BAB 4

1 0 0
                                    

Raka melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, dia sedang menuju tongkrongan geng DarkHunter. DarkHunter cukup terkenal, setidaknya tongkrongan mereka Raka tahu.

Otak Raka bergelut dengan hal yang baru saja dia alami. Respon Cecylia menunjukkan kejadian tadi sudah atau sering dialami Dara. Raka harus memastikan sesuatu. Dalam waktu kurang dari 15 menit, Raka tiba dihadapan inti DarkHunter.

"Yo, siapa nih tiba tiba datang," ucap Bara.

"Gue ngga mau ribut," sahut Raka.

"Yah kirain mau ribut," ucap Risky.

Raka langsung berhadapan dengan El.
"Lo tadi ngikutin gue sama Dara?" tanya Raka.

El dalam posisi duduk, mengangkat sebelah alisnya namun ekspresinya datar.

"Nggak," jawab El.

"Gue percaya. Gue harap lo jauhin Dara," ucap Raka.

"Lo siapanya Dara?" tanya El sambil berdiri.

"Gue cowoknya Dara," ucap Raka.

"Lo pikir gue percaya. Lo bukan siapa siapanya Dara," ucap El meremehkan.

Raka menatap tajam El, namun El juga memberikan tatapan tajam ke Raka. Keduanya sama sama mendominasi, tidak ada yang terintimidasi.

"Yo bro, lo udah dapat jawaban kan. Kayaknya lo udah bisa pergi deh," ucap Hans.

Raka memang hanya memastikan sesuatu, yaitu jam tangan anggota DarkHunter. Orang orang yang mengejarnya menggunakan jam tangan yang sama, dan sepengatahuannya anggota DarkHunter juga menggunakan jam tangan yang seragam dan jaket seragam, dan ternyata berbeda.

Raka akhirnya pergi, bukan karena takut, tapi bagi Raka sangat tidak berguna berdebat dan adu otot saat ini. Dia perlu menyelidiki lebih lanjut orang orang yang mengikutinya. Untung Raka sempat mencuri jam tangan salah satu pengejarnya tadi.

"Hans, selidiki identitas Dara," titah El.

"Siap El," jawab Hans.

El penasaran dengan Dara, dia mengenal Raka sejak SMP, mereka bukan musuh maupun teman, hanya pernah menjadi saingan dibeberapa olimpiade. Tapi El tahu bakat Raka dan sikapnya yang jarang peduli dengan orang lain.

📑

Dara sudah tiba di sekolah. Dia datang lebih awal lagi, sengaja menunggu Raka tiba di sekolah. Tapi sepertinya sebelum bertemu Raka, Dara harus bertemu masalah dulu.

"Eh Dara, nunggu siapa?" tanya Rana kakak kelas Dara. Berdasarkan gosip yang beredar, Rana menyukai Raka, tapi tidak berbalas.

"Eh kak Rana, lagi nunggu Vina kak," jawab Dara berbohong.

"Oh, bukannya nungguin Raka ya," ucap Rana.

"Sekalian sih kak," ucap Dara percaya diri. Terlalu malas bersikap manis.

"Wah berani juga Lo ya dek. Nggak takut dicakar fans nya Raka?"

"Wahh, sayangnya gue nggak merasa gitu sih kak. Atau jangan jangan kak Rana yang suka nyakar," ucap Dara tersenyum.

"Sebaiknya lo tau sopan santun ya dek," ucap Rana lalu pergi. Rana orang yang suka mengancam tapi tidak pernah melakukan hal hal aneh yang membahayakan orang lain.

"Hadehh mood gue rusak banget pagi pagi, ihhh," Dara misuh misuh. Saat itulah Raka bersama teman temannya muncul dihadapan Dara.

"Muka neng Dara kok masam gitu," ucap Fikri.

"Eh kak Fikri, gapapa kak, tadi ada kunti lewat hehehe,"

"Pagi?" tanya Galang.

"Iya kak, mobilisasi hehehe," ucap Dara malu.

BEAUTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang