Hari ini cuaca begitu panas, membuat Kayara malas untuk berangkat sekolah, namun ia juga malas jika berada di istana raja eropa itu.Siapa lagi kalau bukan Monsion Daddy-nya.
Kayara turun dari mobil dengan tatapan datar. Banyak pasang mata yang menatap kearahnya, namun ia hiraukan.
Kaki jenjang yang dibaluti sepatu hitam mahal itu perlahan melangkah dengan santai, melewati murid-murid yang menatapnya dengan tatapan memuja.
Namun langkahnya harus terhenti saat melihat sosok yang dikenalnya.
"Bastard" Dengan gerakan bibir ia mengucapkan pada orang itu, bahkan dengan senyum miring.
Kayara kembali melangkah menuju kelasnya.
Begitu sampai ia langsung memasuki kelas, dapat ia lihat anak kelasnya yang sudah banyak datang. Tanpa memperdulikan apapun ia melangkah kearah mejanya.
"Gusy, Gue ada kabar gembira nih," Seorang gadis yang berpakaian sedikit ketat itu mulai angkat bicara. Cella Varlendia.
"Apaan," Sahut Bima-Siplayboy.
"Hari ini ada murid baru, katanya sih ganteng," Ucap Cella dengan sedikit melirik kearah Kayara, entah apa tujuan gadis itu.
"Kalau ganteng buat gue lah," Sahut Leria.
"Katanya pindahan dari Australia," Ucap Cella lagi tapi dengan wajah lesu.
"Kok Lo gitu sih kasih informasinya, kayak gak semangat, biasanya kan Lo paling heboh kalau ada murid baru apalagi kalau ganteng," Bima heran dengan Cella.
"Karena katanya dia dingin, cuek, Gue kan gak bisa deketin yang dingin-dingin. Deketin Kayara aja gue setengah mampus," Ucap Cella dengan melirik Kayara yang sudah menelengkup wajahnya diantara lipatan tangan.
"Nyerah berarti," Sahut Bima lagi.
Cella hanya memutar bola matanya.
...
"Kelas kamu ada di IPA 2," Ucap Pak Kenandra, kepala sekolah G HIGH SCHOOL
Laki-laki yang duduk disana hanya mengangguk kepala saja.
"Ingat, jangan banyak tingkat," Ucap Pak Kenandra lagi.
Laki-laki itu kembali mengangguk, setelah itu berlalu keluar dari ruangan kepala sekolah, setelah mengucapkan terima kasih.
Xariec hanya menatap datar kedepan tanpa menoleh sedikitpun kearah lain. Kakinya menelusuri lorong kelas dengan tangan di saku Hoodie.
Saat sampai di pintu kelas, ia mengetuk sedikit. Ia dapat mendengar dengan jelas suara guru yang tengah menjelaskan.
"Permisi," Ucap Xariec dingin.
Pembelajaran diberhenti. Semua mata tertuju pada Xariec dikarena lelaki itu berdiri ditengah pintu.
"Kamu murid baru kan?, silahkan masuk dan perkenalkan diri kamu," Guru yang bername-tag Ibu sindy itu tersenyum ramah.
Xariec melangkah dan berdiri tepat didepan kelas. Matanya menghunus dingin kedepan, bahkan semua murid seakan ketakutan saat melihat mata indah itu.
"Xariec," Ucapnya lalu melihat kearah Bu Sindy yang menatapnya dengan tatapan memuja.
"Dimata tempat duduk saya?," Tanya Xariec dengan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarnished Love
Teen FictionNyawa dibayar dengan nyawa. Dendam atau cinta? _ Typo bertebaran