9. Sekolah Bersama Anak Tuan Pangeran

133 16 2
                                    

Suasana sekitar Renjun menjadi hening. Jujur ia bingung bagaimana mau menjelaskan jika begini. Bahkan guru yang hendak masuk ke kelasnya pun terdiam, ingin mendengar penjelasan dari Renjun.

"Uji.. jangan nangis lagi ya.. udah nangisnya" ia sudah di repotkan keadaan, ditambah Woozi yang tidak mau berhenti menangis karena takut Hyunjin. Ia menghela nafasnya dan melihat sekitar, tak lama remaja itu di kejutkan dengan tangan yang menepuk bahunya.

"Tuan pangeran, Uji.." Yoongi, dia datang setelah izin dengan kepala sekolah tentang Renjun yang sekolah sambil membawa Woozi.

Yoongi melihat Woozi yang menangis sambil memeluk erat Renjun, seakan tak mau jika ibunya meninggalkannya.

"Kau masuklah dulu, aku sudah bilang pada kepala sekolah tentang Woozi. Nanti saya sendiri yang akan memberi tahu murid disini" Jelas Yoongi. Renjun mengangguk dan pergi masuk kelas duluan.

"Baik, sebelum kepala sekolah memberi tahu, saya beri tahu kalian lebih dulu. Siswa sekolah ini yang bernama Nakamoto Renjun akan sekolah sambil membawa anak saya. Saya menerima dia yang melamar menjadi baby sitter anak saya. Jadi tolong jangan merepotkannya, apalagi sampai mengganggu anak saya. Paham?" Yoongi menjelaskan panjang lebar dengan wajah datar. Membuat orang yang melihatnya seketika merinding dan mengangguk patuh.

Yoongi meninggalkan mereka dan masuk menyusul Renjun. Dia melihat Renjun dan anaknya bermain. "Saya ke kantor dulu, kalo sudah pulang langsung telp saya saja"

Ia melihat remaja itu mengangguk dan menyodorkan hpnya. Yoongi yang mengerti langsung mengetik nomor hp dia di hp Renjun.

"Itu nomor pribadi, tolong jangan di sebar" lagi lagi Renjun mengangguk dan setelahnya berpose hormat.

"Siap Tuan pangeran!!" Senyum cerah terlukis indah di wajahnya yang cantik, sejenak membuat orang di hadapannya itu terpaku. Tanpa sadar ia mengusap puncak kepalanya dan berlalu pergi meninggalkan sekolah.

Sedangkan Renjun? Bagaimana keadaannya setelah perilaku orang yang ia suka kepadanya? Wajahnya memerah hingga telinga, terlihat lucu karena mirip dengan kepiting rebus.

Woozi yang melihat Renjun tertawa sambil mengulurkan kedua tangannya ke pipi gembil orang yang ia anggap mamanya. "Mama.. cuu". Mendengarnya Renjun tertawa gemas, bahkan Hyunjin yang baru saja masuk kelas juga seketika gemas sendiri dengan interaksi keduanya.

Bukan hanya Hyunjin, tapi murid lain juga gemas, apalagi pipi woozi ikut memerah akibat tertawa. Kulitnya yang putih bak pangsit rebus membuat pipinya yang memerah nampak sangat jelas.

"Sudah sudah semuanya duduk! Kalian sudah dengar pengumuman dari Tuan Min bukan? Jadi tolong jangan sampai membuat Renjun kerepotan, mengerti?" Ujar guru yang sebelumnya hendak masuk kelas.

"Mengerti pak!!" Jawab serentak satu kelas.

Selama pelajaran berlangsung, suara Woozi yang berbicara sendiri beberapa kali terdengar. Anak itu menggunakan pensil milik Renjun untuk mencoret-coret kertas yang di berikan untuk dijadikan mainannya. Suara halus Renjun yang menanggapi Woozi pun terdengar dikala guru sedang mengajar. Bukannya marah, satu kelas itu malah diam-diam tersenyum karena Renjun dan woozi benar-benar seperti ibu dan anak. Gemas sekali memang.

Tak terasa waktu berlalu, dan bell istirahat berbunyi. Ada beberapa teman dekat Renjun yang biasa istirahat bareng menghampirinya.

"Pe, kantin kuy" ajak salah satu dari mereka, Haechan.

"Kyknya ngga bisa deh, Chan. Soalnya aku udah bawa bekel ni" Renjun mengeluarkan dua kotak bekal, yang satu bubur untuk Woozi, dan satu untuknya.

"Wiihh.. masak sendiri nih?? Dh lama kan lu ga masak lagi" pria bername tag Jihoon asal menyomot salah satu udang tempura yang ada di kotak bekal Renjun.

"Bagi dong, mau coba juga" Jihoon langsung memotong dua udang itu dan membaginya dengan Hyunjin.

"Masakan lu masih enak aja." Puji Jihoon.

"Syukurlah.. udah hampir setahun kan makan di kantin terus selama sekolah" Renjun senang mendengarnya, ia membuka kotak bekal woozi dan mulai menyuapinya.

"Boleh kita makan ga bekel punya lu Njun??" Tanya Jihoon, mereka mager buat ke kantin jika Renjun tidak ikut.

"Boleh kok, makan aja. Di rumah njun masih ada."

Ketiga anak mager itu langsung menyerbu kotak bekal milik renjun dan memakannya. Renjun senang jika masakannya bisa menyenangkan orang lain. Bahkan Woozi saja sampai lahap memakan bubur buatan Renjun. Padahal itu pertama kali renjun membuat bubur bayi.

Diam-diam Haechan memperhatikan mereka berdua sambil memakan bekal Renjun tadi.

"Maa.. num.." pipi gembilnya bergerak seraya mulutnya berbicara. Renjun melihatnya, ia mengambil tisu untuk membersihkan bubur yang berantakan di wajah woozi setelah memberi anak itu air.

"Kalian beneran kyk ibu anak ya. Bahkan agak mirip dikit, meski 95% mirip sama Tuan Min semua"

Agak nyelekit tapi gapapa. Renjun juga mengakui kalau Woozi dan tuan pangerannya itu seperti duplikat. Setidaknya ia merasa seperti ibu Woozi karena mirip dengan Renjana, mendiang ibu kandung woozi.

"Nanti deh ku ceritain soal ini semua ke kalian"

Ketiganya hanya mengangguk, tentu mereka akan menunggu Renjun menjelaskan hal yang dilihat-lihat cukup aneh.

Setelah selesai makan, Renjun membereskan bekas makan mereka semua. Wajah mengantuk woozi terlihat, nampaknya anak itu mengantuk akibat makan terlalu banyak.

"Aduh.. njun izin ke UKS dulu ya, mau nidurin woozi. Nanti kalian tolong izinin ke guru." Ketiganya mengiyakan permintaan primadona mereka dan melihat Renjun berlalu keluar kelas.

Di UKS, murid yang bertugas disana ingin bertanya kenapa Renjun kesana, namun Renjun menghentikannya karena Woozi sudah tidur. Ia tak ingin anak itu terbangun.

Renjun terus menjaga Woozi yang sedang tertidur, hingga dirinya ikut ke alam mimpi hingga bel pulang sekolah berbunyi.




Sorry yaa jarang banget up. Sekarang bakal diusahain up kok. Semoga aja ngga ada kendala buat up lagii!!💚💜

Primadona Kepincut Duda||YoonRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang