Chapter X Kamu milikku

178 5 1
                                    


Pon resmi menjadi kekasih Spy namun Pon ingin supaya di kampus mereka tetap low key. Pon tidak ingin hubungannya dengan Spy akan merusak karir Spy meski Spy tidak keberatan jika mereka mau menunjukkannya kepada publik. Ia tidak peduli pandangan orang ataupun sesuatu terjadi dengan karirnya selama Pon mencintainya.

"Pon, sebaiknya Phi tinggal di rumahmu saja. Phi ga bisa membiarkanmu tinggal sendirian", kata Spy sambil menyuapkan mie dari sumpitnya ke mulut Pon. Pon menerima suapan Spy dengan senang, tidak menjawab Spy, namun asik dengan makanan yang disuapkan Spy. Pon sangat bahagia. Spy ternyata killer hanya dengan mahasiwa. Dengan Pon? Hmmm....romantis dan super bucin. Pon juga bucin. Ya, sama - sama bucin.

"OK, Phi", jawab Pon sambil mengunyah. Tingkahnya sungguh menggemaskan. Spy mencubit pipi gembulnya sambil tertawa.

HP Pon berbunyi. Spy melirik. PhiBi? Apakah Benz? Bahkan Pon memanggilnya dengan panggilan spesial? Spy cemberut tidak suka. Pon menyadari perubahan wajah Spy. Ia membujuk Spy agar tidak marah.

"Phi, ini kan Benz sahabatku. Kita ga ada hubungan apa-apa", jelas Pon. Spy masih merajuk.

"Setelah kau jadi kekasihku, tidak ada sahabat", jawab Spy masih cemberut.

"Yah..Phi. Dia selalu menemaniku sejak aku kecil Phi. Aku tidak punya siapa-siapa selain Phi Jom dan Benz. Tolong mengertilah, Phi." Pon masih merayu Spy agar berhenti ngambek.

Spy masih diam. Ia marah dan semakin cemburu mengingat Pon memanggil Benz dengan nama spesial.

"Phi jangan gitu. Aku ga bisa membuat pilihan. Benz sahabatku sejak kecil. Dia berjasa besar, Phi kau harus mengerti."

Setelah diam beberapa saat akhirnya Spy menjawab, "Ok..tapi tidak ada acara menginap"

"Khrup, Phi. I love you", jawab Pon sambil memberi tanda kecupan jarak jauh dengan wajah menggemaskan. Spy meleleh.

Sementara di seberang sana Benz terkejut karena Pon menolak panggilannya. Apakah Pon sibuk? Tapi hari ini tidak ada latihan? Benz tahu jadwal latihan Pon. Benz juga merasa akhir - akhir ini Pon selalu menolak bertemu dengannya. Bahkan hanya sekedar jalan - jalan di mall padahal Pon sangat suka ke mall. Ia akan heboh melihat barang - barang kesukaannya dan membelinya jika memang benar - benar ia suka. Namun Benz berpikir positif saja. Mungkin Pon sibuk latihan karena seminggu lagi ia akan tampil solo di konser penggalangan dana kampusnya beberapa bulan mendatang.

***

Elegi Buat PonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang