0.4

2.3K 220 9
                                    

Happy reading 💐

Vote dulu yaa

























Setelah kegiatan makan bersama itu berakhir Arley kembali ke kamarnha, Sampainya Arley di kamarnya ia langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk nya.

"Akhh tadi Aku bener benar merasa gugup." Jeritnya dalam hati sembari megacak acak rambutnya.

Tiba tiba Pandangannya teralihkan dengan adanya kehadiran seekor burung merpati di jendelannya.

Arta beranjak jadi kasur dan berjalan pelan kearah burung itu.

"Burung yang cantik." Batinnya menatap burung itu.

"Rasanya Aku Ingin terbang bebas seperti mu, tanpa memiliki sedikit beban pun ." Lanjut nya.

Ketika ia sedang melihat burung di taman pandangannya beralih kearah tampan yang terlihat indah dengan adanya bulan yang bersinar terang.

"Aku merasa ingin ketaman itu, seperti nya terlihat indah."gumamnya.

Saat ia melihat taman, pandangannya beralih ke arah rubah yang tersangkut di semak-semak.

"Aku harus membantu rubah lucu itu." Gumamnya melihat rubah itu dengan tatapan sendu.

Arley pun bertekat untuk menolong rubat tersebut lalu ia berjalan pelan ke arah pintu kamarnya, namun ia ragu di kala melewati lorong yang begitu sunyi dengan lampu yang menerangi lorong.

"Harus bisa demi rubah menolong rubah itu." Ucap nya dengan wajah serius dan tangan yang mengepal di depan nya.

Lalu ia pun memegang ganggang pintu, dengan ragu ia membuka pintu perlahan.

Perlahan ia berjalan dengan pakaiannya yang sedikit terbuka membuatnya terasa sedikit mengigil di tambah suasana nya terasa begitu dingin.

"Aku takut." Gumamnya melihat sekeliling lorong kerajaan.

'bagaimana bisa orang-orang di kerajaan ini bisa tinggal di tempat sebesar ini dengan cahaya yang remang-remang begini."batinnya melirik setiap pintu di lorong itu.

Beberapa lama ia berjalan akhirnya ia pun sampai di taman.

'jauh banget sih dari kamar ke taman.' batinnya.

'bagus banget tamannya, pasti di rawat dengan baik.' di sela gumamnya, pandangan Arley pun bertuju pada Salah semak-semak dimana rubah itu berada.

Ia mendekat perlahan kearah semak-semak dengan angin malam yang membuat tubuhnya semakin mengigil.

Ia sontak kaget ketika melihat rubah itu yang sudah begitu sekarat.

Dengan cepat ia Langsung membantu rubah itu keluar dari semak-semak.

Ia terus menarik ranting-ranting yang berada di semak-semak, ketika ia menarik Salah satu ranting tanpa sengaja tangannya tertusuk duri yang berada di ranting itu.

Tanpa sengaja ia pun melempar ranting itu kearah lain Karena merasa sakit di bagian telapak tangannya, terlihat begitu banyak darah yang keluar dari telapak tangannya.

[BL]Four PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang