BAB 1.

290 24 13
                                    

Seorang pemuda terlihat baru saja turun dari kapal besar yang membawa dirinya kembali ke tanah Jawa setelah 7 tahun mengembara ke negeri sebrang untuk memperdalam ilmu agamanya dan ilmu kanuragannya, dia adalah raden kian santang putra bungsu Prabu Siliwangi dan nyi ratu subang larang.

______________________________________  

    _______________🌹________________

Raden kian santang.
"Alhamdulillah,akhirnya aku sampai juga di tanah jawa setelah 7 tahun,
Di negeri orang. Ayahanda, ibunda raka, Yunda, rayi aku sangat merindukan kalian" ujar raden kian
Santang yang melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke padjajaran dimana keluarga yang,
Sangat ia rindukan berada.

"Sebaiknya aku istirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan, perjalanan ke kota raja" ucap raden kian santang kini memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelm melanjutkan perjalanan kembali ke istana padjajaran.

Awan mendung tiba-tiba menjadi cerah kembali tumbuh-tumbuhan, yang layu menjadi segar kembali dan menghijau begitu juga di istana padjajaran. Bunga-bunga yang sudah lama layu kini mulai bermekaran kembali seolah tengah menyambut kedatangan seseorang yang di rindukan semua rakyat padjajaran.

Taman utama istana padjajaran.

Nyimas rara santang.
"Bunga-bunga ini segar kembali,
Kau kembali rayi kian santang" ujar nyimas rara santang dengan senyum manis di wajah cantik milik putri prabu Siliwangi dan ratu subang larang.

"Yunda tau kau akan pulang rayi kian santang. Yunda akan memberi kabar pada yang lain" ujar nyimas rara santang dengan senyum manis terukir di bibir nya.

Aula kencana.

"Ibundaa, raka, rayi" ujar nyimas rara santang memeluk sang bunda.

Ratu subang larang membalas pelukan putrinya nyimas rarahan1 santang dengan senyum hangat di bibir nya.

"Ada apa putriku. Ibunda merasa kau sangat bahagia putrku" ujar ratu subang larang sambil mengusap punggung sang putri.

"Itu benar putriku rara santang, ada apa hmm, kau terlihat sangat gembira hari ini tidak seperti biasanya" ujar ratu ambet kasih
Yang di angguki para ratu lainnya.

"Ibunda, rayi kian santang sudah kembali dari pengembaraan nya ibunda. Ananda bisa merasakan keberadaan rayi kian santang" ujar nyimas rara santang semua yanga berasal di dalam aula kencana begitu sangat gembira mendengar kabar gembira yang baru saja mereka dengar.

(Akhirnya kau kembali juga rayi, raka sangat merindukan dirimu) batin raden abikara yang sedari tadi diam.

"Raka abikara kau kenapa tersenyum miring seperti itu raka? Tanga raden Surawisesa yang sedari tadi memperhatikan raden abikara.

" aku tidak apa-apa rayi maaf semua aku ijin keluar ada yang ingin ku lakukan" ujar raden abikara langsung bergegas keluar dari aula kencan.

Bunda subang larang menganggukan kepalanya dan tersenyum mendengar kabar yang baru saja putrinya berikan.

Sementara itu raden kian santang sendiri sudah sampai di gapura kota raja padjajaran dan tersenyum penuh kerinduan terhadap keluarga nya.

Dari jauh raden abikara memperhatikan sang rayi dari atas pohon besar dan tersenyum tipis dengan memakai penyamaran nya.

"Akhirnya kau kembali juga rayi, raka akan menjaga mu dari sini hingga kau sampai ke istana padjajaran" gumam abikara.

"Tanah yang kurindukan hahh, aku sangat merindukan ibunda dan yang lainnya juga raka abikara aku pulang raka" ucap kian santang
Melanjutkan perjalanannya pulang ke istana padjajaran

Sedangkan raden abikara mengikuti raden kian santang dari jauh sesekali bersembunyi di balik pohon yang besar dan tinggi.

"Kau tidak pernah berubah rayi kian santang. Raka senang dan bahagia kau pulang raka janji tidak akan membiarkan musuh-musuh padjajaran melukaimu walau seujung rambut pun" ujar abikara kembali mengikuti sang adik dari jauh.

Sedangkan raden kian santang akhirnya sampai di istana padjajaran dan kini berdiri di gapura istana dengan senyum manis terukir di bibir nya.

"Raden kian santang. Raden kian santang sudah kembali raden kian santang sudah kembali" teriak prajurit yang melihat raden kian santang berdiri di gapura masuk utama istana para prajurit serentak memberikan hormat pada sang raden.

"Sembah hormat kami raden" ujar seorang prajurit.

"Astagfirullah. Paman berdirilah paman, jangan menyembah kepada ku kita sesama manusia paman tapi.
Sembahlah allah paman hanya ia yang pantas untuk di sembah dan di puji paman sekarang berdirilah dan
Dimana keluarga istana lainnya" ujar kian santang dengan senyuman manis di bibir nya.

"Sendika raden, keluarga istana
Berada di aula kencana gusti raden" jawab prajurit dengan menundukkan kepala nya.

Raden kian santang mengangguk dan masuk kedalam istana ia langsung menemui keluarganya.
Dengan senyum manis yang terukir di bibirnya.

"Ananda pulang ibunda" ucap kian santang menghampiri sang ibunda

"Putraku kian santang akhirnya kau pulang juga nak, ibunda sangat merindukanmu putraku kian santang" ujar ratu subang larang sembari memeluk dan mengusap punggung sang putra dengan berlinang air mata kebahagiaan.

"Jangan menangis bunda ananda tidak bisa melihat air mata bunda" ujar kian santang sembari mengusap air mata di pipi sang bunda.

"Kalian tidak merindukan raka. Rayi Surawisesa, rayi Surosowan" ujar kian santang merentangkan kedua
Tangannya setelah melepas pelukan sang bunda.

"Raka kian santang tentu aku sangat merindukan raka, maafkan kesalahan kami dulu yang selalu mencelakai raka" ujar Surawisesa sembari memeluk erat sang raka dan menangis sejadinya.

"Aku juga minta maaf raka aku bukan rayi yang baik. Hiks. Berulang kali aku berniat jahat dengan memfitnah dan berkali -
Kali mencelakai raka, hiks raka" ujar raden Surosowan dengan sesegukan

Raden kian santang tersenyum tipis dan menenangkan kedua adik sambung nya dengan penuh kasih
Sayang seraya berkata.

"Semua itu sudah berlalu rayi, raka
Sudah memaafkan kalian sebagai putra dari ayahanda Prabu Siliwangi kita tidak boleh saling membenci,
Dan saling menyimpan dendam raka tau kalian pasti merasa ayahanda tidak adil karena ayahanda hanya menyayangi raka,
Seorang bukan" ucap kian santang
Yang di angguki keduanya namun
Setelah kian santang memutuskan
Untuk mengembara barulah mereka menyadari jika perbuatan mereka salah besar dan itu membuat penyesalan yang begitu dalam untuk hidup mereka.

Bunda kentring manik menghapus air mata dari pipinya dan menghampiri kedua putra nya dan putra sambungnya raden kian santang seraya berkata.

"Maafkan ibunda juga yang sudah membencimu tanpa sebab, sekarang
Ibunda menyadari jika kau dan bundamu tidak sejahat yang raka amuk marugul katakan putraku ananda kian santang. Nak maukah
Kau memeluk bunda" ujar ratu kentring manik dengan senyum hangatnya.

Kian santang mengangguk dan memeluk ibunda sambung nya yang sudah ia anggap seperti ibu kandung nya sendiri.

"Maafkan ibunda nak. Jika ibunda sudah membencimu selama ini,
Ibunda sadar jika selama ini uwak mu raka amuk marugul hanya
Memanfaatkan ibunda dan kedua rayi mu untuk merebut kerajaan,
Padjajaran ibunda merasa sangat
Bersalah padamu putraku Nanda kian santang" ujar ratu kentring manik.









                   Bersambung

Kembalinya Raden kian Santang ( Putra Padjajaran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang