18° Heboh

10 1 0
                                    

Pukul 02.00 dini hari Rainsha kebangun akibat teriakan dari temannya yang terdengar cukup nyaring. Suara langkah kaki yang bersahutan mendekati sang objek membuat kegaduhan di bis ini. Mau tidak mau mata yang harusnya masih terpejam, membuka dengan sendirinya untuk melihat secara langsung apa yang sedang terjadi.

"Ada apa sih?" Rainsha berbicara entah pada siapa namun ia membutuhkan jawaban atas pertanyaan yang telah dilontarkan

"Itu si Lia tidur diatas paha nya si Awan" Sahut Yola yang berada dekat Lia posisinya

Grasak grusuk yang dikeluarkan oleh mereka terdengar hingga depan dan membuat guru ke belakang untuk mengecek apa yang sedang muridnya lakukan. Ditengah murid lain sedang tertidur pulas, bagian belakang bis menimbulkan suara yang mengganggu ketenangan.

"Ada apa anak-anak?" Tanya Bu Anisa memastikan keadaan tetap tenang di bis ini, meskipun kelihatannya susah karena mereka adalah murid yang tidak ingin diatur "Gaada apa apa bu"

Putri mewakili mereka yang sedang berusaha menutupi Lia yang masih dalam posisi awalnya yaitu tertidur di paha Awan. Karena mereka tahu akan ribet kalau guru mengetahui kejadian itu.

"Yasudah lanjut tidur ya semuanya, besok kita masih ada kegiatan kalian gaboleh sampe kecapean" Titah Bu Anisa yang langsung kembali kedepan setelah mengucapkan hal itu

Yang ada disitu masih sibuk memotret Lia dan Awan, ada juga yang kembali ke alam mimpinya, ada yang tidak bisa tidur kembali dan ada juga yang bengong memikirkan suatu hal. Dan kegiatan terakhir dilakukan oleh Rainsha.

Ia memikirkan tentang dirinya yang masih belum bisa menerima peran laki-laki sampai sekarang, yang masih terbelenggu dan terikat entah pada apa. Hidupnya terus berjalan namun rasanya ia tetap berada di satu kejadian yang paling menyesakan untuknya.

Trauma pertama yang dilakukan oleh ayahnya sendiri, menjadikan pribadi Rainsha yang sekarang. Yang tidak butuh peran laki-laki di hidupnya, yang memiliki sifat cuek tidak ada lawan serta seringkali menjadi sangat pemarah.

"Hey!" Panggilan dari seseorang terdengar mendekati arah Rainsha "Kenapa Sha?"

Nethan lah pelaku yang memanggil Rainsha di tengah riuhnya isi kepala perempuan itu. Nethan seketika membuat otak yang sedang beradu argumen sendiri di dalamnya berhenti. Entah kapan akan berhenti berbagai sahutan yang sebenarnya berasal dari satu kepala kalau tidak diberhentikan.

"Gapapa"

Lia dan Awan sudah tidak berada di posisi yang terlalu intim, Lia sudah pindah tempat sedangkan Awan berada di kursi yang sama namun tidak ada orang di sampingnya.

"Lu mikir sesuatu?"

"Ngga" Rainsha tidak menatap kembali lawan bicara yang sedang berada di sebelahnya

"Lanjut tidur Sha udah malem"

"Udah kebangun gabisa tidur lagi" Pemandangan gelap yang ditatap oleh netra matanya lebih ingin dilihatnya dibandingkan orang tersebut

"Bisa" Nethan memasang earphone kabel di kuping kanan Rainsha yang memang sudah tercolok di hp nya ditambah lagu yang sudah di setel lagu yang berada di playlist. "Than nanti yang lain liat"

"Emang kenapa? gua ga ngapa ngapain sama lu kok" Setelahnya Nethan langsung memejamkan mata nya dilanjut Rainsha yang tertular ngantuknya

Dini hari yang sibuk bagi orang yang merasa terganggu akan hal tersebut sudah berganti dengan sinar matahari yang memancar malu-malu untuk membangunkan semua orang.

"Than!"

Kepala Rainsha terasa bergerak seirama dengan orang yang sedang memanggil teman laki-laki nya itu.

"Than bangun"

Pergerakan yang dibuat seseorang itu semakin kencang membuat Rainsha sedikit demi sedikit membuka matanya.
"Kenapa Li?"

Tanpa mengubah posisi tidurnya dan tidak menyadari bagaimana posisi nya saat ini, Rainsha sudah menjawab teman perempuan satu circlenya.

"Eh maaf Sha gua bangunin lu ya? gua mau minta tolong Nethan buat angkatin kardus disuruh bu Hanna" Jawab Lia "By the way lu tidur kayak gitu Sha?"

Rainsha yang masih berusaha untuk membuka mata yang terasa sangat lengket tidak paham dengan apa yang dimaksud Lia.

Tangan kiri Nethan bergerak mendadak di belakang punggung Rainsha dan langsung terarah ke kepala perempuan di sampingnya.

"Tidur lagi, masih pagi" Ucap Nethan merangkul Rainsha dan menepuk pelan puncak kepala nya sambil menahan kepala Rainsha yang ingin duduk benar tidak bersandar di pundak kokoh teman laki-laki nya.

Posisi tidur mereka selama semalaman ialah Rainsha yang bersender nyaman di pundak kiri Nethan dan kepala Nethan yang bertengger menumpuk diatas kepala Rainsha.

"Than bangun disuruh bu Hanna" Rainsha yang masih berusaha membangunkan walaupun hasilnya nihil. laki-laki itu tidak mau.

"Suruh yang lain aja Li" Dengan mata terpejam dan tangan yang terus menahan kepala Rainsha agar tetap berada di posisi

"Bucin lu berdua"

Lia sudah tahu apabila Nethan sudah mendapatkan kenyamanan ia tidak ingin diganggu oleh siapapun, tanpa terkecuali. Ia selalu menjadi teman pengertian yang tidak ingin mengganggu kesenangan teman.

"Than udah pagi, kalo yang lain ngeliat gimana?" Tanya Rainsha "Gua masih ngantuk Sha sebentar"

Rainsha tahu Nethan tidak tidur, ia bahkan bisa kalau tidak tidur semalaman, namun laki-laki itu susah untuk diajak bernegosiasi. Kalau yang lain lihat habis sudah mereka berdua.

"Tidur lagi Sha, gua tau lu masih ngantuk" Usapan di kepala Rainsha terus bergerak secara teratur dan itu diciptakan oleh tangan besar milik Nethan

Agenda hari ini hanya pergi ke salah satu perusahaan minuman instan yang sudah tersebar luas di seluruh indonesia. Mereka akan diajak untuk melihat proses produksi perusahaan tersebut hingga ada acara penyambutan sekolah mereka.

Dari banyaknya murid di sekolah mereka, ada 10 murid yang jika berkenan akan mencoba varian baru dari perusahaan itu.

10 murid tersebut termasuk circle Rainsha beserta Nethan, sisanya adik kelas yang mengajukan diri. Mereka diminta untuk memberikan saran atau masukan untuk produk baru. Mereka juga diberikan produk tersebut untuk dibawa pulang kerumah.

Tidak menguras tenaga berlebihan kegiatan hari ini karena mereka harus bergegas ke jogja untuk nginep di hotel yang sudah dipesan. Hanya saja tugas tetap menghampiri meski mereka lagi liburan seperti ini. Tugas untuk mencatat kita pergi kemana saja, kegiatan apa saja yang dilakukan, dan apa yang bisa dipelajari dari kegiatan pada hari tersebut.

Gampang memang namun menumpuk apabila tidak dikerjakan satu persatu karena tugas ini akan dikumpulkan setelah mereka sampai di kota awal yaitu bogor. Tidak ada waktu lagi untuk mengerjakan, kecuali mereka yang berniat tidak mengumpulkan tugas dari awal.

Tapi tidak untuk Rainsha, ia akan mengerjakan tugas tersebut karena akan menambah nilai di rapot menurut perkataan guru yang menugaskan hal tersebut, lumayan bukan.





Rainsha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang