🐬Chenji ; Bff 🐭

1.8K 27 4
                                    

    Suara klotakan sepatu pantofel yang melangkah dengan terburu-buru terdengar cukup nyaring menyusuri lorong itu. Gadis berambut hitam semampai itu hampir terlambat masuk kerja, beruntung sepertinya si bos datang lebih siang darinya kali ini. Ia tidak terlambat.
Dengan nafas tak teratur ia segera duduk di kursinya.

"Hampir kesiangan lagi?" Ujar cowok di sampingnya

"Yah.. hampir,untungnya masih sempat."

"Kenapa gak minta jemput si jisung?" Tanya cowok itu lagi

"Rumah kita jauh le, yang ada malah dia yang jadi kesiangan nantinya." Jawab gadis itu, pria bernama chenle itu hanya mengangguk.

"Dia pasti mau kok berangkat lebih pagi cuma buat lo."

"Iya, tapi kasihan lah."
Obrolan mereka terhenti ketika sang bos memasuki ruangan, pria botak yang sudah berumur itu selalu tidak suka ketika ada karyawan yang mengobrol di jam kerja.

.....

   Gadis bernama luna itu menyandarkan punggung nya, sedikit meregangkan tubuhnya yang hampir seharian duduk di depan komputer.

"Semangat, loyo banget." Ujar chenle, menempelkan satu botol jus jeruk dingin kesukaan luna di pipi gadis itu.

"Gue pengen resign aja." Keluhnya menerima botol jus yang sudah sedikit berembun itu.

"Lo pikir cari kerja gampang apa."

"Nah itu dia, lo kok mau-maunya kerja jadi karyawan gini sih le. Padahal enak tinggal duduk-duduk aja di rumah duit lo udah banyak." Celoteh luna sembari membuka kemasan jus di tangannya dan mulai meneguknya.

"Justru itu, gue gabut banget lun. Kalo gini kan jadi punya kesibukan."

"Orang lain kerja karena butuh uang, lo kerja karena gabut." Luna menggelengkan kepalanya.

"Hitung-hitung cari pengalaman." Chenle tersenyum dengan cerah.

"Lo gak ada lowongan kerja gitu, yang gak terlalu cape tapi gaji nya gede. Kalau ada sih yang cuma rebahan tapi dapat duit." Ujar luna sembari membereskan alat-alat kantornya.

"Ada, jadi simpanan ayah gue aja mau gak?"

"Mata lo,gila aja."
Tawa chenle meledak melihat ekspresi kekesalan dari temannya itu.

"Lagian kalau ada gue gak akan kasih tau lo, mending gue duluan yang ngelamar kerja disana."

"Bukannya gak niat ya le, tapi gak ada om-om tajir yang mau sama gue." Canda luna sembari meraih tasnya.

"Kalau gitu jangan cari om-om, yang masih muda aja." Keduanya melangkahkan kaki keluar dari ruang kerja bersama.

"Yang tua aja gak mau,apalagi yang muda." Sahut luna sembari menekan tombol lift, lagi-lagi chenle tertawa mendengar celetukan dari luna.

=====

   Hari weekend yang luna tunggu - tunggu akhirnya tiba, gadis itu tengah di sibukkan dengan catokan di tangannya saat mobil jisung tiba di depan rumahnya.

"Masih lama?" Tanya pria tinggi itu sembari membuka pintu kamar luna.

"Enggak kok, ini udah beres." Ujar luna, merapihkan sedikit rambutnya dan beranjak dari kursi meja riasnya.

"Kamu siapin kado apa buat chenle?" Tanya luna sembari menggandeng tangan jisung.
Malam minggu ini chenle berulang tahun, tidak banyak orang yang chenle undang hanya beberapa teman dekatnya.

"Aku kasih dia jaket." Jawab jisung

Chenle dan jisung kedua pria itu bersahabat dengan baik sejak masih duduk di bangku SMP, chenle lah yang mengenal luna lebih dulu dan dia juga yang membantu mendekatkan jisung pada luna sampai keduanya berpacaran sekarang.

...

   Mobil jisung berhenti di depan sebuah hotel yang chenle sewa untuk merayakan ulang tahunnya, pria itu hanya menyewa satu kamar hotel vip untuk sekedar tiup lilin. Katanya itu hanya sekedar ulang tahun kecil-kecilan.

"Ulang tahun sederhana,katanya." Komentar luna saat membuka pintu kamar tersebut, kamar hotel yang luas itu di hias dengan sedikit dekorasi ulang tahun tapi di atas meja sudah tersaji banyak sekali makanan dan beberapa botol anggur yang harganya cukup mahal. Kesederhanaan chenle yang selalu tidak masuk akal bagi luna.

"Yahh setidaknya sekarang memang gak seheboh pas SMA dulu." Sahut jisung, keduanya langsung membaur dengan beberapa orang lainnya yang sudah lebih dulu datang.

Pesta nya berjalan cukup seru dengan diselingi game yang cukup konyol bagi mereka. Sesekali mereka meneguk anggur yang dari aromanya saja begitu menggiurkan. Terlalu asyik berpesta sampai mereka tidak menyadari kalau hari sudah larut, satu persatu dari mereka mulai meninggalkan hotel itu. Menyisakan 3 orang chenle, jisung juga luna yang masih disana.

"Temenin gue buka kado." Ujar chenle, meraih asal kotak kado di meja dan membukanya.
Kado-kado itu hanya berisi baju, sepatu atau jam tangan atau aksesories lainnya seperti topi dari beberapa merek ternama.

"Biar gue tebak, ini pasti dari lo kan. Luna?" Ujar chenle ketika membuka kotak kado berukuran kecil berisi sebuah dasi.

"Iya.. gue bingung harus kasih apa."

"Gue suka kok, ini memang selera lo banget. Makasih ya." Komentar chenle

Selesai ketiganya membuka kado dan membereskan sampah, mereka masih duduk di sofa.

"Jii..ayo pulang." Ajak luna, tapi sepertinya pemuda itu terlalu mabuk. Jisung hanya sedikit mengerang dan kembali merebahkan tubuh jangkungnya di sofa, terlelap tidur.

"Gimana sih jii!" Kesal luna, ia sendiri pun mabuk tapi rasanya luna tidak semabuk itu. Masalahnya adalah luna tidak bisa membawa mobil untuk pulang sendiri dan mengantar jisung.

"Biarin aja kasihan, mau gue booking kamar buat lo juga?" Tanya chenle membuat gadis itu langsung menggeleng menolaknya merasa tidak enak.
Pada akhirnya luna hanya memilih menunggu jisung bangun, gadis itu duduk di dekat jendela.
Chenle ikut duduk di depan luna, menatap gadis itu.

"Wanna do something fun,lun?" Tanya chenle membuat luna menoleh padanya.

"Like what?"

"Like this.." ujar chenle sebelum menempelkan bibirnya pada bibir tipis milik luna, gadis itu terlalu kaget sehingga ia tak bereaksi sedikitpun.

"Lo gila chenle.." gumam luna setelah bibir chenle menjauh darinya.

"Ayolah lun, nikmati aja."

Luna terbuai, dan ia membiarkan pemuda berkulit putih pucat itu menciumnya lagi. Bahkan ia membiarkan tangan chenle yang sudah mulai menyentuh pinggang ramping nya.
Keduanya sama - sama terlonjak kaget ketika mendengar deheman jisung, yang ternyata sudah bangun dan tengah duduk memperhatikan keduanya.

"Jii.. aku.." luna tak bisa mengelak, jadi ia memilih untuk menghentikan ucapannya.

"Sorry ji, cewek lo benar - benar menarik ternyata." Ucap chenle sedikit menyesal.

"Kenapa gak ajak gue buat bersenang-senang?"

========================

Lanjutannya ada di trakteer dan karyakarsa, seperti biasa link ada di bio💚.

Next part disini mending haechan, jeno atau sion? 🤭

Wild Dream (Exclusive)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang