⚠️ HANYA FIKSI ⚠️
TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!Cio dan Shani melihat ke arah pintu dan ternyata itu adalah suara Chika, anak itu hanya diam mematung di ambang pintu.
"Maksud ayah apa?" Tanya Chika sambil masuk ke kamar.
Cio dan Shani sudah gelagapan apa Chika mendengar semua percakapan mereka."E.. itu maksud ayah." Ucap Cio gugup, bagaimana pun dia tidak akan bisa mengatakan hal yang sebenarnya pada Chika.
Chika mulai mendekat pada Shani dan Cio. Shani tidak tahan melihat Chika yang sepertinya dia mendengar semua pembicaraannya bersama Cio, raut wajah Chika menyiratkan sejuta tanya pada Shani dan Cio."Apa yah? Bisa ayah jelasin?" Tanya Chika pelan, dia sebisa mungkin untuk menahan rasa penasarannya.
"Gak ada apa-apa kak, ayah sama bunda ga lagi ngobrolin Kakak ko." Ucap Shani dia menyelipkan rambut Chika di telinganya.
Sementara Cio dia tidak bisa berkata-kata lagi. Dia harus mencari cara agar Chika teralihkan dari apa yang barusan dia dengar."Iya, Kakak salah denger aja nak!"
"CHIKA MOHON JELASIN SEMUANYA AYAH, BUNDA!!!" Chika mulai meninggikan suaranya. Shani dan Cio kebingungan apa yang harus mereka lakukan.
"Sayang dengerin bunda dulu Kak, itu ga seperti apa yang Kakak denger." Ucap Shani dia mulai merengkuh tubuh Chika.
Tapi Chika menepisnya."Hiksss hiksss, CHIKA CUMAN MINTA AYAH SAMA BUNDA JELASIN. Kenapa ayah tadi bilang kalo aku cuman anak yang kalian temuin di depan rumah? Jelasin yaaahh..." Chika mengguncang tubuh Cio. Shani tidak bisa menahan kesedihannya haruskah sekarang mereka jujur yang sebenarnya pada Chika.
"Suuttsss tenang dulu Kak, kamu salah denger. Ayah ga bilang kaya gitu." Cio memeluk Chika erat-erat tapi Chika terus berontak.
"Lepasin yah!!! Chika cuman mau ayah jelasin apa yang ayah tadi bilang itu semua bohong kan? Chika ga salah denger kaya apa yang ayah sama bunda bilang hiksss hiksss. Jadi aku bukan anak kalian?" Tanya Chika dengan suara yang bergetar, airmatanya terus membasahi pipi yang terlihat memerah karena emosinya.
"Ngga sayang kamu anak bunda hiksss." Ucap Shani, sama seperti Chika sejak tadi Shani terus menangis melihat apa yang dia saksikan sekarang kenyataan yang harus Chika hadapi. Cio dia terus mendapat pukulan kecil didadanya dari Chika.
"Ayaaahh, Chika mohon ayah bilang yang sebenarnya." Ucap Chika, dengan suara yang lembutnya. Cio hanya bergeleng dan menundukkan kepalanya. Sungguh dia telah ceroboh, seharusnya dia tidak mengungkit masa lalu Chika disaat dia berdebat dengan Shani. Kalau saja dia bisa menahan dirinya, Chika tidak akan mungkin mendengar percakapan dirinya dengan Shani.
"Oke ayah jelasin."
Seketika mata Shani tertuju pada Cio, dengan mudahnya Cio berkata demikian."Yah?" Shani membulatkan matanya dan menggelengkan kepalanya pelan, dia mengkode pada Cio untuk tidak mengatakan yang sebenarnya pada Chika.
"Ini mungkin udah saatnya Bun."
"Ngga yah jangan." Ucap Shani.
"BUNDA DIEM!!! Aku mau denger penjelasan dari ayah, karena aku denger itu semua dari mulut ayah. Bunda jangan halangin ayah." Ucap Chika dia sedikit membentak Shani.
"Kaakk, bunda mohon jangan dengerin apa yang ayah kamu katakan..." Airmata Shani tidak bisa dibendung lagi.
"Bunda kakak mohon, bunda diem dulu."
"Ayah jelasin semua tapi kamu harus tenang, jangan potong sama sekali pembicaraan ayah." Cio mulai mendudukkan dirinya di sofa, dia mengumpulkan kesiapannya untuk jujur pada Chika. Mungkin ini sudah saatnya Chika tau, meskipun waktunya sangatlah tidak tepat. Ini resiko yang harus dia tanggung karena ucapannya sendiri. Chika mengikuti Cio, dan duduk disampingnya. Sementara Shani dia duduk di ujung kasur sambil terus mengusap airmatanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Milikku [Greshan+Ch2]✓
RandomTak selamanya keluarga itu harus terbentuk dari ikatan darah yang sama.