A Romance Story
written by nonesigner
***
"Demi Tuhan, gue benci banget sama dia!"
Aku tidak berbohong ketika mengucap benci hari itu. Karena faktanya, aku benar-benar membencinya hingga hari ini.
***
"Sebutin dimana letak salah gue. Emang lo nya aja yang suka cari salah-salah orang lain!"
Lihat? Sampai hari ini, aku masih tidak bisa memahami gadis itu. Cara berpikirnya beneran berbanding terbalik denganku. Tidak pernah bisa kumengerti.
***
"Gimana? Udah ketemu mobilnya? Kalau belum bareng gue aja, deh. Ini lagi di jalan."
Krista, gadis itu tidak berhasil menemukan mobilnya. Yang entah berada dimana sekarang. Mobilnya itu tidak ia temukan di garasi rumahnya pagi ini, sedangkan dia harus menggunakan mobil itu untuk berangkat ke kampus. Gadis itu sudah beberapa kali masuk ke dalam ruang kerja Papinya hanya untuk mengecek cctv, memutarnya berulang kali. Dan yang dia temukan adalah mobilnya yang tidak terparkir di garasi sejak kemarin siang.
Pertanyaannya, kemana mobilnya itu berada? Krista sudah berusaha semaksimal mungkin mengingat-ingat dimana dia memarkirkan mobilnya. Namun dia tidak mengingat apa-apa. Dia ini pelupa.
"Belum nemu. Sumpah, deh, gue bingung kemana mobilnya. Masa iya di maling, sih?" tanya Krista, frustasi. Kalau benar-benar di maling, sih, dia bisa menangis. Namun gadis itu merasa mobilnya ini tidak di maling, tapi entah terparkir dimana.
"Bareng gue aja kalo gitu. Mobilnya entar dipikirin lagi, bisa telat lo." ujar Kiara diujung sana. "Gue sama Bumi tapi, sama temennya juga."
Krista berpikir beberapa saat. Dia memiliki banyak sekali opsi untuk berangkat kuliah selain menumpang pada Kiara dan Bumi–yang sebenarnya enggan ia lakukan. Namun, sudah kepalang pening memikirkan mobil, Krista akhirnya mengiyakan tawaran Kiara. "Yaudah gue nebeng lo aja, deh," ujarnya.
Lalu sambungan telepon tersebut putus. Krista mengecek ulang cctv–yang sudah entah keberapa kalinya–sambil menunggu Kiara dan Bumi yang datang menjemput. Lalu sepuluh menit setelahnya Kiara menghubunginya lagi, memberitahukan bahwa gadis itu sudah berada di depan rumahnya. Kiara juga bilang, "Entar duduk depan gapapa? Gue sama Bumi di kursi belakang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Enemy
RomansaBertemu dengan laki-laki setengil dan semenyebalkan Genta Krisnandhi adalah petaka bagi Krista. Dan mengenal manusia arogan seperti Krista Lazuardi adalah sebuah mimpi buruk bagi Genta. Namun, setelah hari dimana Krista dan Genta yang harus satu mo...