6:balapan?.

546 63 12
                                    

Hallo gayss!!!
Happy reading semuanya.

Selamat membaca...

...

Singkat cerita Rahsya dan Gibran pun sudah sampai di rumah nya kemudian langsung saja masuk kedalam rumahnya.

"Kita pulang"teriak mereka berdua dengan memasuki rumah.

"Baru pulang?,kenapa enggak dari tadi aja pulang nya,kan enggak pergi ke sekolah?"tanya Bagas yang sedang menonton TV,lalu menatap kedua anaknya dengan tatapan yang tajam dan ekspresi wajah yang datar.

Rahsya dan Gibran yang mendengar ucapan Bagas seketika langsung saling pandang dengan meneguk ludah mereka secara kasar.

"Ehh papih kok bisa tau?"tanya Gibran dengan cengiran nya.

"Ya pasti tau dong,kan tadi pihak sekolah nelpon papih"balas Bagas beranjak dari duduknya dan menghampiri kedua putranya.

"CK,dasar guru-guru biadab hobinya ngadu mulu sialan!"omel Gibran di dalam hati.

"Jadi kenapa kalian bolos?"tanya nya menatap mereka berdua dengan intens.

"Ehh itu kita bolos karena-"

"Tauran?,berantem sama geng sebelah lagi?"tebak Bagas dengan memotong ucapan Rahsya.

Sedangkan Rahsya dan Gibran yang diintrogasi oleh sang ayah hanya terdiam dengan menundukkan kepalanya takut.

Bagas yang melihat kedua putranya nya hanya terdiam dengan menundukkan kepalanya hanya berdecak pelan.

"Kalian ini!,udah berapa kali papih bilang?,jangan bikin ulah Mulu!,udah cape papih bolak-balik sekolah gara-gara ulah kalian"ucap Bagas dengan mengusap pangkal hidung nya,pusing dengan tingkah kedua putranya.

Rahsya yang mendengar ucapan sang ayah hanya terdiam berbeda dengan Gibran yang langsung mendongakkan kepalanya seraya membalas ucapan sang ayah.

"Oh papih lagi capek yah?,mau aku bikinin kopi gak? Atau  mau aku pijitin?"ucap Gibran kepada Bagas.

Rahsya dan Clara yang mendengar ucapan Gibran hanya menahan tawanya sedangkan Bagas mulut nya sudah terbuka lebar, siap untuk membalas kembali ucapan putra bungsu nya,namun terlanjur terdahului oleh ucapan Rahsya.

"Kayaknya iya deh Gib,papih mau dibikinin kopi sama mau dipijitin,gimana kalau kita bagi tugas aja?"sahut Rahsya.

"Boleh tuh,gue yang bikinin kopi buat papih dan Lo yang pijitin papih,oke?"balas Gibran mengangguk setuju.

"Oke!".

"Papih duduk aja disini,biar aku pijitin"ucap Rahsya kepada Bagas dengan menarik pelan tangan Bagas untuk duduk kembali di sofa.

"Kalau begitu aku bikinin kopi buat papih nya sekarang yah!"sahut Gibran dengan semangat kemudian pergi menuju dapur.

Sedangkan Bagas hanya terdiam dengan wajah yang ditekuk,pasrah dengan tingkah kedua anaknya.

Clara yang melihat itu terkekeh pelan dengan menghampiri Bagas kemudian mengusap bahunya pelan.

"Sabar yah pih,marah sama anak-anak emang gak bisa bertahan lama, soalnya mereka punya cara tersendiri buat ngebujuk kita walaupun enggak secara terang-terangan ngebujuknya"ucapnya dengan tersenyum tipis.

Gibran AlverandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang