23. Menjaga (Calon) Adik Ipar

25 6 0
                                    

"Sekarang siapa lagi yang cerita?" tanya Dinda pada yang lainnya.

"Risha aja!" ucap Keyfa mendorong bahu Risha lagi.

"Gak usah Risha, biar aku aja." Irsyad tersadar karna pasti Risha tidak pernah menyukainya sedetikpun, karna dulu Risha berpacaran dengan Bian dan tidak pernah menyukai Irsyad.

"Kenapa kamu?" tanya Risha.

"Emang kamu pernah suka aku?" tanya Irsyad dengan sedikit gugup, takut salah bicara.

"Biar aku yang cerita, siapa bilang gak pernah?!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Saat Risha baru memasuki sekolah di jenjang SMA, rumah Risha adalah tempat banyaknya anak-anak bermain dikarenakan ayah Risha dulunya membelikan Risha banyak permainan di lingkungan halaman rumahnya. Seperti Perosotan, mangkuk putar-putaran, jungkat-jungkit dan mainan panjat-panjatan. Dan ibu Risha sangat suka pada anak-anak, maka kedua pasangan suami istri ini mengundang banyak anak tetangga untuk bermain disana juga, karena pemilik dari semua permainan ini sudah SMA.

Risha mendengus kesal melihat anak-anak itu mulai menendang pot bunga ibunya, "Bu pot bunga baru ibu hancur lagi tuh," geramnya sambil mengepalkan tangannya keras.

"Udah Sha gak apa-apa, kan nanti ibu bisa ganti lagi tanahnya," ujar ibu Risha dengan lembut, ibunya malah tersenyum melihat anak-anak itu mondar-mandir berlari kesana kemari.

Risha dan Ibunya kemudian duduk di kursi halaman rumahnya melihat anak-anak tetangga itu, Risha memijit lengan ibunya yang sedari tadi menggendong anak-anak bergantian.

"Sha, kamu jangan marah ya sama ibu?" ucap ibunya sambil menatap Risha.

"Kenapa bu?" balas Risha, jantungnya pun berdebar-debar karna menebak apa yang akan ibunya bilang.

"Besok sampe lusa ibu mau pergi ke rumah nenek kamu, kamu disini ya liatin anak-anak ini, jangan kemana-mana dulu selama ibu disana," pinta ibunya sambil memegang erat tangan Risha, pertanda ibunya sangat ingin Risha untuk melakukan ini.

"Bu, aku gak mau. Mereka bandel semua, gak yang adem ayem," tolak Risha, dia sudah memikirkan betapa hancurnya rumah ini jika ibunya tidak akan disini untuk memantau anak-anak. Dalam sehari saja ada 3 pot atau lebih yang berantakan.

"Sha ibu janji deh dua hari a-

"Assalamu'alaikum bu," salam seorang ibu-ibu dari depan rumah mereka, ibu itu membawa seorang anak laki-laki sekitar umur 4 tahun dibelakang nya yang sepertinya malu-malu ingin menghampiri Risha dan ibunya.

"Wa'alaikumussalam eh ibu Irsyad dan adek Irsyad, ada apa bu?" tanya ibu Risha dengan santun, ternyata ibu ini adalah bu Irma. Ibu dari Irsyad dan Irza adiknya.

"Gini bu, ini saya mau pergi selama 5 hari kerumah saudara karna anaknya mau menikah jadi saya bantu acaranya. Cuman ini Irsyad masih ujian 2 hari ini dan dia masih fokus belajar. Jadi ini irzanya kalau siang main disini selama 2 hari ya bu, bisa kan?" tanya ibu Irma.

"Boleh bu pasti boleh, disini juga biasanya anak-anak pada langsung datang aja. Lebih rame lebih seru kan pastinya bu." Ibu Risha menepuk pundak Risha pertanda Risha harus sabar menghadapi satu anak lagi untuk esok hari, Risha hanya menghembuskan napas berat membayangkan hari esok.

~

Keesokan Harinya, Risha mulai menjaga para anak-anak itu. Pagi 2 pot, dan Siang 3 pot. Ternyata tanpa ibunya memang sehancur ini jadinya. Risha dari tadi ingin menitikkan airmata namun selalu tak jadi karna anak-anak ini mengejeknya terus menerus, "Haha kakak mau nangis ya, pasti diputusin." mereka berlari begitu saja setelah mengatakan itu. Memang diri Risha dan para bocah ini tidak pernah sekalipun bersahabat satu sama lain, selalu ada konflik diantara mereka.

Gara-gara Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang