MD 44

860 50 4
                                    

MD 44

Kini Net tengah berada dirumah sakit bersama papa nya, mereka tengah menunggu mamah nya siuman dari pingsannya. Sejak mereka sampai dirumah sakit dan mamah nya sudah mendapatkan kamar dan penanganan, Net sama sekali tidak membuka suaranya. Kini dia tengah duduk diam di sofa yang berada di kamar mamah nya di rawat.

Papa nya Net menatap Net, dia menghela napasnya berat. Bukan tanpa sebab dia merahasiakan tentang kebenaran Net yang bukanlah anak kandungnya, dia melakukan semua itu demi kebaikan Net juga.

Papa nya menghampiri Net dan duduk disampingnya, papanya menepuk pundak Net, "Tenanglah, papa bisa jelaskan." Ucap papa nya dengan lirih.

Net menghela napasnya berat kemudian menatap papanya, "Aku sudah se tua ini, kenapa papa gak kasih tahu aku?." Tanya Net yang masih merasa tak percaya dengan kenyataan yang ternyata dia bukanlah anak kandung papa mama nya, karena mereka benar benar tidak menampakan jika dia adalah anak angkat.

Papa nya menarik napasnya dengan berat sebelum memulai menjelaskan, papa nya menepuk pundak Net, "Papa gak pernah menjelaskan ataupun memberi tahu kamu karena papa memang benar benar sudah menganggap kamu sebagai anak kandung papa. Papa gak ada sedikitpun menganggap kamu sebagai anak angkat atau apalah itu semacamnya dan alasan papa gak kasih tahu soal ini karena papa takut jika papa memberitahukan kepada kamu, kamu akan pergi meninggalkan papa." Jelas papa nya.

Net tidak menjawab apapaun, dia langsung memeluk papa nya dengan erat. Dia benar benar bersyukur telah di mengirimkan seseorang yang sangat baik kepadanya," Terimakasih pa, terimakasih sudah menjadi papa yang terbaik untukku dan terimakasih sudah menganggap aku sebagai anak kandung papa." Isak Net.

Papa nya mengelus punggung Net dengan lembut, "Yang harusnya berterima kasih adalah papa, dengan adanya kamu, papa menjadi sangat bahagia." Ucap papa nya.

Net melepaskan pelukannya, kemudian dia menatap papa nya dengan lekat, "Apa yang di katakan oleh mama apa benar?." Tanya Net ingin memastikan.

"Perihal semua harta papa?." Tanya papanya dan dia ngguki oleh Net.

Papa nya tersenyum, "Papa memang mengatas namakan kamu untuk semua harta benda papa. Mulai dari tanah, rumah, perusahaan, investasi di beberapa perusahaan, bahkan sumbangan ke panti asuhan di setiap bulan, papa memakai nama kamu dan papa lakukan itu untuk jaga jaga suatu saat nanti ketika papa tidak ada lagi, semuanya bisa jadi milik kamu dan Yim, bahkan sekarang bisa jadi milik James juga." Jelas papa seraya tersenyum tulus.

"Kenapa papa lakuin samai sejauh ini?." Tanya Net, dia benar benar tidak habis pikir mengapa papa nya bertindak sejauh ini dan mengapa papa nya bisa sangat percaya sekali kepadanya.

"Tidak ada alasan lain selain papa benar benar mencintai anak papa dengan tulus." Ucap papanya seraya mengelus punggung Net.

"Terimakasih pa." Lirih Net kemudian memeluk papa nya.

Gelapnya malam telah berganti menjadi cerahnya matahari di pagi hari. Saat ini James tengah memasak untuk makan ibu nya, Nunew dan juga Yim. James membuat bubur dengan beberapa masakan yang cocok untuk dimakan bersama bubur.

James berjalan ke kamar tamu yang dimana ibu dan Nunew tidur disana. James masuk kedalam kamar dan dia melihat Nunew dan ibu nya tengah mengobati pergelangan lengan mereka.

James menghampiri mereka berdua kemudian duduk di samping ibunya, "Sudah mulai membaik ya luka nya." Ucap James seraya mengelus tangan ibu nya.

"James." Panggil ibu nya dengan lembut.

"Hm?."

"Maaf karena ibu, kamu jadi seperti ini." Ucap ibu nya merasa bersalah.

"Nggak bu, ini bukan salah ibu. Memang mungkin sudah jalan dan takdirnya seperti ini." Ucap James seraya mengelus lengan ibunya.

"Tapi kenapa bisa ibu gak cerita apa apa ke kita masalah ibu dan papa nya Net?." Tanya Nunew penasaran.

Ibu nya menghela napasnya berat, "Ibu gak cerita karena menurut ibu itu gak penting Nu." Jawab ibu nya.

"Kalau ibu mau, boleh cetitakan gak ke kita, biar kita tahu kenapa mama nya Net bisa bertindak sejauh ini." Ucap James dengan hati hati, karena takut ibu nya merasa tidak nyaman.

Ibunya tersenyum kemudian dia mulai bercerita, "Awalnya ibu bisa kenal sama papa nya Net adalah ketika ibu sudah bercerai dengan ayah kalian, saat itu ibu benar benar merasa putus asa, bahkan ibu sering menangis di luar agar kalian tidak melihat ibu yang benar benar di dalam keterpurukan. Ketika ayah kalian menceraikan ibu, posisi ibu gak kerja sama sekali dan ibu harus membiayai sekolah kalian dan keperluan sehari hari kalian karena ayah kalian gak mau menafkahi kalian." Jelas ibu nya, ibu nya menjeda penjelasannya, menghela napasnya dengan berat karena dia merasakan sesak nya yang dulu itu kembali.

James dan Nunew mengelus punggung ibu mereka untuk menenangkannya, karena mereka tahu, pasti ibunya sangat terpuruk dan juga stres di masa itu. Ketika ibu nya sudah mulai tenang, dia kembali melanjutkan bercerita, "Dan suatu waktu, dimana ibu menelusuri setiap toko untuk menanyakan lowongan pekerjaan dan saat itu juga ibu bertemu papa nya Net. Saat itu ibu mendapatkan pekerjaan di toko kue yang merupakan milik ibu nya papa Net, dia menerima ibu untuk bekerja disana. Seiring berjalannya waktu, ibu sering bertemu dengan papa nya Net, kami sering berinteraksi bahkan kami sering keluar bersama disaat toko tutup cepat dan seiring berjalannya waktu juga kami menyadari bahwa kami memiliki perasaan yang sama, lalu kami menjalin hubungan cukup lama, sampai ketika kami putus karena papa net di jodohkan oleh ayah nya dan setelah itu ibu berhenti bekerja dari sana untuk menghindari  hal hal yang tidak di inginkan suatu saat nanti dan sejak saat itu juga ibu gak pernah berhubungan lagi dengan papa nya Net." Kelas ibu nya.

James dan Nunew cukup terkejut, mereka sama sekali tidak menyangka jika ibu mereka memiliki kisah seperti itu.

"Padahal ibu sudah benar benar menjauhi papa nya Net, tetapi mengapa mamah nya Net bertindak sejauh ini. Bahkan dia sampai menyakiti cucu nya sendiri." Ucap Nunew tak habis pikir dengan ibu mertua kakak nya itu.

"Maafkan James ya bu, karna James menikah dengan Net, ibu malah terkena masalah seperti ini." Ucap James merasa bersalah.

Ibu nya menggelengkan kepalanya, kemudian meraih kedua tangan James, "Nggak sayang, ini bukan salah kamu. Di sini gak ada yang salah kok, gak apa apa." Ucap ibu nya menyenangkan James.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan pintu kamar dari arah luar, James berjalan kearah pintu kemudian membukakan pintunya, setelah pintu terbuka James melihat sosok Yim disana, James tersenyum kepada Yim, "Pagi sayang." Ucap James seraya mengelus rambut Yim.

"Pagi pa." Jawab Yim kemudian dia masuk kedalam kamar.

Yim menghampiri nenek nya dan Nunew, Yim duduk di samping nenek nya kemudian mengelus tangan nenek nya itu, "Sudah mendingan nek?." Tanya Yim.

Ibu nya James tersenyum, "Sudah sayang, nenek gak apa apa kok."

"Maafkan omag ya nek." Lirih Yim.

"Gak apa apa sayang." Jawab ibu nya James.

"Gua lihat lihat, ibu terus nih yang di perhatiin, kok gua nya nggak sih." Ucap Nunew mengalihkan pembicaraan agar suasana tidak terus menerus melow. 

"Minta perhatian aja sana sama om om nya Uncle." Ejek Yim.

"Yeu, bocah. Gua gedig juga pala lu nih." Kesal Nunew.

"Gedig aja nih gedig." Ucap Yim seraya menyodorkan kepalanya kearah Nunew.

"Males lah, gua gedig beneran nanti ngadu ke bapak lu, terus ujung ujung nya gua yang di gedig ama bapak lu." Ucap Nunew.

"Itu tahu." Ucap Yim merasa menang.

James terkekeh ketika melihat Nunew dan Yim terus bertengkar, "Tetaplah beri mereka tersenyum seperti ini ya Tuhan." Batin James.

sorry babe ga update update, soalnya thor akhir" ini lagi sibuk pooolll. tapi thor usahakan selalu up ya babe, thanks yg uda setia nunggu dan pantau, luv u🤍

MAS DUDA [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang