Buat yang kepo kelanjutan BIL, buat yang nunggu2 BIL, buat yang nebak2 ending BIL, ini buat kalian
Billy's POV
Aku melangkah lemas kedalam rumah dengan sesekali menjambak rambutku. Sialan! Sialan! Bagaimana bisa aku mendengarkan saran dari ayah? Misi ketiga apanya? Mencium gadis yang kau cinta? Misi apa-apan itu! Ini jelas-jelas membuatku malu setengah mati! Bagaimana tidak? Setelah mencium Nabila dia malah menamparku, lalu buru-buru keluar dari mobil. Uh, bahkan bekas tamparanya masih terasa sampai sekarang.
"Billy, my son!" teriak ayah. Aku mencari-cari keberadaannya dan menemukannya didepan kamarnya. Sepertinya ayah menunggu-nunggu kepulanganku.
Aku hanya mengangguk padanya dan terus menuju kamarku. Lebih baik sekarang aku tidur dan besok pipiku dan hatiku kembali membaik.
"Hei hei! Kau kenapa?" tanya ayah yang ternyata mengikuti naik tangga.
"Ditampar," jawabku singkat. Kubuka pintu kamarku dan membiarkannya seperti itu hingga ayah ikut masuk kedalam.
"Ditampar? Ditampar Nabila?"
Aku mendengus. "Siapa lagi?"
Kening ayah berkerut. Kemudian tawanya membahana seantero jagad raya, oke oke aku berlebihan.
Ku hempaskan pantatku ke sisi ranjang. Membuka sepatuku asal-asalan dan melemparnya ke rak sepatu didepan pintu kamar. Hal itu malah membuat setengah dari sepatu dan sandalku jatuh kelantai.
"Baiklah. Mungkin kau bisa bercerita pada ayah," kata ayah setelah tawanya mereda, walaupun senyum geli masih terpapar di wajahnya.
Aku menatapnya dengan pandangan -really?- ku yang dibalas ayah anggukan mantap. Bahkan senyumnya telah menghilang digantikan wajah seriusnya. Ranjangku berderit saat ayah ikut duduk disebelahku.
"I kissed her."
Satu detik, dua detik.. Ayah tertawa lagi. Dia bahkan menepuk-nepuk bahuku. Aku menaikan sebelah alisku melihat tingkah anehnya. Ayah kembali menahan tawanya.
"Lalu kenapa itu bisa terjadi?"
Aku menarik nafas sebentar sebelum bercerita. "Jadi, tadi dia memintaku menjelaskan apa tujuanku mengajaknya jalan hari ini. Dan dia memintaku untuk menjauhinya. Dia mengingatkanku tentang pertunangannya dengan Vicky."
Ayah mengangguk-angguk. "Oke. Jadi, kapan kau menciumnya?"
"Saat dia memintaku untuk menjauhinya," jawabku polos. Ayah menaikan alisnya. "Tidak heran kenapa kau ditampar, son."
Aku melongo. Pernyataan apa itu? Baiklah, anggap aku yang salah disini. Tapi kenapa gadis itu membalas ciumanku coba? Benarkan? Dia juga ikut melumat bibirku dan meraba dadaku. Oke, bagian itu aku sangat menyukainya.
"Apa kau sudah mengatakan perasaanmu padanya?" Aku menggeleng.
"Thats point! Seharusnya kau jelaskan dulu sebelum kau menciumnya."
Begitu? Jadi disana letak kesalahanku?
"Son," ayah menepuk bahuku. "Besok temui dia. Bicara padanya tentang hatimu," ayah menunjuk dadaku sekarang."Got it son?"
Aku mengangguk. "Got it."
Ayah tersenyum lalu bangkit. Sebelum keluar kamarku, ayah mengacak rambutku yang nyatanya memang sudah berantakan.
***
Nabila's POV
"Kak Bil!" seru Firly membuatku tersentak dari lamunanku. Sedari tadi aku hanya menatap majalah fashion di tanganku tanpa membalikannya kehalaman selanjutnya. Aku mengangkat mukaku dan mendapati Firly yang tersenyum geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bil
RomanceSilver Nabila De Vanza : Anak kedua dari pasangan Olivia dan David De Vanza. Suka sekali dengan butik mommynya dan paling benci kalau daddynya ajak ke kantor. Anak polos dan penurut, tapi nyablak minta ampun. Jatuh cinta sama Billy sejak kecil. Seha...