20. Susu (Shani)

2K 126 35
                                    

Pagi yang cerah dan terasa sejuk di Kota Yogyakarta. Shani terduduk dari posisinya yang semula berbaring, kemudian merenggangkan tubuhnya perlahan. Pergerakan Shani membuat seseorang yang tengah tidur di sampingnya menggeliat. Wanita berlesung pipi itu terkekeh saat melihat suaminya, Gitasena bergelung manja di sampingnya sambil berbalut selimut tebal. Shani tersenyum seraya mengusap lembut rambut Gita dengan kasih sayang.

Hari ini adalah akhir pekan. Sudah menjadi rutinitas suaminya untuk tidur sampai siang nanti. Gita pernah berkata,

"Aku ingin akhir pekanku dapat kunikmati dengan tidur seharian, tanpa memikirkan pekerjaan dan istri yang terus mengomel tiap hari."

Dan tentu saja, Shani langsung menggetok kepalanya saat itu. Shani tersenyum mengingat itu. Ia lalu mencubit pelan pipi Gita dengan gemas.

"Maaf ya, kemarin kamu pasti capek kerja seharian."

Sebelum turun dari tempat tidur, Shani mengecup pelan pipi yang dicubitnya tadi. Kemudian ia berlalu menuju dapur. Beda dengan Gita, Shani selalu beranggapan di hari libur pun harus tetap bangun pagi.

Shani mulai memasak sarapan untuknya dan juga Gita sambil bersenandung kecil. Ia membuat roti bakar, secangkir kopi untuk Gita dan segelas susu untuk dirinya. Sementara Shani sibuk menyiapkan makanan, Gita yang masih terlelap terpaksa bangun karena sinar matahari yang masuk melalui jendela kamarnya.

Gita berdecak kesal karena tidurnya terganggu dan mencoba untuk tidur kembali. Tetapi sayang, setelah terbangun pasti sulit untuk terlelap lagi. Dengan raut kesal ia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur karena tidak mendapati sang istri di pelukannya ketika ia terbangun.

Langkahnya sempoyongan, sambil sesekali menguap dan mengusap-usap matanya. Gita berjalan gontai menuruni tangga. Wajahnya berubah sumringah saat mendapati sarapan sudah tersaji di meja.

Sungguh pengertian sekali istrinya itu.

Gita segera menyambar segelas susu segar yang ada di meja dan langsung diteguknya. Baru saja susu itu akan masuk ke kerongkongannya, sebuah teriakan mengagetkannya.

"GITAAA!!! JANGAN MINUM SUSU ITU!"

Brussss

Teriakan itu sukses mengejutkannya dan membuatnya menyemburkan minuman itu.

Gita menatap Shani kesal saat istrinya itu merebut gelas susu yang dipegangnya dengan cepat.

"Pelit banget sih, minta dikit aja nggak boleh." Gerutunya sebal.

"Bukannya nggak boleh Gitasena, suamiku tersayang, ini tuh susu buat ibu hamil." Jelas Shani karena melihat bocil tuanya itu akan merajuk.

Gita lantas terbelalak, "Eh, tadi itu susu buat ibu hamil? Kenapa kamu nggak bilang?"

"Ishh,, kan kamu yang main serobot tanpa tanya dulu."

Wajah Gita mendadak pucat.

"S-sayang.... A-apakah sehabis minum susu itu aku akan hamil?!"

Mendengar pertanyaan Gita, Shani langsung memijit pelipisnya lelah. Kenapa sih suaminya itu selalu menjadi bocil polos dan -ehem, sedikit bodoh- saat hanya berdua dengannya.

"Tentu saja tidak Gita sayang... Haahh... Astaga kau ini! Mana bisa laki-laki hamil?!"

"Ohh, gitu. Syukurlah kalau aku tidak akan hamil." Gita mengelus dadanya lega, namun sesaat kemudian ia tersadar akan sesuatu.

"Eh, tunggu-tunggu..... Sayang? Kamu hamil?"

"Terus, menurutmu untuk apalagi aku membuat susu ini?"

"Hah? Beneran? Katakan padaku kalau ini bukan mimpi?"

Plak!

Shani menampar pelan pipi Gita.

"Aduhh, sayang. Kenapa malah ditampar sih?"

"Biar kamu percaya kalau ini bukan mimpi."

"Kan kamu tinggal bilang aja, gausah ditampar juga--. Eh lupain aja, kamu beneran hamil?"

"Iya sayang, aku hamil."

"Yeayyy, astagaaa! Aku akan jadi seorang ayah!"

Gita segera mengangkat pinggang Shani lalu menggendongnya dengan senang. Beberapa bulan setelah pernikahan mereka, mereka akan dikaruniai buah hati dari cinta keduanya. Awalnya Shani ingin memberikan surprise kepada Gita soal kabar kehamilannya, namun tidak disangka malah jadi seperti ini.

Yah, setidaknya kebahagiaan menyelimuti keluarga kecil mereka di pagi ini.

End.

Ehem, ehem. Berdasarkan pertanyaan gue yang kemarin, sepertinya saya tidak jadi menggunakan Shani sebagai heroine

Alasannya karena saya lebih suka kapal gelap yang belum berlayar wkwkw

Pilihannya antara Marsha atau Indah aja yaa wkwkw

Adioss

© MgldnMn

Gita & Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang