بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
(Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad)
🦋🦋🦋🦋
"Jangan menjadi bumerang untuk kehidupan kamu sendiri, Kaatiya" Ucap Azzam. Ia kemudian berdiri dan meraih tangan Meera "Ayo Sayang, kita pulang"
Azzam menggenggam tangan Meera lalu menariknya keluar dari sana meninggalkan Kaatiya yang sepertinya cukup kaget dengan jawaban yang Azzam berikan. Bukan hanya wanita itu sebetulnya, tapi Meera juga sama demikian, kaget, Azzam benar-benar sudah melupakannya?
Selama perjalanan pulang tidak ada obrolan di antara kami, aku sebetulnya ingin tahu tentang maksud yang perempuan itu katakan tadi. Aku memperhatikan cincin yang tersemat di jari manisku, simpel, tidak begitu mewah hanya ada satu permata di sana. Semenjak hari pernikahanku, aku belum pernah melepas cincin ini
"Kak, kakak kenapa?" tanyaku. Azzam menjawab dengan menggelengkan kepala ia beberapa kali menghembuskan napasnya, aku tidak mengerti situasi ini
"Jangan terlalu keras kak, dia hanya bertanya. Lagi pula aku juga penasaran, kenapa dulu kakak gak menanyakan dulu padaku perihal perhiasan, atau mengajakku untuk membeli bersama? Ini memang benar-benar longgar di jariku. Aku tiba-tiba kepikiran apakah ucapan Kaatiya itu benar, bahwa seharusnya cincin ini kamu berikan untuk orang lain? Namun kamu terpaksa mengasihkannya padaku karena aku yang kakak nikahin, benar begitu Kak?"
Pertanyaan itu membuat Azzam spontan menegang. Rahangnya mengeras dan genggaman pada roda kemudi seketika mengerat. Meera menatap Azzam dengan tatapan curiga, kedua matanya memicing tajam seolah tengah menyelidiki Azzam melalui raut wajah yang lelaki itu tunjukkan
"Dia itu hanya mancing keributan di antara kita, kamu gak perlu ladenin" Azzam mencoba santai, tapi sayangnya raut wajah lelaki itu terlalu tegang sampai membuat Meera malah semakin curiga
Akan aku cari tahu sendiri kebenarannya, kalo kamu gak mau jujur. Batin Meera
Meera kembali menyenderkan punggungnya ke belakang, kedua tangannya di silangkan di depan dada. Menatap ke arah Azzam dengan tatapan yang sulit di artikan membuat Azzam menoleh sebentar
"Kenapa lagi?"
"Aku cuma takut kalo kesempatan yang aku kasih ke kakak malah kakak gunain untuk hal yang sama. Aku cuma takut kalo nanti kakak bener-bener kembali ke dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAMEERA
Fiksi Remaja⚠️ FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️ ________ "Meera, harusnya saat ini, perempuan yang saya nikahin itu kaatiya, bukan kamu, perhiasan yang kamu gunakan itu harusnya di pakai kaatiya, bukan di pakai kamu, saya, menikahi kamu karena keinginan dari orang tua...