Luo Zhengxiu berpikir bahwa hidupnya akan berakhir di tangan nyonya Wu, ketakutan.Wanita itu sepenuhnya gila.
Disaat-saat terakhir permohonan putus asa Luo Zhengxiu. Dia merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti tubuhnya. Kemudian diikuti erangan rendah seseorang.
"Xiu Xiu, kamu baik-baik saja, kan?"
Wu Zetian menatap pria itu dengan hati-hati. Tangannya menyisipkan poni tipis sang istri ke belakang, mengamati.
Ia menggunakan tubuhnya sendiri untuk menghalau pisau yang maju, hendak melukai istrinya. "Syukurlah, kamu tidak terluka." Batuk.
Kemudian Luo Zhengxiu merasakan beban tubuh pria itu jatuh ke pelukannya, suaranya bergetar. "W-wu ge?"
Luo Zhengxiu menatap tangan dimana ia menyentuh pria itu berlumuran darah.
"Lao gong!"
"Ayah!"
"Tidak, tidak. Apa yang ku lakukan?" Nyonya Wu mundur kebelakang. Seolah benang kewarasan terakhirnya putus, pikirannya kembali jernih.
Dengan tangannya, ia telah melukai putra tercintanya. "Tidak! Ini-ini semua salahmu. Jika kamu tidak..."
"Yang Shuhua!!!" Pekik seorang pria yang tak lain dan tak bukan merupakan Tuan Wu.
"Cukup. Kamu tidak bisa menyalahkan orang lain lagi." Pria tua itu mencoba mendekat. Dengan satu gerakan, ia berhasil merampas pisau yang ia gunakan untuk melukai Luo Zhengxiu, membuangnya.
"Sudah cukup, ayo pulang bersamaku, oke." Bujukan terakhir itu datang dari lubuk hati terdalam Tuan Wu. "Pulanglah bersamaku."
Selama bertahun-tahun, ia diam-diam menderitanya setelah ditinggalkan cinta sang istri; sendirian dan kesepian.
-
Wu Zetian dilarikan secepat mungkin ke rumah sakit tercepat guna menjalani operasi. Dokter mengatakan jika pendarahannya terlanjur parah.Selama tiga jam ini, Luo Zhengxiu menunggu dengan sabar di ruang operasi. Mendoakan yang terbaik agar operasinya berjalan lancar. Dengan seluruh perhatian terfokus pada keselamatan sang suami, ia sampai mengabaikan rasa kesemutan dan nyeri yang sedari tadi merambati perutnya.
Hanya ketika Yu Anluo datang bersama keluarganya, menyadari betapa pucatnya wajah itu, ibunya segera memanggil perawat. Benar saja di detik berikutnya mereka tiba, Luo Zhengxiu kehilangan seluruh kekuatan ditubuhnya, limbung.
"Astaga." Desah Yu Anluo memikirkan bagaimana kedua orang ini mampu membuatnya begitu khawatir.
Apa yang harus dia katakan ketika saudaranya bangun nanti?
-
Dengan pingsannya Luo Zhengxiu, semua orang dibiarkan hidup dalam ketakutan.Beruntungnya operasi Wu Zetian berjalan lancar sehingga keduanya disatukan dalam bangsal yang sama.
Wajah keduanya bahkan tidak lebih naik setelah satu jam kemudian.
Luo Zhengxiu menjadi yang pertama bangun, menghadapi ketakutan yang sama sebelum ia kehilangan kesadaran.
Ia bangun, menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, mengabaikan ketidaknyamanannya berjalan keluar.
Namun belum sempat kakinya beranjak meninggalkan bangsal, sudut matanya kemudian menangkap wajah familiar kekasihnya.
Wu Zetian berhasil diselamatkan(?).
Bertepatan dengan itu, perawat datang dan segera membantu pria hamil itu mendapatkan alas kaki serta membawanya duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Kelahiran Kembali Mendapatkan Hati Yang Tertinggal
FanfictionPada awalnya Lou Zhengxiu dan Wu Zetian hanya terlibat dalam suatu kesepakatan. Keduanya memiliki tujuan masing-masing yang ingin dicapai melalui status pernikahan. Hingga suatu hari Luo Zhengxiu menyadari bahwa dirinya selalu menyukai Wu Zetian dan...