Kelamaan gak sih??
Maaf ya baru bisa up sekarang hehehe 🥺🥺Camattt baca Cyinn Cyinn ku 😍😍😍
.
.
.
.
.
.Sial sekali, Zanna sudah mencari keberadaan benda itu di mana-mana. Tapi, tidak ada di semua tempat yang sudah Zanna cari. Di laci, lemari, hingga meja belajar pun tidak ada. Zanna bahkan hampir membuat kamarnya jadi berantakan hanya demi mencari sebuah benda yang benar-benar keramat baginya.
Sementara itu, Algrarez dengan tampang tanpa dosanya mendekat ke arah Zanna. "Cari ini, kan?" Tanyanya sambil memperlihatkan sebuah tes pack di tangannya.
Zanna langsung merebut tes pack itu dengan cepat sampai mampu membuat Algrarez berakhir terkekeh geli. Ya, ampun. Kenapa gak dari tadi, sih ngasihnya? Kan Zanna jadi tidak perlu mengacak-acak kamarnya ini. Masih ingat dengan tes pack pemberian orang tuanya? Nah, itu. Benda keramat yang sempat hilang tadi. Memang belum dipakai sama sekali, tapi kalau Algrarez menemukannya takut salah paham.
"Perasaan kita cuman ciuman doang. Kok, lo sampe beli tes pack?" Nah, kan. Apa dia bilang. Pasti Algrarez sekarang ini sudah salah paham dengannya.
Zanna menatap Algrarez sekilas, melihat wajah cowok itu yang terus menatapnya. "Ya, emang kenapa? Apa salahnya, sih. Lagi pula, wajar lah aku nyimpen tes pack." Mana mungkin Zanna mengatakan yang sebenarnya.
Mengatakan kalau tes pack ini pemberian dari orang tua mereka yang beberapa hari lalu datang kesini. Nanti, Algrarez bisa besar kepala karena keinginannya didukung kuat oleh orang tuanya. Nanti, pasti Algrarez jadi sering minta yang aneh-aneh, kalau seandainya dia tau tes pack itu dari orang tua mereka. Karena sebagai seorang pria, tentunya Algrarez pasti akan mengabulkan keinginan orang tua mereka yang meminta cucu. Dan Zanna tidak mau itu terjadi. Zanna belum siap.
Kening Algrarez nampak berkerut tajam, bingung dengan maksud Zanna. "Wajar lo bilang?" Wajar? Maksudnya setiap cewek di dunia ini menyimpan tes pack dan itu hal yang wajar. Bukannya wajarnya saat mereka sudah melakukan hs, dan bisa dikatakan wajar jika menyimpan tes pack.
Zanna memanglingkan wajahnya, tidak berani menatap Algrarez. Ah, sial. Kenapa dia ceroboh sekali meletakkan benda itu di sembarang tempat. "Ya, wajar. Maksudnya buat kita yang udah nikah." jawab Zanna sudah tidak tau harus menjawab apa lagi.
Algrarez tersenyum, "Jadi, lo mengharapkan anak dari gue, kan?" Algrarez menatap Zanna dengan satu alisnya yang terangkat. Jelas sedang menggoda wanita itu.
Zanna mendorong pelan tubuh Algrarez yang entah dari kapan tiba-tiba sudah sedekat itu. Bahkan tubuh mereka sudh menempel, dengan tubuh Zanna yang membentur dinding. "Maksud aku, siapa tau nanti aku butuh." Zanna gelagapan sendiri, apalagi saat Algrarez mendekat lagi. Mengunci tubuhnya ke tembok.
Algrarez menyunggingkan senyumnya, "Sayang banget tes pack nya di anggurin gitu aja. Gimana kalo—"
"Kak, udah, deh. Gak bisa banget apa sehari aja gak usah ngelecehin aku?" Belum sempat mengatakannya, Zanna sudah lebih dulu menyela.
Gadis itu mendorong tubuh Algrarez yang hampir menciumnya lebih kuat untuk menghindar dari cowok itu. Algrarez memang selalu membuatnya dalam zona berbahaya.
Algrarez tertawa, memperhatikan Zanna yang beranjak untuk menyimpan tes pack itu ke lemari. Setelah itu, Zanna duduk di tepi ranjang.
"Ciuman doang gak akan bikin lo hamil, kalo seandainya itu yang lo takutin selama ini." Algrarez sekarang benar-benar meledakan tawanya. Tidak mampu menahan lagi setelah melihat ekspresi marahnya Zanna yang justru terlihat lucu di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGRAREZ || The Devil Husband
Teen FictionZanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya soal cowok justru membuatnya takut berkomitmen dalam hubungan. Zanna tidak percaya, kalau di dunia ini...