9. Game

3.4K 227 91
                                    

Satu minggu berlalu sejak ia menginap dirumah Sheila. Hubungannya dengan wanita itu juga mulai membaik, sesekali mereka sering menghabiskan waktu bersama disela-sela kesibukkan Sheila. Yang tidak berubah adalah tentu saja hubungannya dengan Sunghoon. Pria itu masih tidak merestui hubungannya dengan sang Ibu, dan seminggu ini pula Jake mengorek-ngorek informasi tentang Sunghoon dari Sheila. Seperti makanan kesukaan, tempat favorite, hal-hal yang tidak disukainya, atau info apapun yang bisa membantunya.

Dan sekarang, Jake sudah berdiri didepan gerbang kampus Sunghoon. Hari ini ia tidak ada kelas, maka dari itu ia menyempatkan waktunya untuk menemui Sunghoon. Lagi pula, ia juga tidak pernah bertemu Sunghoon lagi sejak seminggu yang lalu. Sheila berkata jika Sunghoon sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya. Dan Jake percaya? Tentu tidak. Bisa saja dia menghabiskan waktunya dengan kekasihnya itu. Siapa namanyaㅡ Winy?

Ah, entah. Jake tak ingat.

"Sial, ini sudah satu jam. Kenapa lama sekali?" Jake mendengus tak sabar. Ia merapikan kemeja yang dipakainya, merapikan rambutnya dilayar ponselnya. Takut-takut penampilannya berantakan. Jake kembali melirik gerbang kampus, sepertinya ada beberapa mahasiswa yang mulai membubarkan diri. Dan ia baru ingat, bukankah Sunghoon membawa mobil? Kalau begitu dia tidak akan tahu bahwa ia menunggunya disini.

"Apa aku masuk saja? Sepertinya tidak akan ketahuan karena banyak mahasiswa yang keluar" gumamnya. Keuntungan memiliki tubuh yang cukup pendek membuat Jake bisa menyalip sana-sini dengan mudah.

Tapi masalahnya, Dimana Sunghoon?

Kenapa ia begitu bodoh? Bagaimana bisa mencari pria itu ditengah lautan manusia begini?

"Hei, Shim?"

Jake tersentak saat seseorang menarik lengannya. Kedua mata pria itu melebar, sementara sosok Sunghoon yang menarik lengannya itu tersenyum miring. Ia tidak menyangka bisa bertemu Jake disini, di kampusnya. Sedang apa dia? Dan apa yang ia lakukan disini?

"Hai! Aku mencarimu. Untung saja kita bertemu, aku pikir Tuhan merestui hubungan kita" Jake tersenyum lebar, dan kalimat aneh apa yang barusan ia katakan? Menjijikkan.

Pria itu menaikkan sebelah alisnya, ia menarik Jake menjauh dari kumpulan orang-orang menuju tempat parkir, setidaknya tempat ini tidak terlalu banyak manusia.

Sunghoon mendorong Jake ke body mobil, menarik dagunya lalu mencium bibir lelaki ituㅡ ya tentu saja itu bohong dan hanya khayalan pembaca.

Sunghoon pikir ada yang salah dengan otak Jake Shim jadi ia menariknya kemari.

"Kau bilang apa barusan? Hubungan kita? Memangnya apa hubungan kita?" Sunghoon memiringkan wajahnya, dan Jake membuka mulutnya seolah ingin mengatakan sesuatu, namun ia masih berpikir tentang letak kesalahan pada kalimatnya barusan.

Ohㅡ

"Jangan salah paham! Maksudku hubunganku dengan Sheila, lalu hubunganku denganmuㅡ tentu saja antara anak dan calon Ayah" Jake tersenyum lagi. Dan Sunghoon tidak mengerti kenapa Jake banyak tersenyum hari ini. Pasti ada recana busuk disini, entah apaㅡ Tapi Sunghoon tentu tidak akan tinggal diam.

"Kenapa kau bisa disini? Apa yang kau lakukan? Dan bagaimana kau tahu kampusku?"

"Ahㅡ Aku bertanya pada Sheila" Jake mengulum bibirnya. Ia merasa terlalu panas karena Sunghoon berdiri terlalu dekat dengannya, dengan dorongan kecil, Jake seolah meminta secara tak tahu diri agar Sunghoon memberikan sedikit space.

Si tampan melirik curiga.

"Apa kau sibuk? Mau pergi makan denganku? Aku yang traktir" ucap Jake dan Sunghoon semakin yakin jika si pendek ini pasti sedang merencanakan sesuatu. Lihat saja tingkahnya, kenapa jadi sok lembut begitu? Kemana bibir kotornya itu? Kini yang keluar dari mulutnya hanya kata-kata manis.

𝗦𝗼𝗶𝘀 𝗮̀ 𝗠𝗼𝗶 - [SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang