07

413 33 2
                                    

Happy reading gays

***

Di dalam mobil yang sedang melaju jennie tidak hentinya mengeluarkan air matanya tanpa suara membuat jung-ha menepikan mobilnya di sebuah jalan yang sunyi, jung-ha menghela nafasnya secara kasar menghadap pada jennie

"nunna lihat aku"sambil memegang pipi jennie untuk mengalihkan kepala jennie ke arahnya sambil menghapus air mata jennie

"sudah oke! sudah hampir setengah jam kau menangis"jungha memeluk nunna nya namun bukan nya berhenti, jennie semakin menangis bahkan terisak di pelukan jungha

"a-apa kau mendengar semua jung-jung?"tanya jennie di sela isak tangisnya, jungha mengangguk

"hm...aku mendengar semua. Maaf nunna bukan aku tidak ingin membalasnya nya, tapi aku sadar aku hanya adikmu tidak memungkinkan aku ikut campur urusan kalian apalagi aku ikut campur saat masih panas panasnya masalah kalian...maaf kan aku nunna"jung-ha menghapus air matanya dia sudah tidak tahan melihat jennie yang seperti itu. Jennie mendongakkan kepala saat air mata jung-ha mengenai bahunya.

"kau...jangan menangis" jennie menghapus air matanya dan mengacak rambut jungha

"ooh tidak!! Rambutku"jungha sudah mulai mendrama membuat mereka terkekeh akhirnya

"haha...sudah, apakau tidak jadi bekerja ha"jennie duduk kembali seperti sebelumnya dan jung-ha melajukan mobilnya

"aku ambil libur hari ini...aku tidak akan meninggalkanmu hari ini. Jadi ayo turun"jungha turun menghampiri jennie. Jennie baru menyadari saat ini mereka tepat di rumah jung-ha karena mereka lebih memilih membeli dari pada menyewa apartemen

"mari" jungha menunjuk punggungnya menandakan jennie harus naik "dokter sudah di dalam untuk memeriksa kaki mu, jika itu parah maka kita akan kerumah sakit saja"

"ya! Tidak perlu ini hanya memar sedikit" jungha menghela nafasnya dan mendudukkan jennie di sofa tepat di samping dokter yang telah menunggu mereka

"tolong periksa lutut nunna ku"dokter hanya mengangguk "nunna aku ganti baju dulu" jungha mencium pipi jennie dan berlalu.

***

Jennie Pov

Saat ini aku sedang berbaring di kamar jung-ha, sedangkan jungha mungkin di ruang tamu, ntahlah aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi masalah yang mengejutkan ini. Ini hari sudah gelap aku benar-benar tidak memegang ponselku selama pergi dari rumah, aku tidak tahu bagaimana kabar anakku apakah dia baik-baik saja? Maaf kan mommy jesa ini harus mommy lakukan bagaimana pun keadaannya.

"hah...aku harus menemui jungha, aku yakin dia tidak akan diam saja"baru bergerak sedikit aku langsung meringis merasakan sakit di bagian lututku, aku berjalan dengan pincang secara berlahan untung kamarnya di lantai 1 hingga aku melihat jungha duduk seorang diri dengan tatapan yang kosong, aku mengetahui isi pikirannya karna jungha tidak seperti mingyu yang emosi nya susah di kendalikan tapi jangan lupa jungha sangat pandai membalas sesuatu dengan tersembunyi tanpa diketahui apa yang dia rencana, maka itulah yang ku takutkan aku tidak ingin dia melakukan sesuatu yang mungkin memperumit keadaan.

"sudah selesai dengan pikiranmu?"aku duduk di sampingnya

"hm..."dia mengangkat satu alisnya menghadapku dan aku membalas dengan mengangkat kedua alisku

"hah...apa yang kau lakukan nunna"dia menyandarkan badan nya ke sanggahan sofa dan dengan kesempatan ini aku mencoba untuk berbaring dengan pahanya sebagai bantalannya.

"katakan apa yang ingin kau katakan nunna"ucapnya sambil mengelus rambutku

"jung-jung...bisakah kau merahasiakan masalah nunna dengan appa dan eomma? Dengan yang lain juga,biarkan nunna menyelesaikan nya semua"aku melihat jungha mengerutkan kedua alisnya menandakan dia akan protes

marriage with revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang