07

51 4 1
                                    

𝘽𝙞𝙨𝙢𝙞𝙡𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧𝙧𝙖𝙝𝙢𝙖𝙣𝙞𝙧𝙧𝙖𝙝𝙞𝙢

Happy Reading 🌹🌹🌹

Tok Tok Tok!

"Bang Arfaz! Kak Amara! Bangun shalat shubuh ayok!"

"Ish... siapa sih ganggu orang aja!" keluh Amara dengan mata yang masih tertutup. Kini ia mengangkat tangannya dan bergerak menggapai sesuatu untuk memeluknya.

"Sejak kapan guling gw jadi lebar begini?" gumam Amara. Ia menekan nekan guling yang ia maksud tanpa membuka mata. "Kok gini sih?"

"Kamu ngapain humairah...?"

Mata Amara langsung membuka sempurna mendengar deep voice tersebut. "Lo?! Aaaaaaa! Ngapain lo di kasur gw?!" jerit Amara melompat turun dari kasur membuat tubuh terjatuh dengan keras.

"Aduh...! Lo sih!" keluh Amara.

Arfaz terkekeh sebelum akhirnya bangkit dan membantu Amara. "Saya 'kan suami kamu, dosa kalau kita pisah ranjang. Makanya saya tidur satu ranjang sama kamu." jelas Arfaz mengangkat tubuh Amara dan mendudukkan nya di ranjang.

"Tapi lain kali bilang kalau lo mau tidur sama gw! Bikin kaget aja, gw pikir setan!" kesal Amara.

Arfaz tersenyum tipis. "Masa saya yang sebegini tampannya meski gak melebihi nabi Yusuf apalagi nabi Muhammad, dibilang syaitan.."

"Namanya juga orang kaget!"

Arfaz tersenyum. Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Amara. "Berarti saya beneran ganteng ya?" goda Arfaz.

Amara menahan nafas seketika. "Ishhh! Gue bilang jangan deket-deket!" Amara mendorong Arfaz dan langsung berlari menuju kamar mandi.

"Abang? Ayo shalat!"

Arfaz menoleh kearah pintu mendengar seruan Alifah untuk kedua kalinya. "Bentar dek. Kamu duluan aja, abang mau mandi dulu."

"Jangan lama-lama!"

Arfaz hanya berdehem lalu merapihkan tempat tidur dan menyiapkan alat sholat mereka sembari menunggu Amara keluar dari kamar mandi.

Ceklek

Pintu kamar mandi pun terbuka menampakan Amara dengan wajah segarnya, Amara melihat keadaan kamar yang sudah rapi dan alat sholat yang sudah disiapkan diatas tempat tidur.

"Saya mandi dulu, kamu langsung pergi bareng Alifah saja ya, saya gak lama kok." ucap Arfaz tersenyum manis.

Amara berkacak pinggang. "Jadi lo mau biarin gw keliaran pondok sendirian nih? Lo gak takut gw nyasar?"

"Alifah masih ada di luar kok, kamu gak sendiri."

Amara mengambil alat shalat yang sudah Arfaz siapkan dan mulai berjalan pincang. "Kok kamu jalannya begitu?" tanya Arfaz khawatir.

Amara berdecak. "Ini 'kan gara-gara lo yang udah bikin gw jatuh dari kasur! Jadi sakit 'kan pinggang gw, terus juga kayaknya kaki gue ke kilir.." jawab Amara sebal.

"Maaf--"

"Berisik! Gw keluar duluan, jangan lama-lama ya lo!"

Arfaz tersenyum tipis. "Na'am jawjatii.."

Amara mendengus kesal. Kini tangannya bergerak membuka pintu dan langsung mendapati Alifah yang tengah berdiri menunggunya.

"Lama banget toh kak..." keluh Alifah.

Amara merangkul Alifah. "Maaf ya, tadi gw ribut bentar sama abang lo. Ayo ke masjid."

"Kakak jalannya kenapa pincang begini?" tanya Alifah heran.

AMARFAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang