🍀

41 6 0
                                    

Requested by Chuun1_u

.

.

.

.

Seonghwa menjalani kehidupan biasa sebagai seorang pelajar di salah satu universitas ternama.

Namun, tanpa sepengetahuannya, hidupnya akan berubah drastis karena ia menjadi objek obsesi dari tujuh orang mafia yang sangat berbahaya. Mereka adalah Hongjoong, Yunho, Yeosang, San, Mingi, Wooyoung, dan Jongho.

Seonghwa sedang berjalan di kampus menuju perpustakaan, mengenakan kemeja biru muda dan celana jeans, dengan tas ransel penuh buku di punggungnya. Ia tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang terus mengawasinya dari kejauhan. Hongjoong, pemimpin kelompok mafia tersebut, melihat Seonghwa dengan tatapan penuh minat.

"Yunho, kau lihat anak itu?" tanya Hongjoong sambil menunjuk ke arah Seonghwa.

Yunho, yang berdiri di sampingnya, mengangguk. "Ya, dia terlihat biasa saja. Apa yang menarik dari dia?"

Hongjoong tersenyum tipis. "Ada sesuatu dalam dirinya yang membuatku tertarik. Kita harus mengenalnya lebih jauh."

Seiring berjalannya waktu, Seonghwa mulai merasakan kehadiran tujuh orang pria tersebut di sekitar kampus. Mereka selalu muncul di tempat yang sama, di kafe, di perpustakaan, bahkan di kelas. Pada awalnya, Seonghwa tidak mempermasalahkan, tetapi lama-kelamaan ia merasa ada yang aneh.

Suatu hari, Seonghwa sedang duduk di kafe kampus, menikmati kopi sambil membaca buku. Tiba-tiba, seorang pria tinggi dengan rambut pirang duduk di depannya.

"Hai, boleh duduk di sini?" tanyanya dengan senyuman ramah.

Seonghwa melihat ke arahnya dan mengenalinya sebagai Yunho, salah satu dari tujuh orang yang sering dilihatnya.

"Tentu, silakan," jawab Seonghwa sambil tersenyum.

Percakapan ringan dengan Yunho berkembang menjadi pertemanan. Yunho memperkenalkan Seonghwa kepada teman-temannya yang lain: Hongjoong, Yeosang, San, Mingi, Wooyoung, dan Jongho. Mereka semua tampak sangat tertarik pada Seonghwa dan selalu mengajaknya berkumpul bersama.

Suatu malam, Seonghwa diundang ke sebuah pesta di rumah mewah milik Hongjoong. Meskipun merasa sedikit canggung, ia tetap datang karena ingin menghormati undangan tersebut.

Di pesta tersebut, Hongjoong mendekati Seonghwa sambil membawa dua gelas anggur. "Selamat datang, Seonghwa. Kuharap kau menikmati pestanya."

Seonghwa menerima gelas tersebut dan tersenyum. "Terima kasih, Hongjoong. Rumahmu sangat indah."

Hongjoong tertawa pelan. "Terima kasih. Kau tahu, Seonghwa, ada sesuatu yang sangat istimewa dalam dirimu."

Seonghwa merasa sedikit bingung. "Apa maksudmu?"

Hongjoong mendekatkan wajahnya ke Seonghwa dan berbisik, "Kau akan segera mengetahuinya."

Seonghwa mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setiap kali ia bertemu dengan ketujuh orang tersebut, ia merasa semakin terikat.

Suatu hari, Seonghwa menemukan sebuah buku catatan di kamar Hongjoong yang tidak sengaja terbuka. Di dalamnya, terdapat foto-foto dirinya dan catatan tentang setiap gerak-geriknya.

Jantung Seonghwa berdegup kencang. Ia segera menutup buku tersebut dan mencoba untuk pergi, tetapi Hongjoong tiba-tiba muncul di pintu.

"Kau sudah menemukannya," kata Hongjoong dengan senyum dingin.

Seonghwa mundur beberapa langkah. "Apa semua ini? Kenapa kalian mengawasi aku?"

Hongjoong berjalan mendekat, diikuti oleh enam orang lainnya yang muncul dari belakang. "Kau spesial, Seonghwa. Kami semua terobsesi padamu. Kau berbeda dari yang lain."

Seonghwa merasa takut. "Ini gila! Aku bukan siapa-siapa. Lepaskan aku!"

San mendekat dan menepuk bahu Seonghwa. "Jangan khawatir. Kami tidak akan menyakitimu. Kami hanya ingin kau menjadi bagian dari kami."

Malam itu, Seonghwa tidak bisa tidur. Ia memikirkan cara untuk melarikan diri dari obsesi tujuh mafia tersebut.

Keesokan harinya, ia memutuskan untuk menghindari mereka dan mencoba kembali ke kehidupan normalnya.

Namun, mereka selalu berhasil menemukannya.

Suatu malam, Seonghwa bertemu dengan Wooyoung di sebuah kafe. Wooyoung, yang biasanya ceria, kali ini terlihat serius.

"Kau tidak bisa terus menghindari kami, Seonghwa. Kami adalah bagian dari hidupmu sekarang," kata Wooyoung.

Seonghwa menggigit bibirnya. "Aku tidak bisa hidup seperti ini. Aku ingin bebas."

Wooyoung menatapnya dengan mata penuh kesedihan. "Kami juga ingin yang terbaik untukmu. Tapi kami tidak bisa melepaskanmu."

Seiring berjalannya waktu, Seonghwa mulai menyadari bahwa melawan mereka bukanlah solusi. Ia harus mencari cara untuk mengubah situasi ini. Dengan kecerdasannya, Seonghwa mulai mencari celah di antara mereka, mempelajari kelemahan masing-masing.

Pada akhirnya, Seonghwa berhasil mengatur rencana untuk membebaskan diri. Ia berhasil membuat mereka saling berkonflik, menciptakan perpecahan di antara mereka. Dalam kekacauan tersebut, Seonghwa berhasil melarikan diri dan memulai hidup baru di tempat yang jauh dari Seoul.

Di tempat baru itu, Seonghwa menjalani kehidupan yang lebih tenang.

Namun, bayangan tujuh mafia tersebut masih menghantuinya. Ia tahu bahwa suatu hari mereka mungkin akan menemukannya lagi.

Tapi untuk sekarang, Seonghwa menikmati kebebasan yang telah lama diinginkannya.

Exquisite Episode • All × SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang