"hahhhh" helaan nafas pasrah keluar dari mulut lelaki remaja yang berada didalam cafe dengan mata memandang luar kaca dan sesekali dirinya menyeruput cappucino yang tadi ia pesan
Dirinya sekarang sudah menginjak usia 19 tahun jadi dirinya baru saja lulus dari sekolah yang menyiksa pikiran
Namanya Argenta Ryan Elfatir nama panggilnya yaitu Ryan,ia anak dari seorang kolongmerat yang dimana memiliki uang yang tiada habisnya
Ia bersyukur tidak terlahir dikeluarga biasa yang kekurangan uang,karena ia bisa melihat bahwa orang yang kekurangan uang akan memiliki hidup sulit,ia sangat bersyukur untuk itu dan selalu berterimakasih kepada sang kepala keluarga karena sudah berusaha payah untuk membawa keberhasilan
Ryan sekarang sedang ingin mencari pekerjaan,walaupun dia keluarga kolongmerat dan ayahnya memiliki usaha bercabang cabang namun ia tidak ingin bekerja diperusahaan ayahnya
Itu sama saja ia seperti kembali menghadap kertas yang susah untuk dilihat,matanya alergi dengan kertas kantoran
Dia ingin menjadi seorang barista,itu sih keinginannya dan katanya ayahnya pun ingin membantu namun ia tolak ia ingin berusaha sendiri,menjadi seorang anak mandiri itulah yang diinginkannya bukan anak yang sering dimanja dan berakhir malas untuk bekerja
Ia tidak ingin masa depannya masih dicampuri oleh tangan kedua orang tuanya walaupun ia masih meminta bantuan orang tuanya,tapi dia juga ingin berusaha membuat orang tuanya bangga dengan hasil susah payahnya
Dia hanya membutuhkan suport dan bantuan kecil saja untuk melancarkan ya,dia hanya butuh itu
Ryan menatap jalanan yang dimana para pengendara melintas didepan kaca cafe,ia kesini tadi juga jalan kaki karena memang cafe dan mansionnya itu hanya berjarak beberapa kilometer saja,sangat dekat
Apalagi ia ingin refreshing karena dia sering mengurung didalam mansion,jadi dia butuh menghirup udara luar yang sejuk
Dia tadi juga sempat mampir didanai dekat rumahnya,sangat indah dan sejuk lalu ia sekalian mampir cafe buat ngopi gigi disiang bolong gini
Ryan melihat jam tangan yang melingkar ditangannya,jarum jam menunjukkan keangka 10
Dirinya masih memiliki banyak waktu untuk duduk dengan secangkir cappuccino
Drttt drtttt
Hpnya yang terbaring diatas meja bergetar karena ada telefon masuk,ia melihat namanya dahulu sebelum mengangkat
"Hallo"
"..."
"Ahh iya iya ini gw mau pulang"
"..."
"Iya"
Tut
Telfonnya dimatikan secara sepihak oleh Ryan,ia pun bangkit dari duduknya untuk berjalan pulang kearah mansionnya karena tadi dirinya sudah mendapatkan telfon dari sang kakak
Ketika ia sedang asik berjalan,dirinya tak sengaja bertemu dengan anak kecil yang sedang menangis duduk sendiri
Ryan menghampiri sikecil "hey cil,Lo kok bisa disini sendiri?!" Tanya Ryan
Anak kecil itu menoleh kearah seseorang yang menurutnya asing dimatanya "kakak siapa,jangan culik kevin,soalnya daging Kevin ga enak" ujar sikecil nampak ketakutan
"Weh nuduh aja Lo cil,tenang gw orang baik kok,gw ga nafsu makan daging manusia bukan kanibal soalnya" ujar Ryan,ia duduk disamping anak kecil itu yang sedang menatapnya
"Jangan natap gw kek gitu tau kok kalo gw ini tampan nanti naksir ga tanggung jawab gw cil" ujar Ryan
Anak kecil itu mendengus kesal "pede banget,lebih gantengan Kevin dari pada kakaknya" ujar Kevin tidak mau kalah,ia menyisir rambutnya kebelakang layaknya anak remaja yang sedang tebar pesona
KAMU SEDANG MEMBACA
SO HOT | Sunric
Teen FictionSeorang pemuda berumur 19 tahun terpaksa bertemu pria berumur 23 tahun bernama janu Kalo ga suka sunric,bayangin aja orang lain