Langit. Selasa, 7 - Maret

7 2 0
                                    

- Hari ini selasa - 7 - Maret.
Seorang laki-laki tinggi dengan badan kencang nya yang berotot itu baru bangun dari tempat tidur ter-nyaman nya sekaligus tempat yang paling ia benci.

Langit baru bangun dari tidurnya dan langsung masuk kekamar mandi untuk mencuci muka sebelum mamanya teriak teriak, karena laki-laki itu begitu malas untuk berangkat sekolah.

" LANGIT! kamu udah bangun belum sih?! Buka pintunya anak mama. "  teriak mamanya saat Langit baru saja mengusap wajahnya dengan handuk. Dengan malas dan wajah datar laki-laki itu membuka pintu kamar nya sebelum mamanya itu terus mengomel.

" Nah, gitu dong anak lakik tuh bangun pagi,sana sarapan dulu terus mandi dan ganti baju " ujar
mamanya.
" Gaah ma, males sekolah. Hari ini Langit libur aja ya? "
Ucap Langit dengan wajah memelas.
" HEH! Enak aja, enteng banget kamu ngomong libur libur. Sekolah pokoknya gaada penolakan. Kalau kamu tetep kekeuh mama gak segan segan ya minta papa kamu buat paksa kamu kerja. " ujar mamanya mengancam.

" Ma, bisa stop ngancem ga? Langit bosen ke sekolah "
" Gaada penolakan anak mama, mau sekolah atau kerja? Hm? "
Bosan berdebat dengan terpaksa dan wajah cemberut, Langit menuruni tangga dan segera duduk dimeja makan bergabung dengan papanya dan adik laki-laki nya.

" Kamu kenapa ogah ogahan gitu? Demen banget berantem sama mamanya. " ujar papanya.
" Langit bosen pa. "
" Bilang aja kamu masih nunggu cewe ga bener itu? Yakan? papa tau. Dia udah nikah Langit. "
Langit mengerutkan keningnya dan mencengkram garpunya kuat - kuat.
" Pa, bisa gak gausah nuduh nuduh Thabia? Langit tau kok dia udah nikah. Emang salah nunggu dia balik? "

Papanya memutuskan untuk tidak menjawab putranya yang sudah kurang ajar dan berani melawan papanya sendiri demi wanita yang tidak akan balik ke pelukan nya lagi.

Setelah sarapan Langit langsung beranjak dan kembali masuk kedalam kamarnya, merebahkan tubuh sejenak di tempat tidur nya yang berukuran king size. Langit melamun menatap langit langit kamar nya, namun lamunannya terbuyarkan ketika adik laki-laki nya Samuel atau biasanya dipanggil El— usianya baru 5 tahun dan anak kecil itu super aktif dan super clingy pada Langit — atau biasanya dipanggil kakak.

Langit menggendong El dan mencium pipi chubby nya, lalu Langit membiarkan adiknya bermain-main, sementara Langit menghela nafas lega saat air hangat dari shower mengalir ditubuh kekar dan kencang nya  'nikmat rasanya air hangat dipagi hari' gumam Langit pelan.

Sekitar 30 menitan akhirnya Langit keluar dari kamar mandi sudah dengan keadaan memakai seragam lengkap nya. El sangat rusuh di dalam kamar Langit, El menyeret selimut berwarna putih itu kesana kemari membuat Langit harus menarik selimut nya dan melihatnya kembali, kemudian mengangkat tubuh adiknya. " El, kamu benar-benar rusuh dasar bocah nakal. " ucap langit dengan kesal menurunkan adiknya, membuat El lari terbirit-birit sambil tertawa.

Langit hanya bisa menggelengkan kepala heran, kemudian mengambil tas nya dan menyampirkan tas dipundak bidang nya.

Langit berjalan menuruni tangga kemudian mengambil kunci motornya yang tergantung di gantungan disamping pintu rumah nya, kemudian berpamitan pada papa dan mama nya.

Langit kemudian menaiki motor Ducati merah nya yang tampan — becak namanya, tidak lupa Langit memakai helm hitamnya.

Langit begitu menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa seragamnya dengan dua kancing dibuka menunjukkan kaos hitam bagian dalamnya juga kalung silver berbentuk rantai dengan liontin inisial T.
Angin masuk melalui kancing yang ia sengaja buka membuat Langit tak sadar bahwa ia sekarang sudah tepat didepan sekolahnya.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang