"Kami tidak akan putus."
Tepat setelah kalimat itu terlontar, terjadi keributan di luar dapur. Yerim terpaksa memeriksa karena hanya dia yang peduli. Bomin didudukkannya di kursi meja makan sebelum ia keluar. Entah kenapa dia sangat penasaran, perasaannya berkata kalau dia harus memeriksa.
Benar saja, ia menemukan Hyunjin terkapar di sofa.
"Sunbae?"
Hyunjin membuka matanya sedikit untuk melihat. Begitu dia melihat Yerim, dia memilih untuk bertingkah. "Yerim-a ...."
Jeno ikut keluar dengan wajah tak senang. "Sial, kau pulang sepagi ini?"
Yerim menoleh kecil, dalam hati mempertanyakan pernyataan Jeno tentang hari yang masih pagi padahal sekarang sudah hampir tengah hari.
"Bagaimana kau bisa pulang? Chaewon mengantarmu?" Pemuda itu tertawa nista, tampak seperti dia tengah membahas sesuatu yang terjadi semalam. Namun Yerim tidak punya ide apapun tentang itu.
Hyunjin terlihat melambaikan tangan meminta bantuan kepada Yerim. Dia mengabaikan Jeno yang terus tertawa dengan berbagai kalimat tuduhan yang memancing pemuda itu geram. Yerim pun jadi ingin tahu, karena dia pasti telah melewatkannya. Sesuatu yang penting yang membuat Hyunjin menatap sang kawan dengan mata yang menyala.
"Kalian ini benar-benar lucu. Ada banyak wanita di dunia dan kalian hanya terjebak pada yang itu-itu saja."
"Yerim-a!" Hyunjin berteriak kecil, memanggil kini tampak seperti memerintah. Yerim terlalu bingung untuk menolak jadi dia menurutinya dan mendekat. "Bantu aku ke kamar," lanjutnya lebih pelan. Dia menutupi wajahnya dengan lengan, menyembunyikan kekacauan yang terlihat di sana.
Yerim merasa tidak masalah dengan permintaan itu, jadi dia melakukannya. Hyunjin benar-benar kacau. Tampaknya semalam banyak orang yang mabuk-mabukan.
Bomin yang sama kacaunya namun sedikit lebih baik tertarik untuk mencari tahu, jadi dia menggerek kakinya untuk menuju ruang tengah dan bertahan dengan berpegangan di ambang pintu.
Yerim membantu Hyunjin berdiri. Tubuh pemuda itu berat juga. Dia tidak mampu mempertahankan keseimbangannya. Sangat ajaib membayangkan dia naik dari lantai bawah ke apartemennya sendirian.
Seperti tuduhan yang dilayangkan Jeno, Chaewon muncul tergesa-gesa. Dia membuktikan bahwa pemuda itu benar, karena tak mungkin Hyunjin berkendara sendiri dari klub.
Banyak detail penting yang tak gadis itu pahami saat melihat Chaewon masuk. Pakaian gadis itu adalah pakaian tidur pendek yang tidak layak dipakai keluar rumah. Beruntung dia memakai kardigan meskipun tetap pendek. Wajahnya persis seperti orang yang baru saja bangun tidur, tidak lebih baik dari Hyunjin. Dia menggenggam kunci mobil, membuktikan kalau memang dialah yang mengantar Hyunjin sampai ke bawah. Entah mengapa mereka tidak naik bersamaan. Dari cara dia tergesa-gesa sampai ekspresinya yang begitu kacau saat melihat Hyunjin sedang merangkul Yerim, dapat dipastikan pagi ini akan sangat melelahkan.
Chaewon lebih dulu bereaksi dengan mendorong Yerim menjauh dari Hyunjin. Dorongan itu terlalu berlebihan, hingga Yerim tersungkur ke lantai. Siapa saja yang melihat itu pasti mempertanyakan keputusannya melakukan itu. Terutama Hyunjin, si orang yang seharusnya dibantu.
"Kau selalu saja menggoda Hyunjin-ku! Dasar jalang!"
"Chaewon-a!"
"Kim Chaewon!"
Bomin berusaha membela sang kekasih, tetapi dia kalah cepat. Suara Hyunjin jauh lebih keras. Dia berhasil membuat semua orang membeku. Tatapan matanya menyala, dia yang sebelumnya tak mampu berdiri sekarang seperti bisa menerkam seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fanfiction🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...