Jam menunjukan Pukul 10.37
Meja panjang dengan berbagai kertas menjadi saksi beberapa orang yang sedang berbincang di dalam ruangan kedap suara.
"Pendapat saya, kita harus merampas apa yang seharusnya milik kita prince"
"Benar, saya juga berpendapat demikian. Jika mereka tidak ingin pembagian pasar, maka kita yang harus menguasai pasar" sahut pria bersurai putih setuju.
Pria di kursi ujung mengangguk, "ada pendapat lain?"
"Saya" ujar perempuan dengan code name 'merry'
"Silahkan"
"Seperti yang sudah ada dalam perjanjian, bahwasanya pembagian pasar disepakati oleh dua belah pihak. Dan jika ada yang melanggar, pihak yang di rugikan diperbolehkan untuk merebut hak mereka"
"Maka dari itu, pendapat dari furry dan Mack sangat tepat. Tapi apakah kita diperbolehkan untuk menguasai semuanya?" Merry menjelaskan isi surat perjanjian.
"Pertanyaan yang bagus Merry. Saya sudah bertanya kepada pemerintahan tentang ini, mereka memperbolehkan penguasaan penuh akan hal itu. Apalagi kita adalah pemasok untuk pemerintahan, mereka pasti ada di pihak kita" jelasnya
"Maka dari itu dengan ini, kedepannya kita bersaing untuk menguasai pasar. Dan jika kedepannya pemerintahan menghalangi, kita porak-porandakan mereka semua"
Semua orang disana mengangguk setuju, "rapat kita akhiri sampai disini, untuk kedepannya saya yang akan menghandle pekerjaan bos besar sampai beliau pulang, terimakasih" ucap pria itu mengakhiri kegiatan rapat hari ini.
Beberapa orang disana beranjak dengan membungkukkan badannya, "terimakasih prince"
Kini di ruangan tersebut tersisa empat orang saja. Dua diantaranya berdebat kecil entah karena apa. Sedangkan dua lainnya tak membuka suara.
"Apakah kau akan ikut malam ini?" Tanya furry
"Jangan bertanya, dia pasti memaksa ku untuk ikut"
"Anjing penurut"
"Berkaca lah furry, kita sama"
"Tapi aku tidak kasar, bodoh"
Pria itu mengernyitkan dahinya, "maksudmu?"
"Aku melihatmu tadi malam"
"Pertunjukan yang bagus Kenzo" lanjut furry dengan ejekan
"Sialan"
......
Cklek~
Pintu kamar dibuka dengan pelan, seorang pria cantik masih bergelung di balik selimut. Kedatangan orang lain tak membuatnya terganggu, sampai sebuah usapan lembut di rambutnya membuat ia terusik.
"Wake up babe"
Pria itu menggeliat, ia dudukkan dirinya sembari mengucek matanya yang masih terpejam.
"Jangan digosok, nanti matamu sakit" tangannya bergerak menghentikan tangan pria cantik didepannya.
Matanya cantik itu terbuka perlahan, "iyonn~" ia rentangkan kedua tangannya meminta pelukan.
"So cute, my baby boy.." Rion menarik caine dalam pelukannya.
"Masih ngantuk~" caine merengut, tangannya bergerak mengelus pipi Rion hingga ke bibirnya.
Cup!
Kecupan kecil caine berikan pada bibir Rion, sedangkan yang di perlakukan seperti itu mengedipkan matanya tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
mine
Teen Fiction"Gw tau siapa Lo sebenarnya" Tatapan tajam si surai merah berikan pada pria didepannya. Sedangkan yang ditatap terkekeh sambil mengangguk kecil. Kedok yang selama ini dia sembunyikan diketahui oleh si surai merah, susahnya untuk hanya sekedar menye...