***Skip 1 minggu kemudian.
Setelah berakhirnya acara lamaran malam itu, shani lebih sering menyendiri didalam kamarnya atau menyibukan diri dengan pekerjaan. Setelah malam itu, gracio tidak lagi menemui shani atau sekedar menghubunginya.
Sekuat tenaga shani ingin melupakan gracio dan mengubur dalam dalam perasaanya. Karena itulah shani lebih sering menyibukan dirinya dan lebih sering menyendiri.
Seperti pagi ini, biasanya ia akan ikut sarapan namun kali ini shani sudah sibuk dengan berkas berkas kantornya.
Shani meluapkan kesedihanya pada pekerjaan, ia merasa jika menyibukan dirinya itu bisa membuatnya lupa dengan rasa sakit hati yang saat ini melandanya.
Namun nyatanya berbeda, justru itu membuatnya semakin lelah dan semakin terpuruk. Bahkan shani mengabaikan kondisi badanya, ia seolah lupa jika saat ini ia tengah mengandung.
Ditengah sibuknya dengan berkas berkas yang ada ditanganya. Tiba tiba pandangan shani berubah jadi buram, kepalanya terasa pusing dan tak lama shani pun pingsan.
Beruntung shani tak jatuh saat ia pingsan, karna saat shani pingsan posisinya sedang duduk dimeja kerjanya.
Jinan yang melihat kondisi shani seperti itu, ia pun langsung menghampirinya. Sebelum shani pingsan jinan sudah lebih dulu berada dikamarnya, mungkin karna shani terlalu fokus pada kerjaanya hingga ia tak menyadari kedatangan jinan dikamarnya.
Jinan langsung membawa shani dan merebahkan shani dikasurnya. Jinan pun langsung menghubungi gaby dan menyuruhnya untuk segera datang kerumah.
Setelah jinan selesai menghubungi gaby, jinan pun memanggil marsha dan kebetulan marsha sedang bersama dengan gita.
Marsha saat ini sedang berada dikamarnya, ia sedang sibuk mengerjakan tugasnya yang menumpuk. Marsha dibantu oleh gita untuk mengerjakan tugas tugasnya.
Ditengah tenga kesibukanya tiba tiba jinan masuk kekamarnya dengan wajah panik sambil memanggilnya.
"Sha.." panggil jinan.
Merasa ada yang memanggil, marsha pun menoleh dan melihat jinan yang berdiri diambang pintu sambil menatapnya dengan wajah panik.
"Iya.. kenapa?" Jawab marsha.
"Ci shani pingsan." Ucap jinan panik.
Degh..
Mendengar ucapan jinan barusan, tanpa pikir panjang gita langsung keluar dari kamar marsha kemudian di ikuti oleh marsha dan jinan. Mereka menyusul gita menuju ke kamar shani.
Baru saja jinan dan marsha masuk kedalam kamar shani, gita justru pergi dari sana melewati kedua orang itu begitu saja. Marsha dan jinan langsung menghampiri shani kemudian melihat kondisi kakak tertua mereka itu.
Setelah beberapa saat datanglah gita membawa kotak P3K dan di ikuti oleh gaby yang berada dibelakang gita. Saat gita mengambil kotak P3K, bertepatan dengan datangnya gaby.
Jadi gita dan gaby langsung bergegas menuju kekamar shani. Sesampainya disana gaby langsung melihat kondisi shani dan memeriksanya.
Setelah beberapa saat, gaby sudah selesai memeriksa kondisi shani dan menjelaskan pada jinan, gita dan marsha tentang kondisinya.
"Apa shani sedang mengandung?" Tanya gaby.
"Iya dia sedang mengandung.. bagaiman kondisinya dan bayi yang ada dikandunganya?" Jawab marsha.
Gaby menghela nafasnya sejenak sebelum memulai menjelaskan.
"Jadi gini.. kondisi kandungan shani cukup lemah.. mungkin karna shani yang selalu kecapean dan sedikit stres.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kalian Rumahku? ✓
Random"Bahkan kalian gk tau apa apa tentang gue.. jadi bagaimana mungkin kalian bilang kalo gue berubah dan bukan gita yang kalian kenal?" - Gita. "Karna sejak awal kalian memang nggk pernah tau apa pun tentang gue." - Gita.