Happy Reading guys
-
-
komen dong, biar semangat lagi nulisnyaaa
Siang itu mereka baru saja selesai melaksanakan sholat dzuhur. Avisena dari arah musholla sekolah berlari menenteng sepatunya dengan permen yang baru saja ia makan.
"Bang balikin sandal gue!" pemuda sang pemilik sandal itu dengan terengah mengejar sandalnya. Tentu dengan perasaan was-was karena yang memakai sendal itu adalah Avisena. Sang penguasa sekolah.
"Iya pinjem! Sini ambil makannya!" gelak Avi dengan semangat lari membelah koridor. Tak lupa dengan rambutnya yang setengah basah karena air wudhu.
Ketampanan Avi seakan bertambah maksimal karena wajah cerah tersenyum diterpa angin. Para siswa juga memekik saat menatap bos geng yang sedang menebarkan pesonanya.
Sesampainya di ruang kelas 11 IPA 2 barulah Avi menghentikan kejarannya. Sang pemilik sandal ngos-ngosan dengan nafas tersegal. "Cukup bang..."
Avi tertawa kecil melepas sandalnya. "Nih, thanks udah pinjemin. Lain kali jangan nyerobot wudhu. Gue juga benci ngantri, tapi ngga harusnya lupa cara ngehargai orang lain," tutur Avi tersenyum miring.
Pemuda itu sedikit melebarkan matanya. "Gue nyerobot wudhu lo tadi? Sorry bang, gue ngga tau. Sorry," katanya meminta maaf. Avi tertawa kembali. Menepuk pundak pemuda itu. "Balik lo sana."
Sebenarnya tadi Avi salah fokus karena sibuk bercanda dengan Abim dan Alvin. Waktu menoleh sudah diserobot. Jadi itu tidak murni salah pemuda itu.
Avi masuk ke dalam kelas. Langsung duduk untuk memakai sepatunya. Ia mendapati segerombolan anak IPS yang nampak asik berkumpul di belakang tiduran di atas karpet kelas.
"Lah nyet, lu pada ngga sholat?"
"NONISS!!!" seru Taka, Jeva, Bobi secara bersamaan. Berdecak malas melanjutkan acara mereka mabar game.
Avi terkekeh. Tersenyum bodoh. Bercanda keleusss.
"Mbok Ju kuy. Laper," Abim yang baru saja masuk ke dalam kelas berseru. Mengajak mereka untuk makan.
"Eh iya gue juga laper anjir," Jeva yang berbaring itu duduk menimpali.
"Ck, mager ah panas," Taka dengan malas berulang ke samping, mendekat ke tubuh Bobi. "Eh tapi laper juga deng," sambungnya tak jelas.
Avi merotasikan bola matanya. "Kalo iya iya engga engga. Dah kek cewek aja najis." seloroh Avi bergerak menuju bangkunya hendak menyalin catatan Jihan.
Abim melengos keras. Jadi cemberut dan berdiri, "dah lah gue be..." pandangannya teralih pada pintu kelas dan merekahkan wajah, "Jihan!" sapa pemuda itu riang. Membuat gadis yang baru melangkah masuk menoleh kaget.
Para cowok itu melebarkan mata, bangkit dari tidurannya. Bukan melihat Jihan yang baru datang, tapi fokus pada Rosa yang bersama Jihan. Sedang memegang plastik belanjaan transparan. Terlihat dua botol minuman dan makanan kecil di sana.
Jeva, Abim, Taka, Bobi sampai Alvin yang baru selesai memakai sepatunya langsung berdiri. Berloncatan menghampiri Rosa yang terkejut kebingungan.
"Bagi dong anjir!"
"Minta minum, aus gue,"
"Apaan aer putih doang. Miskin lo?"
"Gue beng beng aja tuh ada," teriak Avi yang masih duduk menyalin catatan di bangkunya. Mengintip plastik transparan yang terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea For Blue Whales
Fiksi Remaja⚠️DILARANG PLAGIAT! GUE VIRALIN, TUNTUT MAMPUS NNTI⚠️ "Kamu pernah bilang kalau kamu lautku Karang. Seperti namaku, Lara. Kita akan tetap bertemu ditepi saat semua orang mengutarakan lukanya dengan laut. Kamu adalah penyembuh Lara. Kita akan selalu...