Part ini agak pajang hehehe
Happy reading
-
-
Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh seluruh murid Swadaya. Jejeran berbagai panganan dan barang-barang jualan nampak tersusun rapi siap diserbu peminat.
Acara classmeet dan juga bazar. Sebenarnya ini adalah event tahunan sekolah. Namun yang menjadi semakin menarik bukan ini, melainkan para sejoli yang akan memenuhi bazar.
Mereka yang memiliki pasangan satu sekolah akan berlomba-lomba menunjukkan kemesraan. Dating ala-ala seperti drama korea musim panas.
Bukan untuk yang berpasangan saja, HTS juga ikut berperan dalam acara ini. Bagaimana mereka akan PDKT sembari keliling bazar dan menonton konser puncak nantinya. Apalagi sekolah mengundang band terkenal yang ikut memeriahkan acara besar sekolah mereka.
Semua nampak gembira menyambut acara. Lain halnya dengan sesosok gadis yang berdiri kikuk mengerjap bingung di stand bazar kelasnya. Sudah hampir sepuluh menit ia memandang orang lalu lalang. Sungguh, bagaimana ia bisa berjualan menghabiskan dagangan dengan kepribadiannya itu?
Kalara INFP.
Tolonglah, sedari tadi ia tak tahan untuk memakai headphone putih berstiker pausnya. Yang ia lakukan hanya berdiri mematung menatap orang yang melalui meja bazarnya. Sesekali dengan ragu, ia mengangkat sebelah tangannya, lalu turun lagi. Angkat, turun lagi. Begitu terus saat berpapasan dengan orang yang lewat standnya.
Menurut Lara, itu cara menyapa. Mengangkat tangan sebentar tanpa mengucap sepatah kata.
Bagus Lara, itu perkembangan yang baik.
"Elo bukan patung kucing di toko orang China, Ra," Abel datang bersama dengan kotak berisi barang hias. Mencletuk tanpa menatap Lara.
Mendengar teguran itu, Lara berdehan kecil. Diam-diam memainkan kuku jarinya. Menatap Abel yang nampak sibuk memasang papan menu di depan meja bazar.
Kali ini, kelas mereka memilih berdagang aksesoris pernak-pernik. Berhubung kelas mereka yang mayoritas perempuan. Dan menurut mereka juga tak terlalu repot untuk membuatnya. Lebih simple tak perlu menggotong kompor dan semacamnya seperti stand makanan di kelas lain.
"HALLO GUYS! I'M COMING! Duh, kebetulan banget pada ngumpul disini."
Rea dengan heboh berlari kecil menghampiri mereka dengan kotak kecil yang berada di kedua tangannya. Kali ini tampilan gadis tomboy itu agak berbeda. Ia mengenakan apron merah cantik dengan bandana kain kotak yang mengiasi rambut pendeknya. Sedikit poni dan make up tipis yang menambah kesan manis. Lucu sekali.
Lara melebarkan matanya. Tertawa kecil dengan tangan yang bergerak menutupi mulutnya yang menganga tak percaya. Sementara itu Abel sudah menjerit gemas.
"CANTIK BANGET BANG," kata Abel terkagum. Ia malah tertawa keras. Merogoh ponsel bersiap mengabadikan momen langka ini.
Rea dengan gaya centil sudah memutar-mutarkan tubuhnya dengan anggun. Menaikkan dagunya sombong. "Gimana gimana? The new Realyn Deana," ucapnya semangat.
Lara dengan bangga memberikan dua jempolnya sembari tersenyum tipis.
"Kaya gini tiap hari kan cakep. Feminim gitu loh," seloroh Abel memberi saran. Disambut Lara yang mengangguk setuju.
"Apaan sih, cuma buat bazar doang. Noh, kelas gue sok coquatte gatau apalah ngga paham gua. Jualan cake gitu pokoknya mampir," jelas Rea menaruh dua kotak kecil itu di atas meja. "Nih, tiramisu cake buat lo berdua. Gua traktir. Tapi jangan absen ke stand gua!" katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea For Blue Whales
Teen Fiction⚠️DILARANG PLAGIAT! GUE VIRALIN, TUNTUT MAMPUS NNTI⚠️ "Kamu pernah bilang kalau kamu lautku Karang. Seperti namaku, Lara. Kita akan tetap bertemu ditepi saat semua orang mengutarakan lukanya dengan laut. Kamu adalah penyembuh Lara. Kita akan selalu...