Epilog

12.1K 699 56
                                    

Seminggu lamanya pasangan Jendral dan istri tercintanya vacum dari kegiatan perkuliahan. Dan hari ini, tepatnya di hari Senin, mereka berdua mulai kembali menjalani aktivitas seperti biasanya.

Nana yang baru masuk ke dalam ruang perkuliahan itu pun langsung diserbu oleh sahabat cantiknya, siapa lagi kalau bukan Celine.

"Nanaaa!! Nana Nana Aak!! Gue kangen banget!" pekik Celine dengan hebohnya langsung memeluk Nana.

Nana balas memeluk sahabatnya itu, jujur ia juga merindukan tingkah random dan hebohnya Celine setelah seminggu tak bertemu.

"Nana juga rindu Celine. Hehe." ujar Nana setelah pelukan mereka terlepas.

"Ah iya!! Btw selamat berbahagia ya pengantin baru. Mana udah honeymoon segala lagih. Achieee~" bisik Celine setelahnya terkikik salah tingkah brutal mengingat kapalnya yang benar-benar berlayar apik sesuai dengan apa yang diimpikan fujo-fudan diseluruh dunia.

Mendengar penuturan Celine barusan tentu membuat Nana terkejut. Seingat Nana, ia belum memberitahukan apapun tentang pernikahannya dengan Jendral beberapa hari yang lalu.

Ia pun melongok ke Mark yang masih berdiri diam di belakang Celine. Bisa Nana dengar Mark juga mengucapkan selamat kepadanya dengan suara pelan.

"Kalian kok--?"

"Tenang, rahasia pernikahan kalian aman kok ditangan kita." potong Celine sembari memperagakan gestur tutup mulut.

"Uh.. Iya Nana tau Celine sama Mark bakal bantu Nana rahasiain ini, tapi kalian kok bisa tau deh? Padahal Nana baru mau kasih taunya nanti pas udah selesai kuliah." kata Nana.

"Jadi semalem tuh Pak Jendral ngajakin gue sama Mark untuk ketemuan di cafe. Gue pikir ada apa-apa soalnya kan udah seminggu juga lu gak masuk dan gak bales chat gue, Na." jelas Celine.

Flashback

"Markie! Ayok kita jumpain Pak Jen." ajak Celine.

Dengan ringannya Celine menarik tangan Mark padahal empunya sedang bermain game melalui smartphone miliknya.

Sedang asik-asiknya main game tapi malah diganggu, kalau bukan Celine ya sudah pasti orang lain itu akan Mark marahi habis-habisan. Untung saja itu Celine.

"Pak Jendral minta ketemuan sama lu?"

"Bukan cuma sama gue tapi lu juga makannya ayok cepetan ih!"

"Iya sabar-sabar gue ganti celana dulu." kata Mark karena memang saat Celine mendatangi rumahnya, Mark masih mengenakan celana pendek dan kaos rumahan.

"Ya terus mau ngeliatin gue ganti?" lanjut Mark karena Celine tak kunjung keluar dari kamarnya dan malah bersedekap dada tak sabar.

"Hehe. Yaudin buru ganti, gue tunggu di bawah, pake mobil gue aja." ujar perempuan cantik itu dan langsung menuju ke halaman rumah Mark menunggu di dalam mobilnya.

Sesampainya muda mudi itu di cafe, ternyata berbarengan dengan Jendral yang juga hendak mengambil tempat duduk.

"Baru sampai juga?" tanya Jendral basa-basi sambil mempersilahkan Celine dan Mark duduk di hadapannya.

"Iya, Pak. Takut keduluan bapak yang sampe ntar malah nungguin kan gak enak." jelas Celine yang diakhiri dengan cengiran canggung.

"Gak kok, kebetulan saya juga baru sampai. Kalian pesen minum aja dulu, sama makannya sekalian kalau mau silahkan, saya yang bayar."

"Makasih, Pak!" sahut Celine sumringah. Celine itu berasal dari keluarga yang berada. Ia lebih dari mampu untuj membayar makanannya sendiri bahkan untuk mendirikan sebuah restoran sekalipun, tapi tetap saja makanan gratis itu tak memandang status sosial karena siapapun akan suka kalau dibayari makan. Hehe.

Mas Jendral |[NOMIN]| {END} ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang