Hari buruk memang tidak bisa kita duga kapan? siapa? dan bagaimana? Namun ikhlas adalah salah satu yang harus dimiliki setiap harinya.
****
Malam ini, grup yang berisikan Vino, Reza, dan Sean. Sibuk membahas liburan yang sudah di rencanakan keluarga mereka. Reza dan Sean memiliki rencana ingin pergi menghabiskan waktu bersama dengan keluarga mereka di weekend. Sedangkan Vino, dia tidak tau keluarganya akan berlibur apa tidak.
Setelah selesai dengan handphonenya, dia menatap langit langit kamarnya. Sekedar memikirkan hal yang berada dikepalanya.
"Vin." panggil Arza sambil melompat ke atas tempat tidur adiknya.
"Apasih monyet, lompat lompat!" seru Vino yang terkejut karena ulah kakaknya itu. Arza hanya menyengir membalas kekesalan Vino.
"Ngapain dah ke kamar gue?" tanya Vino dengan nada kesalnya.
"Abisnya Arka udah tidur sih, gue gak bisa ngusilin dia. Gue gak mau tidur di ruang tengah kalo ngerjain dia lagi." ucap Arza yang kini merubah posisinya terlentang.
"Lagian lo sih kak, kayak gak ada kerjaan lain." ucap Vino menanggapi.
Orang mana yang tidak kesal, Arza dengan usilnya yang gak ada habis habisnya itu sampai membuat Arka yang sudah ngantuk berat bahkan sudah setengah tidur, jadi marah besar. Alhasil Arza di usir dari kembarannya sendiri dan tidur di ruang tengah dua malam berturut turut.
"Dek, gue tidur di kamar lo ya."
"DIH!" ujar Vino, baru saja ingin menolak. Arza lebih dulu menyahut, "Gue di kunciin cok sama di Arka, jahat banget emang dia."
Kini Vino tertawa terbahak bahak. Ternyata ini yang membuat seorang Arza kekamarnya. Sungguh kasihan nasib kakaknya satu ini.
"Lo kan baik Vin, masa mau ngusir gue juga kayak si Arka." ucap Arza yang pura pura memejamkan matanya agar Vino merasa kasihan.
"Iya iya, kasihan juga liat orang di usir gini." sahut Vino.
Arza yang mendengar itu kesenangan, kini anak itu sudah membuat handphonenya. Membuka aplikasi instagram.
"Ini di taman yang dekat sama rumah kita kan, Vin?" tanya Arza yang menunjukkan sebuah postingan temannya yang berfoto di tempat yang dia maksud.
"Iya, bagus ya view-nya." puji Vino, sunrise disana memang tidak pernah gagal.
"Kok kalo gue yang foto disana malah gak kayak gini ya." ujar Arza ketika mengingat fotonya terakhir kali disana.
"Ganteng gak, nya. Juga ngaruh sama hasilnya kak, buktinya foto gue aman aman aja. Tetap aesthetic." ucap Vino. Agak kurang ajar sepertinya kedua adiknya itu, pikir Arza.
"Nyenyenye"
Kemudian keduanya memilih untuk menyelami mimpi. Hari ini lumayan melelahkan, mengistirahatkan raga adalah pilihan yang tepat.
****
"Iyaa bunda, bentar." sahut Vino yang masih menata rambutnya di depan kaca.
Sedangkan suara Reva yang berada di luar kamarnya, sudah memanggil manggil namanya agar segera keluar. Mereka berempat ingin jalan jalan di sekitaran taman dekat rumah. Sekedar menikmati waktu bersama, mumpung Reva juga tidak sibuk. Kecuali Tyan, suaminya itu sudah pergi dari tadi pagi. Ada urusan katanya.
"Lama banget deh, Vin." kesal Reva.
"Hehe, maaf bun. Kan mau ketaman jadi Vino gak mau tampil acak acakan." ucap Vino, membuat Reva memperhatikan anaknya. "Gak acak acakan kata kamu? Rambut aja berantakan." komentar Reva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zevino
Teen FictionZevino yang berasal dari keluarga Sarindra. Keluarga harmonis dan hangat, sebelum berubah menjadi keluarga dengan segala hal yang menyalahkan dirinya atas apa hal yang bukan salahnya. Zevino Sarindra, remaja dengan kekuatan dari dirinya sendiri dan...