two

817 61 3
                                    

"Jadi apa yang dilakukan anggota keluarga pemilik perusahaan konglomerat di sini?"

Seokjin bertanya dengan penuh keheranan pada sosok pria yang dua tahun lebih muda darinya. Mereka duduk bersampingan pada sebuah sofa besar di sebuah kamar hotel dengan meja bulat di hadapan keduanya. Meja itu kini berisikan dua botol minuman alkohol dengan warna merah pekat yang beraroma harum tetapi memiliki rasa kuat dan dua buah gelas kaca terisi separuh.

Pakaian Seokjin hanya bersisa bra miliknya yang berwarna hitam. Seokjin kini masih mengenakan sebuah celana pendek ketat yang merupakan dalaman dress yang ia gunakan sebelumnya. Kemeja yang tadi digunakan pria itu sudah tergeletak di lantai sehingga pria itu bertelanjang dada. Resleting celananya sudah diturunkan oleh Seokjin sejak tadi hingga tampak bagian pakaian dalam bawah yang pria itu pakai.

"Lalu apa yang sedang dilakukan aktris kesayangan seluruh Korea Selatan di sini?"

Seokjin berdecih menyaksikan bagaimana pria itu tampak santai justru mengapitkan sebatang rokok di antara bibirnya lantas membakar ujungnya dengan sebuah korek. Seokjin menyipitkan mata saat pria itu kini membuang asap pembakaran rokoknya. Aroma pembakaran tembakau merasuk ke indera penciuman Seokjin.

"Bagaimana kalau sampai kakekmu tahu, Kim Namjoon?" tanya Seokjin membanting tubuhnya ke dada bidang pria itu untuk bersandar.

"Bagaimana kalau seluruh penggemarmu tahu, Kim Seokjin?" tanya balik Namjoon seraya merangkul bahu Seokjin agar tubuh sang aktris semakin dekat dengannya.

Seokjin mengendus aroma tubuh Namjoon yang tercium begitu maskulin. Ia memeluk leher pria itu kemudian beranjak duduk di pangkuan cucu dari pemilik bisnis gurita logistik yang merajai pangsa pasar di Asia Timur itu. Seokjin menarik batang rokok itu hingga lepas dari sela bibir Namjoon lalu membuangnya ke lantai begitu saja.

Seokjin cemburu.

Mengapa Namjoon menghisap batang rokok itu padahal ada bibir Seokjin.

Seokjin berpegangan pada dua bahu kokoh Namjoon. Keduanya bertatapan dari jarak yang sangat dekat hingga bisa merasakan hembusan napas satu sama lain. Namjoon merengkuh tubuh montok dari sang aktris kemudian melingkarkan lengannya pada pinggul. Namjoon lalu meremas pinggang ramping Seokjin diiringi dengan seringai.

"Cantik" bisik Namjoon dengan suara yang berat dan dalam.

"Memang" balas Seokjin dengan senyuman yang nakal dan nada percaya diri.

Seokjin menangkup wajah tegas Namjoon kemudian mempertemukan bibir mereka ke dalam sebuah ciuman dalam. Namjoon membiarkan yang lebih tua menguasainya. Satu tangan Namjoon digunakan menahan tengkuk Seokjin sementara satunya lagi ia gunakan untuk memainkan rambut indah sepanjang pinggang dari sang aktris.

Keduanya tenggelam dalam suasana intim yang mereka bangun di dalam kamar hotel itu. Seokjin memilih menyingkirkan semua rasa takut yang mengikutinya selama usia karirnya. Namjoon melepas semua beban berat yang ia pikul seumur hidupnya nanti. Keduanya sama menikmati suasana ringan tanpa tekanan yang mereka rasakan saat sedang bersama seperti ini.

"Huh..."

Seokjin lalu membuang napas berat begitu ciuman mereka terlepas. Ia terengah dan Namjoon juga. Pria berdarah campuran Asia-Amerika itu memandangnya dengan tatapan memuja. Namjoon menyeringai puas menyaksikan wajah cantik sang aktris yang dicintai seantero Korea Selatan itu terlihat telah berantakan karena ulahnya. Namjoon menangkup pantat sintal Seokjin kemudian meremasnya dengan gemas.

"Eunghhh..."

Seokjin melenguh diikuti dengan kepala yang terbanting ke belakang ketika jemari Namjoon melesak nakal dari pantatnya menuju ke antara dua paha Seokjin dan kemudian menggesek kemaluannya.

Wave [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang