WARNING ‼️
Mulai dari bab ini bakal ada kebucinan uwuu uwuuu yang bakal aku bagi, walaupun hanya sedikit karena aku sendiri geli bayangin betapa BULOLnya aku dan suami dulu 🤣🤌
Semoga kalian gak ikutan jijik kek gue yeee 🤣🤣.
.
.
Hari baru tiba. Siang ini, Radja cukup keheranan karena ia melihat Hanny yang terus saja tersenyum sembari mengocek es teh manis di hadapannya.Saat ini, mereka berdua sedang berada di kantin kampus. Mereka sedang makan siang bersama setelah kelas pagi selesai, lima belas menit yang lalu.
"Kalian sudah bersama?" cecar Radja yang sontak membuat Hanny menoleh ke arahnya.
"Bersama apanya?" Hanny balik bertanya seraya mengernyitkan dahinya.
"Kamu dan kakak saya apa sudah berpacaran?" Radja memperjelas pertanyaannya.
Seketika, Hanny menekuk wajahnya yang sempat ceria tadi. "Aku juga gak tau. Kemaren, dia emang gak minta aku buat jadi pacar dia."
"Terus, kenapa tersenyum?"
Pertanyaan Radja itu sungguh menyebalkan. Radja tidak bisa melihat situasi Hanny yang sedang kasmaran siang ini.
Ketika Hanny akan melontarkan protesnya pada Radja, tiba-tiba ia merasakan ponselnya bergetar di dalam saku celana jeans yang ia pakai. Mau tidak mau, Hanny harus mengambil ponselnya itu dulu sebelum ia menggerutu pada Radja.
Ada satu pesan masuk yang membuat Hanny kembali mengibarkan senyumnya.
"Dja, hayu pulang," ajak Hanny sembari menarik-narik lengan kanan Radja.
"Sebentar, makan saya belum habis," protes Radja seraya menatap menu makan siangnya yang masih tersisa banyak di dalam piring.
"Ih, nanti aku buatin lagi makan siangnya di rumah kamu!" tegas Hanny sembari terus mencoba untuk menarik lengan Radja.
"Rumah saya?" Radja balik bertanya karena keheranan. "Kamu mau pulang ke rumah saya?"
Hanny segera menganggukkan kepalanya. "Iya, kakak kamu nyuruh aku datang ke rumah kalian lagi kalo jam kuliah udah beres."
Radja tampak tersenyum lebar. Hari ini, kesehatan Jansen memang belum pulih. Sepertinya, Radja sedang berpikiran bahwa kakaknya itu telah memanfaatkan situasi ini untuk membuat Hanny tetap menempel padanya.
"Ya, sudah. Kita pulang sekarang," pungkas Radja yang membuat Hanny semakin memperlebar senyumnya.
Percakapan Hanny dan Jansen kemarin memang tidak sampai membahas perihal status hubungan mereka berdua. Tapi, perlakuan Jansen pada Hanny cukup membuktikan bahwa saat ini pria tidak ramah lingkungan itu memang sudah menganggap Hanny sebagai kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE : Our Story
RomanceDeskripsi nyusul, yaa.. intinya ini kisah nyata dan aku berkolaborasi dengan adik iparku.