Welcome guys
Selamat datang di cerita
Aku Riyana Bukan Riana
.
.
.
Happy reading
"kebakaran... Kebakaran.."
"Ada kebakaran!."Teriak seorang siswa yang berlari di lorong lorong kelas yang sedang ramai akan siswa siswi karena jam istirahat. Teriakan itu mampu membuat atensi semua orang memusatkan perhatian kepadanya.
"Kebakaran? Dimana?"tanya salah satu siswi yang menghentikan langkah siswa tadi.
"Itu.. di gudang sekolah, Gudang sekolah kita kebakaran."ujarnya sembari kembali melanjutkan langkahnya untuk menyampaikan berita yang ia bawa.
Lorong yang tadinya berisik akan siswa-siswi yang bercanda kini terganti oleh teriakan panik dari mereka. Ada yang berlari menuju tempat kejadian, ada yang panik tak karuan, ada yang bingung harus berbuat apa, dan seluruh kepanikan itu terjadi tepat setelah salah satu dari mereka menyampaikan berita kebakaran itu.
Suasana di tempat kejadian juga tak kalah kacau, banyak dari mereka menyaksikan kebakaran itu terjadi. Api yang begitu menyala-nyala seperti ingin cepat cepat melahap gudang tersebut.
Banyak dari siswa maupun guru-guru ikut serta untuk mencoba memadamkan api, namun usaha mereka tidak membuahkan hasil sedikit pun, api masih terus melahap gudang tersebut walaupun beberapa bagian sudah dicoba untuk dipadamkan.
"Ini udah ada yang telpon pemadam kebakaran belum?"ujar salah satu siswa bertanya.
"Udah tadi, gue liat Bu Ani yang telpon."jawab siswa lainnya.
"Eh, itu ada orang gak di dalem gudang itu?"celetuk salah satu siswi yang menyaksikan kebakaran itu.
Belum sempat salah satu teman dari siswi itu menjawab pertanyaan temannya, tiba-tiba terdengar suara minta tolong dari dalam gudang.
"Tolong... Tolong! Tolongin kita."
"Tolong!"
Keadaan yang sudah riuh kini semakin riuh ketika terdengar suara minta tolong dari dalam gudang sekolah itu.
"Itu ada orang woy, gimana nih? Tolongin woy!"
"Gila ya Lo! Api sebesar itu pengen di terobos. Lo pikir itu api dingin apa, masih sayang nyawa kalo gue sih."
Di lain tempat..
"Bos.. bengong Mulu."ujar seorang cowok saat melihat sang ketua yang terlihat melamun.
'kenapa perasaan gue gak enak ya.'
Brakk.
Semua atensi orang yang berada disana memusatkan perhatian kepada sang pelaku.
"Eh, jamal. Lo bisa gasih biasa aja gitu buka pintunya, gausah Lo banting-banting tu pintu."
"Nama gue Abyan! Ngapain Lo ganti-ganti nama gue. Hargain dong nyokap gue yang kasih nama."
"Jamaludin, nyokap Lo nyokap gue juga! Pikun lo kita kembar?"
"Oiya, ya."
"Lo ngapain banting pintu?" Tanya seseorang yang berada di pojok rooftop, lebih tepatnya sedang duduk di kursi pojok rooftop.
"Oiya, anjir. Gue sampe lupa kalo mau ngasih info ke kalian."ujarnya sembari menepuk jidatnya.
"Apaan?"
"Kepo Lo"
"The point!"ujar Ravel angkat bicara.
"Gini bos.. gudang sekolah kita..."
KAMU SEDANG MEMBACA
aku Riyana bukan Riana
Teen FictionPeristiwa kebakaran gudang sekolah itu mampu membuat hidup seorang Riyana yang menderita menjadi lebih menderita. Keterkaitannya dengan peristiwa yang tak akan dia lupakan itu, menjadi awal dari penderitaannya yang sesungguhnya. Dalam peristiwa ke...