#1 be free

240 21 3
                                    

To start.. he wasn't a good guy...

Everybody were either scared of him, or hate him.

"Bitch!"

...

Lihatlah? Baru juga mulai dan ia sudah menyanyikan kata-kata mutiaranya.

"Enyahlah dari sini Hao," usirnya sembari menyesap sebuntung batang candu yang mampu menghancurkan paru-parunya semasa tua. Acuh tidak acuh, ia sedang tidak ingin bertarung saat ini. Apalagi setelah melihat kondisi lawan bicara yang begitu kacau. Memenangkan maupun dikalahkan dalam perlawanan ini akan sama-sama menghancurkan harga dirinya.

Tidak merasakan bahwa sang lawan bicara akan meninggalkan lokasi. Ia memutuskan untuk membantu rekan-rekannya yang tidak sadarkan diri 'tuk pergi. Meninggalkan satu mantan anggota geng mereka di sana.

Sunyi.. malam ini dingin dan sunyi sekali.

Terduduk lesu dan lemas di dekat mobil terakhir yang diparkirkan di sana, ia harus merutuki dirinya kalau sampai ada kerusakan pada mobil tersebut. Ia tidak punya kekayaan sebanyak itu untuk sekedar membayar kerusakan yang mereka hasilkan dari tawuran dahsyat itu.

Alasan mereka tawuran? Katakanlah, salah satu dari mereka berhasil membuat dirinya emosi.

Lagian, dia bukanlah seseorang yang mudah dimengerti. Tidak ada yang tahu apa yang ia pikirkan. Selain tatapan kosong dan mulutnya yang kasar itu, orang-orang tidak ada yang bisa menebak apa yang sedang ia pikirkan.

Mengecek alorjinya yang sudah retak, terakhir kali, jarum jam tengah menunjukkan pukul dua belas malam. Tapi itu beberapa saat yang lalu sebelum jam tangannya pecah terkena segala hantaman yang dilayangkan semasa tawuran. Sehingga sekarang, ia hanya bisa mengira kalau waktu sudah memasuki subuh.

Membuat tumpuan pada mobil dan tanah tepat ia berpijak sekaligus bersandar, ia berusaha keras untuk berdiri.

Jujur saja, kepalanya pusing. Mungkin ia demam..

Berhasil berdiri dari posisinya, ia mulai membawa langkahnya untuk menjauhi parkiran tersebut setelah memastikan tidak ada kerusakan pada mobil itu. Dengan langkah cukup terhuyung, ia sudah mirip dengan zombie-zombie yang biasa ditemukan di film.

Merasakan dinginnya udara, merasakan hembusan nafasnya sendiri, merasakan badannya mengigil kencang. Ya.. sekarang ia yakin kalau ia demam.

Setidaknya itu yang ia pikirkan karena ia tidak pernah mengetahui kalau apa yang selalu ia rasakan ini adalah efek kewalahan atas semua tindakannya. Otaknya akan selalu mendorongnya untuk maju, hatinya juga mendorongnya untuk maju. Tapi badannya? Badannya tidak mendukungnya untuk berlebih.

Dengan pandangan mata yang mulai memburam itu, ia mendeteksi sosok lain yang berdiri di ujung sana, membawa payung untuk meneduhi dirinya. Ia menatapnya dengan kosong dan heran. Untuk apa engkau menggunakan payung kalau saat ini sama sekali tidak hujan? pikirnya.

Tapi baru ia berpikir serupa, ia baru menyadari kalau memang badannya sudah basah kuyup dan hujan nampaknya memang sudah melanda meski sekarang hanya tersisa rintik-rintiknya saja. Ia menaikkan ceruk bibirnya lelah.

Apakah sosok itu akan menyerangnya? Ia harus bersiap! Ayo!

Masih melanjutkan jalannya yang terhuyung, ia berjalan mendekati sosok itu dengan perlahan.

Mendapati sosok itu juga berjalan mendekatinya, ia merasa ia semakin tertantang. Mengeratkan seutas tali yang ia ikatkan di kepalan tangannya. Belum selesai ia mengeratkan, ia sudah ditarik masuk kedalam pengaruhnya.

Pengaruh?

Kedua tangan sosok itu melingkari pinggang dan bersinggah di punggungnya. Tubuhnya dengan tubuh sosok itu juga menempel sejadi-jadinya. Apa itu.. apa namanya..

Forever Paradise | Drabble [HAOBIN/BINHAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang