22. Cinta di Musim Mangga

32 16 48
                                    

Saat itu sedang musim mangga, dimana sudah 2 kali dalam hari itu kepala Hannah kejatuhan mangga. Dirinya sangat kesal hari itu, ditambah sedang haid hari pertama.

Sedangkan Imran, dahulu kala dia adalah seorang calon ketua osis gagal. Namun walaupun gagal, semua siswi di sekolah tetap tergila-gila akan ketampanannya itu.

Hari itu saat Hannah haid hari pertama, Imran sedang dikejar-kejar oleh siswi yang baru masuk SMA. Para siswi itu diperintahkan untuk meminta tanda tangan semua osis di sekolah itu. Tapi Imran diminta oleh bu desi selaku pembina PMR untuk memberikan selembar kertas pada sekretaris dari ekskul PMR itu.

"Duh gimana nih, para siswi itu gak mau menjauh," batin Imran cemas, dis terus mempercepat langkahnya sambil melihat kebelakang.

"Pokoknya gak boleh ada mangga jatuh lagi, kepalaku sakit," batin Hannah sambil memantau apakah mangga diatas sana akan jatuh lagi ke atas kepalanya.

Keduanya bertekad kuat, "Aku harus menghindari nya!"

BRUK!

Yang satu mencoba menghindari para siswi, yang satu mencoba menghindari mangga yang siap mendarat di kepalanya kapan saja. Tetapi keduanya tidak mengira ternyata mereka malah tertabrak satu sama lain.

"Aduhh sakit."

Hannah mencoba berdiri dan dia mengambil kertas yang Imran bawa itu, Hannah menghampiri Imran yang sepertinya tersungkur kebelakang.

"Duh maaf ya, gak papa kan kamu?" tanya Imran pada Hannah yang sudah berdiri, sedangkan dia masih susah untuk berdiri.

"Dia sendiri belum bisa berdiri, malah nanya aku," batin Hannah heran. Mata Hannah tersorot pada siku Imran yang berdarah dan masih dalam keadaan bertanah karna jatuhnya kebelakang.

"Eh berdarah, itu di bersihin dulu darahnya, nanti Infeksi!" Hannah memapah Imran menuju keran air terdekat dan membersihkan sikunya sesuai dengan yang dia pelajari di PMR.

"Aku ambil salep luka dulu."

Hannah beranjak dari dekat keran itu, namun Imran menahan tangan Hannah untuk pergi. Imran menarik tangan Hannah dan melihat telapak tangannya yang ternyata juga sedikit tergores hingga mengeluarkan darah sedikit juga.

"Eh sejak kapan? pantesan perih" batin Hannah.

"Sini kamu juga luka, aku bisa oles salep sendiri nanti," ujar Imran sambil membersihkan telapak tangan Hannah dengan air mengalir. Jantung Hannah berdegup-degup saat Imran membersihkan dan meniup telapak tangannya. Tak sadar, Hannah ternyata mencuri-curi pandang melihat wajah Imran saat membersihkan luka itu juga.

"Kamu dengar gak?" tanya Imran yang sedang bercerita.

Hannah cepat menarik tangannya setelah siap, "Eh udah kan? aku pergi dulu ya!" Hannah melemparkan kertas yang tadi dibawa Imran ke sebelahnya, Hannah lalu berlari pergi dan meninggalkan Imran yang belum selesai berbicara.

"Oh iya kertas ini belum ku kasih."

Imran beranjak dari duduknya, terasa sedikit nyeri di sikunya. Dia memandangi siku yang terluka itu, dengan senyuman yang bahagia.

~

Imran mencari-cari letak ruangan ekskul PMR, tampak disana siswi-siswi baru juga mendaftar untuk ekskul disitu. Imran menghampiri ruangan ekskul itu dan mendapati ketuanya yang sedang menjelaskan pada anggota baru.

"Ada apa Imran?" tanya ketuanya saat menyadari para siswi anggota baru melirik-lirik kearah pintu ruang ekskul.

"Mau cari sekretaris PMR nya mana ya? ini dikasih bu desi kertas catatan hari ini," jawab Imran sambil menghampiri ketua PMR itu.

Gara-gara Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang