aku janji bakal jagain kamu selamanya,” balas Leon.
“Stop ngomong kaya gitu, aku jijik dengernya,” Nessa mencoba membuat Leon tak menyukai Nessa, tetapi Leon masih saja menerima semua kata-kata jahat Nessa.

“Maaf Ness. Kamu emang gak suka sama aku, tapi gapapa luapin aja semuanya ke aku. Aku gak tahu sesulit apa hidupmu, mungkin dengan cara ini yang ngebuat kamu seneng. Ternyata emang sakit ya jadi kamu?. Selalu menerima kata-kata jahat dari orang-orang yang gak tahu kenyataannya. Aku gak bermaksud mengejek kamu, ada saatnya juga kan kamu harus ngeluapin kesusahan kamu selama ini. Mana ada manusia yang tahan dengan semua kesulitan hidup itu, aku gak mau sok tahu  Ness. Aku cuma gak mau kamu kenapa-napa,” ucap Leon panjang kali lebar.

Nessa jadi merasa menyesal. Nessa jadi merasa seperti orang-orang jahat itu. Memang benar jika rasa benci sudah bernanah maka datanglah beribu anak panah. Nessa menyalahkan Leon tanpa tahu mengapa Leon membunuh Deon. Bisa saja Leon seperti Nessa, tak bisa mengungkapkan apa alasan sebenarnya Nessa.

“Maafin aku Leon, aku juga gak tahu sesulit apa hidup kamu. Pasti kamu menyesal karena udah ngebunuh kembaran mu sendri kan? Aku juga, kita sama. Tapi aku malah ngepojokin kamu dan menyalahkan segalanya ke kamu. Aku emang gak tahu kebenarannya tapi aku malah sotoy ke kamu. Maafin kata-kata jahatku tadi. Aku gak maksud, aku cuma gak mau kamu ikut keseret masalah aku,” ucap Nessa.

Leon tersenyum kepada Nessa.
“Aku udah janji ke Deon buat selalu jagain kamu Ness. Jangan takut salah dan jangan hanya selalu merasa menyesal Ness. Kita harus bangkit Ness. Yakin kamu bisa Ness,” ucap Leon. “Makasih Leon, kalo bisa tahan Raja itu ya. Aku gak bisa maafin dia,” Leon tertawa melihat sikap Nessa yang lucu.

“Udahlah, udah mulai malem. Kamu istirahat dulu,” ucap Leon. “Tapi ayah sama bunda ku gimana? Aku mau ke makam mereka!. Anterin aku ke sana Leon,” ucap Nessa.
“Gak Ness, ini udah gelap. Aku takut ada yang nyakitin kamu nanti, gimana kalau pembunuh itu nyerang kamu?. Aku takut kehilangan kamu Ness,” Nessa tak bisa menyangkal ucapan
Leon. Pasti pembunuh itu lebih mudah menyerang Nessa saat malam hari. Nessa memutuskan untuk menginap di rumah Leon.

The Secret of Reality Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang