1

134 14 3
                                    

“baru datang? Telat banget,” pemuda yang saat ini tengah mengenakan setelan kaos santai menyapa Jihoon dengan keras sehingga membuat perhatian beberapa orang tertuju pada mereka. Yoon jaehyuk namanya. Mahasiswa jurusan Computer Science yang baru saja menginjak semester tiga.

“Toa Masjid aja kalah sama volume suara lu,” bukannya menjawab, Jihoon justru mencibir kelakuan Jaehyuk yang menurutnya tak tau malu.

“Sialan,” kekehan pelan terdengar pada ujung perkataannya menanggapi ejekan Jihoon. “Udah pada siap nih, ayo gas.” Sambungnya semangat, beberapa anak yang ada di lapangan kali ini turut serta menyerukan kata 'gas' menambah suasana menyenangkan di sana.

Jihoon dan Jaehyuk mengambil posisi sebagai kapten dari masing - masing tim, keduanya saling berhadapan menunggu lemparan koin dari sang penjaga lapangan untuk menentukan kepada tim siapa bola akan pertama kali digulirkan.

“Kalau tim gua menang, mintain nomor dia ya.”

Jihoon menunjuk salah satu penonton yang saat ini tengah asik duduk di luar lapangan seraya mengulirkan layar ponselnya.

“Kim Junkyu?” Jaehyuk menyipitkan matanya, mencoba mengenali sosok yang Jihoon maksudkan.

“Lu tau?”

“Tau lah, satu jurusan sama gua, agak kuper tapi sebenarnya baik sih.” Jawabnya ringkas.

Jihoon hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Sejak saat pertama kali masuk ke dalam lapangan, Jihoon beberapa kali mencuri pandangan pada sosok yang ia maksud barusan.

“Wait, lu 'bawah' Ji?” Jaehyuk bertanya penasaran.

“Pala lu gua taro bawah mau?” Jihoon jadi sewot sendiri mendengar pertanyaan Jaehyuk barusan.

Apa - apaan, masa dirinya yang sudah sangat maskulin dengan otot - otot yang menghiasi lengan hingga dadanya masih dikatakan 'bawah'. Jihoon menggelengkan kepalanya ribut membayangkan dirinya berada 'di bawah'.

“Lah, tapi Junkyu—”

Belum selesai Jaehyuk mengucapkan kalimatnya, bunyi peluit sudah di lantunkan pertanda pertandingan segera di mulai.

——

Junkyu mengulirkan layar ponselnya dengan malas, ia berani bersumpah jika bukan karena Asahi yang menyogoknya dengan iming - iming makan siang gratis selama seminggu ia akan menolak tawaran Asahi mentah - mentah hari ini. Di tambah lagi dirinya saat ini justru di tinggalkan entah kemana oleh Asahi.

Berakhirlah ia di kursi pojok lapangan dengan ponsel yang baterainya sudah di ujung tanduk, berusaha untuk tidak menarik perhatian siapapun. Junkyu tidak nyaman diperhatikan banyak orang, dirinya tau kalau ia cukup dikenal sebagai mahasiswa kurang bergaul. Kedatangannya ke sini tentunya akan menjadi tanda tanya besar bagi mereka yang mengenalinya.

Suara peluit membuyarkan fokusnya pada isi kepalanya yang saat ini tengah asik mengucapkan sumpah serapah pada Asahi. Junkyu membuang nafasnya berat, ia cukup kesal karena ponselnya sudah kehabisan daya, tapi setidaknya masih ada yang dapat ditontonnya untuk saat ini.

Junkyu menggelengkan kepalanya heran, bagaimana bisa seseorang menikmati permainan yang membuat banjir keringat? Belum lagi rasa pegal dan lelah karena banyak berlari mengejar bola.

“Kyu,” Asahi datang dengan dua buah botol minuman pada genggamannya.

“Enak pacaran?” Cibir Junkyu kesal. Ternyata Asahi meninggalkannya karena ingin menemui Yoon Jaehyuk.

“Cuman ngasih minum doang elah,” kelak Asahi usai menyadari raut wajah Junkyu. “Gua kira lu bakal pulang tadi,” sambungnya lagi karena tak mendapatkan jawaban dari lawan bicaranya.

This Is What Falling In Love Feels Like | JiKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang