[BAB I] Bagian 1 - Meraba Bumi Celebes

13 4 0
                                    

Mendapatkan pendidikan ilmu magis dari suatu instansi pendidikan yang misterius tak pernah sedikitpun terpintas di kepala para murid yang sedang berdiri serempak menghadap pidato Kepala Sekolah. Jika terpikirkan kemungkinan saja pernah, akan tetapi untuk memikirkan khayalan demikian adalah nyata merupakan hal gila yang ada di dunia.

Akan tetapi, kenyataan berbanding terbalik. Nyatanya kini para anak-anak, remaja, hingga remaja yang beranjak dewasa itu sedang khidmat-khidmatnya mendengarkan pidato. Pidato dari Mr. Pamona―begitu sapaan akrab pria berjanggut putih di depan―yang sedang membahas mengenai turnamen tahunan sekolah. Pria tua bernama asli Aria Rumbun itu sesekali menyematkan lelucon garingnya. Lelucon khasnya tak pernah absen dari rentetan naskah pidato yang ia bawa di tangan. Sedikit membosankan, sehingga beberapa siswa nampak merengut masam.

Kompleks sekolah yang bernama Kalanakshatra Institute of Mystical Arts ini terbentang luas di perairan Celebes. Nuansa yang disajikan sangatlah dominan karena berarsitektur gotik disertai detail yang menggambarkan alam Nusantara. Warna-warna alam seperti cokelat, hijau, kelabu, hitam, hingga marun beradu apik pada kompleks sekolah ini. Sesuai dengan konsep sekolahnya, tentu saja letak persisnya sangat bias dan hanya bisa dijangkau oleh orang-orang yang diberkati dengan bakat sihir saja. Bahkan untuk mencapai ke sekolah ini, biasanya siswa akan dijemput oleh pihak sekolah menggunakan kapal layar bercadik ganda. Lokasi penjemputan tersebar di 3 titik yakni melewati Selat Malaka, Laut Timor, dan Laut China Selatan. Sementara untuk menuju ke titik jemput, jalur darat yakni kereta dan bus ikut berkontribusi. Masuknya modernisasi tak lantas membuat Dewan Pengurus Kalanakshatra memilih menggunakan sihir saja. Bahkan di tahun ajaran ini, beberapa Dewan Komite Siswa mengusulkan penggunaan alat elektronik di dalam sekolah.

Kalanakshatra mengaplikasikan sistem sekolah asrama berjenjang. Terdapat tujuh level asrama yang disediakan untuk siswa. Siswa yang baru masuk selalu mulai dari asrama dengan level terendah, yakni Asrama Amamula. Di dalam asrama ini, pendidikan dimulai dengan pengajaran ilmu-ilmu dasar untuk mengendalikan dan meraba potensi diri sendiri.

Asrama Amamula memiliki ciri khas bangunan asrama yang paling gelap dan kuno. Lokasinya paling dekat dengan sungai Sarvayu―sungai yang dikenal banyak menyimpan makhluk-makhluk magis yang menyeramkan.

Murid asrama Amamula biasanya tidak diperbolehkan untuk keluar dari area asrama selain ke lokasi kampus mereka. Terdapat satu menara besar yang letaknya berada di tengah kompleks asrama. Menara tersebut merupakan ruangan kontrol yang fungsinya mirip seperti mercusuar. Setiap malamnya cahaya yang berasal dari kristal garam yang menyimpan cahaya matahari dan dipantik oleh cahaya bulan akan bergantian menyoroti tiap-tiap jendela kamar murid tanpa terkecuali. Jadi, setiap malam hari Pamong Amamula yang berasal dari 15 murid terpilih akan berpatroli setelah mendapatkan instruksi dari Dewan Pamong yang tak lain adalah Guru penanggungjawab Amamula.

Naik satu tingkat diatas Amamula, murid yang sudah memenuhi syarat kenaikan tingkat akan pindah ke asrama Dwitisthana. Fokus keilmuan pada tingkatan ini ialah mengendalikan kestabilan pikiran. Energi yang diperoleh dari mengendalikan pikiran ini akan menajamkan intuisi dalam membaca emosi diri sendiri dan orang lain. Selain itu, pada tingkat kekuatan yang lebih lanjut murid akan bisa mengendalikan air dengan pikiran mereka. Pengendalian ini hanya sebatas membuat ilusi di permukaan air.

Letak asrama Dwitisthana tidak jauh dari kompleks Amamula. Hanya sekitar duapuluh kilometer ke arah tenggara, sebuah kompleks bangunan kastil bermaterial batu andesit sudah terlihat di depan mata. Lembah tempat asrama tersebut berada dekat dengan cagar alam yang dikelola langsung oleh Kalanakshatra dibawah pengawasan Direktorat Konservasi Alam Magis.

Tingkatan asrama kelima ialah Panchamipura. Pada asrama ini siswa akan dilatih untuk memperdalam potensi dan kontrol diri. Kepercayaan diri menjadi hal yang krusial untuk ditanamkan pada diri siswa dalam hal ini. Hal demikian berkaitan dengan memahami dan sadar akan hakikat jati diri individu sebagai seseorang yang diberkati dengan keunggulan di bidang magis. Di tingkatan ini, salah satu pembuktian kemampuan yang diwajibkan adalah mengendalikan api dan merubah wujud benda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KALANAKSHATRA : Napak SegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang