Epilog

1K 42 8
                                    

Kupikir kisahku tidak akan berakhir bahagia.....

Sinar matahari mulai menerobos masuk menembus tirai jendela, pertanda pagi telah datang. Namun, sepertinya pagi bukan akhir dari dari sebuah malam bagi sebagian orang

"Engghhh...sayang..."

"Hhmm...yaa...uhhhg.."

"Sepertinya kauu...ha..harus cepat"

"Wae...", lelaki diatasku masih saja memburu kenikmatannya.

"Karena...."

"Eomma....", seorang malaikat kecil telah berdiri diambang pintu kamar kami dengan tangan kiri memegang boneka naga kesayangnnya. Ia menguap sembari tangan kanan nya yang masih bebas mengusap kedua matanya menghilangkan kantuk yang tersisa

"Karena Jia sudah bangun", sontak aku singkirkan lelaki yang bearada diatasku itu.

"Ahhh...Jia-ya...kenapa bangun sekarang", Jiyong oppa, lelaki diatasku tadi berteriak kesal di dalam selimut. Aku hanya tertawa geli melihat tingkah suamiku.

"Jia sayang. Jia tunggu di luar dulu ya, eomma mau ke kamar mandi sebentar", bujukku pada putri semata wayang kami. Aku tidak mungkin begitu saja berhambur ke arah Jia sedangkan aku masih dalam keadaan telanjang. Aku menyingkap selimut yang menyelimuti tubuhku dan mencari potongan pakaianku yang berserakan ntah kemana tadi malam.

Kulangkahkan kaki ke luar dari kamar mandi setelah membersihkan diri dari sisa pertempuran semalam dan mendapati Jiyong oppa masih meringkuk di dalam selimut.

"ya..ya...ayo bangun, Jia sudah menunggu diluar", ujarku sembari menepuk bagian tubuh Jiyong oppa yang tertutup selimut. Ntah bagian mana yang kutepuk tadi, kurasa bagian pantat.

Aku berjalan keluar menemui Jia yang telah menunggu di luar. Gadis kecil berumur 4 tahun itu sedang menonton film kartun favoritnya, Spongebob Squarepants, di ruang tengah.

"Selamat pagi sayang..", ucapku sembari memberi kecupan hangat di kening Jia. Aku mengambil tempat duduk di samping Jia, bergabung dengannya menonton film kartun dengan tokoh sponge berwarna kuning itu. "Selamat pagi eomma", Jia membalas kecupan di keningnya dengan ciuman di pipiku dan sebuah pelukan hangat

Kwon Jia, nama putri kecil kami, Song Ara dan Kwon Jiyong. Jia adalah anak dikandunganku yang dulu sempat aku sembunyikan dari Jiyong oppa. Di usianya yang menginjak 4 tahun, Jia tumbuh dengan begitu cantik. Banyak orang berkata, Jia mewarisi bentuk bibirku dan mata indah Jiyong oppa. Nama Jia sendiri diambil dari perpaduan nama kami berdua, Jiyong dan Ara. Filosofinya, Jia yang mempersatukan cinta kami berdua.

Tidak berselang lama, Jiyong oppa turun dari lantai dua. Penampilannya berantakan, khas orang yang baru bangun tidur. Ia mengenakan kaos tanpa lengan yang memperlihtkan tatto di beberapa bagian tubuhnya dan celana tidur panjang. Wajahnya masih cemberut mengingat ia belum mendapatkan klimaksnya tadi. Jelas saja, Jiyong oppa baru pulang setelah 2 minggu di luar negeri melakukan tour dunianya bersama Bigbang.

Ah..mengenai karirnya bersama Bigbang, Jiyong oppa masih menjadi leader boyband papan atas di Korea Selatan itu saat ini. Jiyong oppa akhirnya mengungkapkan pernikahan rahasia kami sehari setelah ia meminta kepadaku untuk mengakhiri sandiwara pernikahan kami dan mengulang semua dari awal layaknya pasangan suami istri lainnya. Berat memang pada mulanya. Jiyong oppa otomatis memutus kontrak dengan agensi yang telah membesarkan namanya dan Bigbang vakum selama 3 tahun.

Hal yang mengejutkan justru datang dari para netizen dan para fans. Para netizen dan para fans yang pada mulanya kami kira akan menghujat pernikahan kami, nyatanya justru menanggapi dengan positif. Mereka bahkan memuji kebesaran hati Jiyong oppa untuk menikahiku guna mewujudkan impian sang kakek. Meskipun sempat merenggang, hubungan Jiyong oppa dengan anggota Bigbang lainnya dan pihak agensi berangsur membaik. Bahkan mereka turut menyambut kelahiran Jia. Hingga satu tahun yang lalu, Jiyong oppa menandatangai kontrak kerja baru dengan pihak agensi dan melakukan comeback bersama Bigbang sebagai leader.

SandiwaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang