14. Kencan Pertama

641 75 2
                                    

Kini matahari telah terbenam. Banyak wisatawan meninggalkan tempat begitupula Jenlim. Jalan berdua dibawah cahaya rembulan sambil melihat-lihat keindahan Seoul saat malam. Limario belum pernah merasa senyaman ini ketika bersama seseorang.

"Mau makan dulu sebelum lanjut?" Limario bertanya memecah keheningan.

"Boleh" sahut Jennie menerima ajakannya.

"Aku tau tempat makan paling enak didekat sini" ucap Lim sangat bersemangat sekali.

Jennie tidak pernah menyangka kalau Limario akan mengajaknya makan di pinggir jalan. Sejak kapan seorang CEO ini makan makanan murah, ditempat kotor. Rasanya Jennie tidak dapat mempercayainya.

"Babi panggang disini sangat enak" ucapnya usai memesan makanan.

"Sejak kapan kau makan ditempat seperti ini. Biasanya selalu direstoran mewah" sindir Jennie tidak membuatnya tersinggung.

Jennie benar. Sedari kecil Limario tidak pernah merasakan susah. Ia selalu memakan makanan koki bintang lima setiap harinya di rumah sampai Lim kadang-kadang muak memakan makanan ala barat tersebut.

"Waktu itu hujan turun sangat lebat jadi aku kesini untuk menumpang berteduh lalu si pemilik warung menghampiriku. Mengajakku makan didalam secara gratis" cerita Limario.

"Pantesan, gratis rupanya" balas Jennie memutar mata.

"Anniya. Aku serius, makanan disini enak. Kau bisa mencobanya nanti"

Pesanan mereka tiba. Limario menyalakan pemanggangnya lalu meletakkan irisin daging babi tersebut diatasnya. Setelah masak, Lim memindahkannya keatas mangkok nasi Jennie.

"Makanlah yang banyak"

Jennie mencoba satu suapan. Dagingnya juicy dan lembut. Limario tidak berbohong. Pantas saja warungnya ramai.

"Kau juga makanlah, jangan kasih aku terus" protes Jennie. Hampir sebagian dagingnya ia habiskan sendiri.

"Eh gak boleh minum" interupsi Jennie menahan tangan Limario yang hendak menuangkan Soju ke gelas.

"Waeyo?"

"Kau mengemudi" Limario mengurungkan niatnya untuk minum. Ia melupakan itu.

Sehabis makan mereka hendak lanjut jalan-jalan ke mall tetapi In Ah menelepon menyuruh Limario pulang. Wanita itu bilang kakek dan neneknya dari Swiss datang. Kencannya terpaksa dibatalkan.

"Harabeoji, Halmeoni" ucap Limario memeluk kakek dan neneknya bergantian.

"Aigoo, kau semakin tampan saja" puji sang nenek.

Jennie cuma diam berdiri disamping Limario. Keluarga Limario selain Minkyu tidak ada yang menyukainya.

"Beoji, Meoni ini Jennie. Istriku" kata Lim memperkenalkan Jennie kepada mereka tetapi mereka melirik Jennie sinis. Senyuman Jennie seketika luntur.

Pasangan lansia tersebut duduk disebelah Daehyun. Limario mengernyit melihat kakak iparnya ada disini membawa seorang bayi. Tampaknya ia baru saja habis melahirkan.

"Dia tampan sekali"

"Siapa dulu dong ayahnya" bangga Daehyun membuat sang nenek mengacak rambutnya.

"Siapa namanya Dae?"

"Kim Haejoon, meoni"

"Lalu kau, apa masih belum hamil juga" tanya In Ah pada Jennie.

"Jennie sedang hamil Mom" jawab putranya.

"Ini jalan empat bulan" sambungnya mengusap perut Jennie.

Marriage Without LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang