*happy reading*
"Bang Alvin di mana kak" tanya Genta pada AI yang lewat entah dari mana.
"Oh tuan sedang ada urusan di kantor, kamu membutuhkan sesuatu" tanya AI pada Genta yang seperti sedikit gelisah.
"Iya, kakak tau tidak kapan bang Alvin pergi" tanyanya dan di angguki oleh IA.
"Tuan pergi tadi malam dan akan pulang 2 bulan lagi, jika ada apa apa kamu bisa bilang ke yang lain ya Genta" ucap IA dan di angguki oleh IA.
"Kalo gitu Genta tempat abang ya kak" IA mengangguk dan juga pergi ke tempat Alvin.
Di posisi Alvin~
Sekarang Alvin berada di dalam mobil bersama IA dan seorang supir di depan dan beberapa mobil berisi bodyguard yang berada di depan dan belakang mobil yang dia tumpangi.
Hanya ada keheningan di dalam mobil dan akhirnya IA angkat bicara.
"Tuan kita akan pergi ke mana setelah dari kantor" tanya IA sopan.
"Alan" ucap Alvin dingin.
"Sepertinya tuan Alvin sedang mood yang buruk".
Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai ke mansion keluarga Affrian atau mansion utama.
Memarkirkan mobil sang majikan dan beberapa mobil bodyguard.
Alvin masuk ke dalam mansion dan di sambut beberap maid yang berada di ruang tengah.
"Alvin kenapa kau tidak bilang akan ke mansion utama?" tanya paman yang datang ke mansionya
panggil saja paman Saka.
"saya hanya ingin memberikan sesuatu pada Alan" ucap Alvin se sopan mungkin.
"Kenapa kau memanggil abangmu dengan nama Alvin" ucap pria paruh baya yang baru saja turun dari tangga lantai atas.
Alvin hanya diam memandang mereka dengan wajah datar dan suasana yang cukup suram.
Setelah sekian lama mereka berdiam diri seperti patung Alvin mengeluarkan map dan memberikannya pada pria paruh bayah di sampingnya.
Pria paruh baya itu atau kakek Alan dan dirinya dari pihak ayah mengangkat sebelah alisnya pertanda bingung.
"Ini semua surat warisan dan surat perusahaan untuk Alan" ucapnya pada mereka dan memandang satu sama lain.
Setelah mengatakan itu Alvin ingin pergi menuju kanada untuk melakukan sesuatu. Tapi harus di undur karna Alan sudah pulang dengan beberapa luka dan memar di wajahnya.
Alan sedikit terkejut melihat adik satu satunya yang datang ke mansion utama dengan pakaian formal.
"Apa yang lo lakuin di sini Alvin? Apa lo berubah pikiran" ucap Alan dengan antusias tapi Alvin hanya menatap intens dirinya.
"Ke-kenapa lo natap gitu" ucap Alan sedikit gugup.
Alvin berbalik dan menatap pria berbeda usia itu.
"Apa boleh aku membawa anak ini" tanya Alvin menatap mereka begitu sebaliknya.
"Ada apa sebenarnya ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi kevin or alvin (Hiatus Sementara)
Teen Fictionkisah Kevin Anggara Ariga yang merupakan CEO dan memiliki perusahaan terkenal di jerman dan kebanyakan cabang berada di indonesia. hidup sendiri tanpa ada orang tua di sampingnya yang menyemangati harinya yang suram dan kejam. karna sebuah kesengaja...