Arc 4 Chapter 41 : Melarikan Diri

536 94 31
                                    

[Raul PoV]

Berkat mata kiriku yang mengalami kebutaan, aku harus beradaptasi dengan luas pandanganku yang berkurang saat ini. Akan sulit jika aku harus bertemu orang-orang kuat seperti Siena selama proses pelarian.

Saat ini, aku mengendap-endap di ruang bawah tanah dimana tempatku di tahan sebelumnya.

Terlihat orang-orang berlalu lalang baik sedang mendorong gerobak berisi suplai makanan maupun kumpulan senjata. Sepertinya, mereka jadikan tempat ini gudang sementara selama peperangan.

Melihat salah satu petugas yang mendorong gerobak seorang diri, aku kemudian mengikutinya menggunakan teknik Featherstep untuk menghilangkan bunyi dari langkah kakiku.

"Hah ... Akibat peperangan ini aku jadi tidak bisa bertemu dengan keluargaku di ibukota," keluh pria yang mendorong gerobak tersebut. "Jika dilihat dari perkembangan perang, belum ada tanda-tanda dari kedua belah pihak akan kalah dalam waktu dekat."

"Aku turut berduka atas kemalanganmu, Petugas."

Mendengar ucapanku, pria itu tiba-tiba berbalik dan terkejut melihatku yang tiba-tiba ada di belakang dirinya.

"Si-siapa ka—"

- Bammm!!

Aku meninjunya hingga pingsan sebelum dapat mengakhiri ucapannya itu.

Dia kemudian kuseret masuk ke sebuah kontainer. Aku melucuti seluruh pakaian dan mengambil topinya untuk mengenakannya sebagai penyamaran.

Setelah itu, aku menempelkan telapak tangan di dahi pria itu lalu mengucapkan sebuah mantra.

"Neutralize ... "

Kemampuan ini adalah tahap dua dari Profound Codex Phantom Thief yang kudapatkan dari The Masquerade. Kemampuannya dapat membuatku menghapus ingatan jangka pendek seseorang sejauh satu menit saja.

Setelah selesai, aku memasukan barang-barang yang ada di gerobak ke dalam kontainer lalu menutupnya kembali.

Aku kemudian mendorong gerobak ini menuju jalan keluar ruangan bawah tanah dengan satu tangan.

Dari sekian banyak orang yang melihat, tidak ada satupun orang yang mencurigaiku. Kuharap, penjaga pinta masuk ke dalam tempat ini akan abai saja melihatku keluar nanti.

"Apakah pasukan Aliansi sudah berangkat?"

"Tadi pagi mereka sudah mulai bergerak ke Desa Ebro, Hutan Tuscan bagian barat dan Desa Bitola."

"Aku harap kita mendapat kemenangan lagi seperti sebelumnya."

Aku mendengar perbincangan para petugas di ruang bawah tanah ini.

"Ini berarti, pertarungan tidak akan lama lagi kembali terjadi, kah?" gumamku.

Tidak lama kemudian, aku sampai di pos penjaga masuk ruang bawah tanah ini.

Aku mencoba bersikap senatural mungkin, beberapa dari penjaga terlihat memperhatikanku sedari tadi.

"Hey kau."

Salah satu dari memanggil, membuatku menghentikan langkah kaki.

Dua dari para penjaga itu kemudian menghampiriku sambil memegang sebuah minuman di tangan keduanya.

"Mengapa kau mengenakan topi sedikit miring seperti itu?" tanya salah satu penjaga itu.

"Beberapa hari yang lalu aku mengalami sebuah insiden ... " Aku mencoba mengarang sebisaku. "Aku tidak ingin orang lain melihat ini ... Kau tahu maksudku?"

Aku kemudian membuka topi dan memperlihatkan wajahku pada mereka.

"Mengapa wajahmu babak belur seperti itu?"

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang