。:゚Happy Reading゚:。
Brak
"LIONA SAVELLA MAHENDRA!"Panggil Seorang Guru perempuan setelah menggebrak meja Liona.
Liona terperanjat kaget, ia terbangun dari tidurnya seraya mengusap ilernya dengan menggunakan kerah baju bagian dalamnya.
"Kenapa, Bu?"Tanya Liona dengan wajah tanpa dosanya.
"Kenapa, kenapa. Harusnya Ibu yang tanya. Kenapa kamu pakai baju olahraga di jam pembelajaran saya?!"Tanya Guru tersebut seraya menatap Liona dengan wajah garang.
"Apa kata Mei-mei?"Tanya Liona pada mereka.
"Aku suka, aku suka."Ucap mereka secara bersamaan, selain Akiya dan Nata. Sedangkan Kayla? Ia anak IPS.
Guru tersebut menatap mereka semua. Liona berdiri dari duduknya."Aku suka, aku suka-suka."Nyanyinya lalu tertawa kencang.
"DIAM?!"
"Astaghfirullah rabbal baroya."Nyanyi Putra seraya berdiri dari duduknya.
"Istighfar, Bu. Istighfar."Ucap Putri lalu mendudukkan dirinya di kursi.
Guru tersebut membalikkan tubuhnya lalu melangkahkan kakinya, ia berdiri di depan papan tulis.
"Kita lanjut."Ucap Guru tersebut.
"Hukum Snellius adalah sebuah prinsip sains tentang pemantulan cahaya yang pertama kali digagas oleh Willebrord Snellius pada awal abad ketujuh belas di Belanda."
"Selain pemantulan cahaya, hukum Snellius juga membahas mengenai pembiasan cahaya pada berbagai macam permukaan, termasuk air."Jelas Guru tersebut seraya berdiri di samping papan tulis.
"Apakah ada yang ingin bertanya?"Tanya Guru tersebut seraya menatap mereka semua.
"Saya, Bu."Sahut Liona seraya mengangkat tangan kanannya setinggi mungkin.
"Iya, ada yang mau ditanyakan?"Tanya Guru tersebut seraya menatap Liona.
"Bu, apa hukumnya Liona?"Tanya Liona dengan wajah polosnya.
"Ngga tahu ya, ngga tahu ya. Ngga tahulah, masa iya."Ucap Liona.
Liona berdiri dari duduknya."Hukum Liona adalah, berharap kepada Liona maka balasannya adalah bogeman."Ucapnya seraya menunjukkan kepalan tangan kanannya.
☆☆☆☆☆
"BANG! TARIK BANG!"Teriak Zyfa dengan nyaring.
Sekarang mereka tengah berada di parkiran Alzheiga High School.
Zyfa berlari keluar dari gerbang dan langsung memeluk seorang lelaki dengan setelan jasnya.
Lelaki tersebut membalas pelukan Zyfa seraya tersenyum.
Alfa dkk menghampiri mereka dengan langkah lebarnya. Alfa langsung melepas paksa pelukan tersebut lalu membogem wajah Langit tanpa aba-aba.
Langit memegang sudut bibirnya yang terasa perih, ternyata ujung bibirnya berdarah.
Langit menatap Alfa lalu terkekeh pelan, ia mendekat ke arah Alfa lalu memegang bahu kanan sang empu dengan menggunakan tangan kirinya.
Dengan cepat Alfa menepis tangan Langit dengan kasar."Mau lo apa hah?!"Tanyanya dengan lantang seraya menatap Langit dengan tatapan tajam yang menghunus.
Langit menatap Alfa lalu merangkul pundak Zyfa dengan santai."Lo–"Ucap Alfa yang langsung dipotong.
"Santai."Potong Langit seraya menatap Alfa.
"Kalo kalian mau tau, ikut gue."Ujar Langit lalu melangkahkan kakinya tanpa melepaskan rangkulannya.
Alfa langsung saja mencekal pergelangan tangan kanan Zyfa."Dia pergi sama gue."Ujarnya.
Langit melepaskan rangkulannya."Pacar lo takut gue tikung."Ujarnya lalu melangkahkan kakinya menuju mobilnya, ia masuk ke dalam mobil lalu duduk di kursi kemudi.
Mereka pergi dari sana dan menaiki motornya masing-masing dengan pasangan masing-masing. Sekarang Liona memakai motornya sendiri, dan tidak diantar jemput oleh supir pribadi Mommynya lagi.
Langit menjalankan mobilnya dan diikuti oleh mereka di belakang dan juga di samping kanan kiri mobilnya.
Mansion Alexander
"Langit mana sih, kok belum pulang-pulang."Gerutu Naila seraya mencincang telur dadar di dalam piring.
Naila menuangkan telur dadar yang telah ia cincang ke dalam sebuah piring yang berisikan nasi putih. Ia mengaduk ratakan nasi dan telur dadar tersebut dengan hati yang dongkol.
"Ngga tau apa, babynya kangen."Ucapnya dengan bibir yang mengerucut.
Naila mulai memakan makanannya setelah meminum air putih. Para maid yang melihat Naila yang tengah makan di buat menelan ludah dengan kasar.
Mereka takut kalau Tuan mereka mengetahui hal tersebut, Tuan mereka telah memerintahkan mereka agar memasak makanan yang banyak untuk Naila.
Namun, saat ini Naila memakan nasi putih, dan telur dadar cincang sebagai lauk. Apalagi Naila memasaknya sendiri. Bisa habis riwayat mereka.
"Sweety."Panggil seorang lelaki yang baru saja datang dengan segerombolan anak remaja yang berbeda gender di belakangnya.
"Makan apa hm?"Tanya Langit seraya mendudukkan dirinya di kursi, tepat di sebelah kanan Naila.
"Siapa yang memasakkanmu?"Tanya Langit dengan lembut.
"Sendiri."Jawab Naila dengan cuek lalu kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Langit mencium pipi kanan Naila yang menggembung akibat mengunyah makanan. Naila menatap Langit dengan nyalang lalu mengusap pipinya yang telah dicium oleh sang empu.
"Kenapa pulang? Kenapa ngga nginap aja di sana."Naila menyuapkan makanan ke dalam mulutnya lalu mengunyahnya setelah mengeluarkan sendoknya.
"Nanti aku jelasin semuanya ok."Ucap Langit dengan lembut.
"Di ruang tamu ada Zyfa sama teman-temannya."Lanjutnya yang sukses membuat Naila menatapnya.
Naila langsung saja berdiri dari duduknya lalu pergi dari sana menuju ruang tamu dengan berlari.
Langit yang melihat hal tersebut hanya bisa geleng-geleng kepala. Istri kecilnya selalu saja membuatnya khawatir dengan tingkah lakunya yang diluar nalar.
☆☆☆☆☆
Tubuh Alister luruh ke lantai yang dingin."Di saat diriku telah menyakitinya, dan diriku memintanya untuk kembali."Ucapnya dengan lirih dan derai air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
"Tapi dirinya telah pergi untuk selamanya."Lanjutnya seraya mengusap jejak air matanya dengan menggunakan punggung tangan kanannya.
Alister mengambil sebuah benda persegi panjang yang berada di atas nakas, tepat di samping kanan tempat tidurnya. Ia mengusap benda tersebut dengan lembut seraya berkata."Maafkan diriku yang telah menyakitimu. Sungguh, diriku menyesali semua perbuatanku terhadapmu."Air matanya kembali luruh hingga membasahi pipinya.
。:゚End゚:。
Harlen double up!
Gimana? Membagongkan bukan? Ya iyalah, ya kali tidak
See you all 🤗
Written
Selasa 16 Januari 2024Publish
Jum'at 21 Juni 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKAZLAS [END]
Teen FictionJudul awal: Waktu Yang Berlalu, Different Colours, Kegelapan Yang Menggelap, Alfaza. Judul Sekarang: ANGKAZLAS ____________________________________________ Hai, ini cerita pertama yang aku bikin 🤗 Semoga kalian menyukainya. Sebelum baca, jangan lu...