Hari liburan itu telah tiba, mereka berada di kapal pribadi yang sudah Indah sewa, ya tentu akhirnya Indah harus mengeluarkan uang karena tabungan Oniel tidak cukup, sebenarnya ada saja, tetapi Indah tidak akan membiarkan Oniel menghabiskan uang itu. Oniel harus tetap punya tabungan untuk dirinya sendiri. Liburan mereka menjadi kabar baik juga untuk Kenny karena itu artinya, Kenny bisa menghabiskan banyak waktu berdua bersama putrinya.
Adel berusaha untuk mengendalikan dirinya sendiri karena sekarang ketahanan tubuhnya diuji melihat Ashel berpakaian dengan sangat seksi, seperti biasa, Ashel hanya memakai celana dalam dan penutup dada, dibalut oleh kain yang dipasangkan di pinggang, kain itu terombang-ambing karena angin laut cukup kencang, memperlihatkan kakinya.
"Sange ya lo," bisik Ara menyenggol Adel. Ara menatap Adel dengan mata memicing curiga, padahal baru satu bulan berteman, ia sudah sangat mengetahui gelagat Adel.
"Ngga ya, lo pikir gue sesangean itu apa?" Adel memutar malas bola matanya dan baru sadar kapalnya berhenti di tengah laut sesuai permintaan Oniel karena Indah ingin berenang.
"Gue abis ngewe." Mulut sopan Ara kembali mengeluarkan suara. "Di wc, enak banget, Chika yang minta." Ara berkata yang sejujurnya karena memang ia menyentuh Chika hanya jika Chika memintanya saja.
"Gila lo." Adel mendorong bahu Ara sebelum berjalan mendekati Ashel. Adel akhir-akhir ini tertarik pada kecantikan Ashel, entah kenapa tubuh Ashel tampak sangat seksi dan indah.
"Boleh peluk gak?" tanya Adel berdiri di belakang Ashel lalu melingkarkan sepasang tangannya di perut polos Ashel. Darah Adel langsung berdesir saat wangi tubuh Adel menyeruak ke dalam hidungnya.
"Boleh." Ashel memegang erat besi pembatas kapal ini, mengatur nafas karena jantungnya semakin tidak terkendali apalagi saat hidung Adel menempel di lehernya. Apa sebenarnya mau Adel? Kenapa bersikap seintens itu akhir-akhir ini?
"You look pretty as always," bisik Adel. Nafasnya yang bergerak membelai leher Ashel membuat seluruh tubuh Ashel menegang.
"What a line." Ashel sampai memejamkan mata karena tidak sanggup menahan getar yang ia rasakan. Adel memang penggoda yang handal, pantas saja semua perempuan yang Adel tiduri pada akhirnya memberikan tubuhnya secara cuma-cuma.
"Can I kiss you?" Adel menjatuhkan bibirnya di leher Ashel selama beberapa detik. Sebelum ada yang melihatnya, Adel melepaskan pelukan itu seraya menarik kain yang menutupi bagian bawah tubuh Ashel. "Lebih indah." Adel mengalungkan kain itu di lehernya kemudian berlari sambil tertawa saat Ashel mengejarnya.
"Balikiiiin!!"
"Ayo di luar." Marsha sangat bosan menunggu Azizi yang memilih duduk di dalam. Marsha tau bahwa Azizi ketakutan melihat laut, tetapi apa itu artinya ia juga tidak bisa menikmati laut itu? Membosankan sekali.
"Aku takut, Ca. Di luar ada Oniel sama Indah, aku malu." Azizi menggeleng sambil terus memperhatikan ikan miliknya yang tadi ia beli di jalan sebelum ke sini. Jika bukan karena permintaan Ashel, ia tidak mau ikut.
"Ya udah pacar kamu aja yang nemenin kamu di sini." Marsha tidak bisa menahan kekesalannya lagi. Marsha berdiri, ingin beranjak pergi. Namun, tiba-tiba saja Azizi menarik tangannya dengan sangat cepat hingga ia terduduk dalam pangkuannya. "Kamu gila? Lepasin sebelum ada liat." Marsha berusaha melepaskan tangan Azizi.
"Temenin aku atau aku akan cium bibir kamu di sini." Azizi mengeratkan pelukannya. "Semua orang akan tau bahwa kita masih saling mencintai."
"Kamu gila, Zee." Marsha menggeleng, masih berusaha keluar dari rengkuhan Azizi.
"Aku takut, aku takut, tolong." Azizi menyandarkan kepalanya di dada Marsha, ia bisa mendengar detak jantung Marsha yang bergemuruh hebat. "Aku takut."
"Kamu nih keliatannya aja kaya jagoan tapi semuanya ditakutin, liat orang takut, ngobrol takut, liat laut takut, renang takut, apalagi yang kamu takutin?" Marsha mengembuskan nafas panjang. Ini sangat menyebalkan, kenapa Ashel tidak mau menemani Azizi dan malah mengorbankan dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARA
FanfictionApa yang lebih sulit selain menjalin hubungan dengan seseorang yang masih terikat oleh masa lalunya?