[ KAVIN 30. ❥ ROFTOP ]

646 50 31
                                    

HALO SEMUA APA KABAR KALIAN? SEMOGA BAIK YA, AKU TELAT LAGI NIH HUHU😬

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DISINI LEWAT KOMEN DAN VOTE ❤️


✨ SELAMAT MEMBACA ✨

30. ROFTOP

Sepoinya angin menusuk kulit seorang laki-laki yang tengah duduk di atas roftop menikmati langit malam yang penuh dengan hiasan bintang dan cahaya sinar bulan yang menerangi ruang luas dataran berbentuk bulat itu, dengan satu batang rokok yang terselip di jari telunjuk dan jari tengahnya sebagai penikmat cemilan mulutnya.

Cowok itu menyemburkan asap rokoknya keatas, di balik ia sedang menikmati benda nikotin dan sunyi nya malam yang indah terbesit di dalam hati dan pikirannya sedang bertarung hebat di dalam sana, hingga membuat laki-laki itu kewalahan untuk menangani bahkan melerainya, semua memori kejadian masa lalu kini bak seperti film yang di putar kembali dalam pikirannya, di tambah dengan rasa kekhawatiran dan kegundahan yang sekarang juga menjadi makanannya terhadap perempuan kecilnya itu.

Rasa amarah yang sengaja ia tekan dalam-dalam agar tidak lepas kendali sejak baru tiba di tempat itu membuatnya harus menjauhkan diri dari yang lain, karena melihat seseorang yang sekarang kembali berkumpul bahkan bercanda gurau dengan teman-teman dan anggotanya yang lain, dan disini, di roftop ini lah tempat pelariannya menjauh dari mereka agar tidak melihat mereka dan seorang itu yang membuat amarahnya berkobar, walau jauh dalam lubuk hati kecilnya ia juga merindukan kebersamaan dengan sosok itu.

"Kalau seandainya gue nyerah sebelum berperang gimana Sal?" Tanya Kavin yang menyadari kedatangan cowok itu meskipun tanpa melihat.

Faisal yang mendengar pertanyaan itu menghentikan langkahnya "berarti lo pengecut" jawabnya tegas.

Kavin terkekeh kecil "dulu gue paling benci dengan kalimat itu buat diri gue sendiri, tapi sekarang" menjada ucapannya "kalimat itu cocok buat diri gue Sal" menatap lurus kedepan.

Faisal kembali melangkah mendekati cowok itu dan duduk disampingnya, "gue kemarin lihat sendiri bahagianya Tasya nerima buket bunga dan boneka beruang hitam kecil pemberian lo" mengingat kemarin saat dirinya memberikan kedua benda itu saat di toko bunga sebelum mengantar Tasya pulang sesuai perintah Kavin.

Kavin melirik sekilas Faisal di sampingnya "gue emang berusaha selalu buat dia bahagia Sal, gue pengen berjuang buat dia, cewek yang berhasil runtuhin prinsip gue yang gak akan jatuh cinta" melihat kembali langit malam.

"dan lo mau ngerusak kebahagiaan cewek itu? sia-siain perjuangan lo buat dia? lo lupa, kalau lo adalah sumber kebahagiaannya, dia selalu bahagia kalau sama lo Vin" balas Faisal serius menetap lekat cowok disampingnya.

Kavin terdiam tidak ada kalimat yang mampu untuk membalas ucapan Faisal, hatinya kembali bergulat dengan pikirannya antara rasa khawatir akan akibat yang akan menyeret cewek itu namun juga tidak ingin membuat perempuan kecilnya kehilangan kebahagiaannya, sudah cukup dua kali hati nya seperti tersayat pisau karena melihat Tasya menangis bahkan rasa bersalah juga masih jelas ia rasakan sampai saat ini meskipun salah satunya bukan kesalahannya tapi rasa sakit dihatinya itu tetap terasa, persetanan dendam ini yang sama sekali bukan kesalahannya sudah memakan habis pikirannya dan membuat hatinya bergulat dengan rasa khawatir.

"Kalau lo gak sanggup, biar gue yang gantiin" final Faisal.

Kavin reflek langsung menatap Faisal, ia terkejut dengan ucapan cowok itu yang terdengar seperti serius "lo mau mati?" Tanyanya.

Faisal melirik sekilas Kavin "definisi mencintai selain kehilangan adalah pengorbanan, kalau lo mau menjaganya berarti lo harus jadi perisai buat dia dan membiarkan tubuh lo di hantam penuh luka dan darah" jelasnya "lepas ikatan lo kalau emang dia masih anggap lo sahabatnya dia akan percaya dan kembali sama lo" menoleh Kavin.

KAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang