RITME degupan di jantungku lebih cepat dari biasanya. Alasannya? Tak lain dan tak bukan adalah karena sebentar lagi giliranku untuk presentasi. Selalu sama setiap kali menghadapi presentasi siapapun 𝘢𝘶𝘥𝘪𝘦𝘯𝘴-nya dan di manapun lokasinya.
Aku menunduk membaca teks presentasi yang akan kusampaikan. Tak membutuhkan laptop atau layar proyeksi karena ini hanya sekadar perkenalan ditambah mengemukakan sesuatu yang kau minati.
Desahan pelan keluar dari mulutku, aneh rasanya ketika menoleh ke sisi kanan atau ke kiri tak menemukan Yuki. Semula kupikir aku yang absen di pertemuan pertama, rupa-rupanya dia. Sore ini benar-benar harus menjenguk ke rumahnya. Tadi pagi ia memberi kabar jika sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit kemarin malam.
“𝘕𝘦𝘹𝘵. Riluna?” Dasha mengkonfirmasi, satu alisnya terangkat sambil tersenyum ketika menatap ke arahku. Aku mengangguk mantap dan segera bangkit melangkah ke tengah.
“𝘎𝘰𝘰𝘥 𝘮𝘰𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘦𝘷𝘦𝘳𝘺𝘰𝘯𝘦, 𝘮𝘺 𝘯𝘢𝘮𝘦 𝘪𝘴 𝘙𝘪𝘭𝘶𝘯𝘢 𝘙𝘢𝘥𝘩𝘷𝘪 𝘗𝘳𝘢𝘨𝘯𝘢𝘭𝘢 𝘧𝘳𝘰𝘮 𝘑𝘢𝘱𝘢𝘯𝘦𝘴𝘦 𝘭𝘪𝘵𝘦𝘳𝘢𝘵𝘶𝘳𝘦 𝘧𝘪𝘳𝘴𝘵 𝘺𝘦𝘢𝘳. 𝘐 𝘭𝘪𝘷𝘦 𝘯𝘦𝘢𝘳 𝘣𝘺 𝘩𝘦𝘳𝘦, kost-an Pak Rudy, 𝘮𝘢𝘺𝘣𝘦 𝘧𝘰𝘶𝘳 𝘩𝘶𝘯𝘥𝘳𝘦𝘥 𝘮𝘦𝘵𝘦𝘳𝘴 𝘧𝘳𝘰𝘮 𝘵𝘩𝘦 𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘨𝘢𝘵𝘦 𝘢𝘯𝘥 𝘮𝘺 𝘩𝘰𝘮𝘦 𝘵𝘰𝘸𝘯 𝘪𝘴 𝘢 𝘣𝘪𝘵 𝘧𝘢𝘳, 𝘩𝘢𝘷𝘦 𝘵𝘰 𝘴𝘱𝘦𝘯𝘥 𝘭𝘪𝘬𝘦 4 𝘩𝘰𝘶𝘳𝘴 𝘣𝘺 𝘤𝘢𝘳 𝘢𝘯𝘥 7 𝘩𝘰𝘶𝘳𝘴 𝘣𝘺 𝘮𝘰𝘵𝘰𝘳𝘤𝘺𝘤𝘭𝘦,” jedaku sengaja meraup lebih banyak pasokan oksigen.
“𝗦𝗲𝗹𝗮𝗺𝗮𝘁 𝗽𝗮𝗴𝗶 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻𝘆𝗮, 𝗻𝗮𝗺𝗮𝗸𝘂 𝗥𝗶𝗹𝘂𝗻𝗮 𝗥𝗮𝗱𝗵𝘃𝗶 𝗣𝗿𝗮𝗴𝗻𝗮𝗹𝗮 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝘀𝗮𝘀𝘁𝗿𝗮 𝗝𝗲𝗽𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗮𝗵𝘂𝗻 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮 𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮𝗹 𝗱𝗶 𝗱𝗲𝗸𝗮𝘁 𝘀𝗶𝗻𝗶, 𝗱𝗶 𝘀𝗲𝗯𝘂𝗮𝗵 𝗸𝗼𝘀𝘁-𝗮𝗻 𝗣𝗮𝗸 𝗥𝘂𝗱𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝗹𝗲𝘁𝗮𝗸 𝘀𝗲𝗸𝗶𝘁𝗮𝗿 𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁 𝗿𝗮𝘁𝘂𝘀 𝗺𝗲𝘁𝗲𝗿 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗴𝗲𝗿𝗯𝗮𝗻𝗴 𝘂𝘁𝗮𝗺𝗮. 𝗧𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁 𝘁𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮𝗹𝗸𝘂 𝗰𝘂𝗸𝘂𝗽 𝗷𝗮𝘂𝗵, 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗮𝗯𝗶𝘀𝗸𝗮𝗻 𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁 𝗷𝗮𝗺 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗼𝗯𝗶𝗹 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝘂𝗷𝘂𝗵 𝗷𝗮𝗺 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗼𝘁𝗼𝗿” 𝗷𝗲𝗱𝗮𝗸𝘂 𝘀𝗲𝗻𝗴𝗮𝗷𝗮 𝗺𝗲𝗿𝗮𝘂𝗽 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗯𝗮𝗻𝘆𝗮𝗸 𝗽𝗮𝘀𝗼𝗸𝗮𝗻 𝗼𝗸𝘀𝗶𝗴𝗲𝗻.
“𝘛𝘩𝘦 𝘳𝘦𝘢𝘴𝘰𝘯 𝘸𝘩𝘺 𝘐 𝘥𝘦𝘤𝘪𝘥𝘦𝘥 𝘵𝘰 𝘤𝘩𝘰𝘰𝘴𝘦 𝘑𝘢𝘱𝘢𝘯𝘦𝘴𝘦 𝘭𝘪𝘵𝘦𝘳𝘢𝘵𝘶𝘳𝘦 𝘢𝘴 𝘮𝘺 𝘮𝘢𝘫𝘰𝘳𝘪𝘵𝘺 𝘪𝘴 𝘣𝘦𝘤𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘐 𝘩𝘢𝘷𝘦 𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘵𝘦𝘳𝘦𝘴𝘵 𝘪𝘯 𝘧𝘰𝘳𝘦𝘪𝘨𝘯 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘶𝘢𝘨𝘦 𝘢𝘯𝘥 𝘮𝘰𝘴𝘵𝘭𝘺, 𝘣𝘦𝘤𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘐 𝘥𝘰𝘯'𝘵 𝘳𝘦𝘢𝘭𝘭𝘺 𝘭𝘪𝘬𝘦 𝘵𝘰 𝘤𝘰𝘶𝘯𝘵, 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨 𝘢𝘣𝘰𝘶𝘵 𝘮𝘢𝘵𝘩𝘦𝘮𝘢𝘵𝘪𝘤𝘴, 𝘧𝘰𝘳𝘮𝘶𝘭𝘢 𝘢𝘯𝘥 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨 𝘭𝘪𝘬𝘦 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘫𝘶𝘴𝘵 𝘯𝘰𝘵 𝘧𝘰𝘳 𝘮𝘦... 𝘐 𝘦𝘷𝘦𝘳 𝘵𝘩𝘰𝘶𝘨𝘩𝘵 𝘵𝘰 𝘤𝘩𝘰𝘰𝘴𝘦 𝘦𝘯𝘨𝘭𝘪𝘴𝘩 𝘭𝘪𝘵𝘦𝘳𝘢𝘵𝘶𝘳𝘦 𝘣𝘶𝘵 𝘮𝘺 𝘵𝘢𝘳𝘨𝘦𝘵 𝘪𝘴 𝘴𝘢𝘳𝘫𝘢𝘯𝘢 𝘯𝘰𝘵 𝘥𝘪𝘱𝘭𝘰𝘮𝘢. 𝘛𝘩𝘢𝘵'𝘴 𝘸𝘩𝘺 𝘐 𝘫𝘰𝘪𝘯 𝘵𝘩𝘪𝘴 𝘤𝘭𝘶𝘣, 𝘧𝘰𝘳 𝘴𝘵𝘶𝘥𝘺 𝘦𝘯𝘨𝘭𝘪𝘴𝘩 𝘮𝘰𝘳𝘦,” tatapanku mengedar, cukup cepat untuk sedikit menghindari kontak mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Always Will 「 Jackson x Jihyo 」
Storie d'amoreMengerikan bagaimana Tuhan mencabut rasa itu darimu sementara dariku belum.